Ada waktunya, kita akan benar-benar harus memilih tanpa
menengok ke arah manapun untuk bertanya, apakah pilihan kita benar atau salah.
Jadi keharusannya adalah, bagaimana menjadikan diri kita sebagai penjawab utama,
dan inilah arti dari memimpin diri yang sebenarnya. Jadi yang terpenting adalah
membuat diri kita mampu memilih pilihan yang sesuai dengan diri sendiri.
Sebelum itu, pertanyaan supernya adalah : Bagaimana caranya
kita me-mampukan diri memilih pilihan yang sesuai dengan diri sendiri?
Perlu digaris bawahi, bahwa yang terpenting adalah memilih
pilihan yang sesuai dengan diri sendiri. Bukan memilih pilihan yang benar. Sekarang
bukan perkara benar atau salah. Berbicara benar dan salah akan menjadi sangat
subjektive, tergantung dimana kita meletakkannya dan dari sudut mana kita
melihatnya. Jadi bukan lagi tentang benar atau salah nya pilihan itu. Karena
didalam pilihan yang benar terdapat pelajaran, dan didalam pilihan yang salah
juga terdapat pelajaran. Hidup adalah pelajaran, butuh kenetralan untuk
menerima pelajarannya.
Kembali kepada cara memampukan diri memilih? Mau tidak mau, satu-satunya
cara adalah dengan meng-upgrade diri. Mesin yang lebih canggih, akan
menghasilkan output yang lebih bagus bukan? Begitu juga dengan diri, untuk
membuat pilihan yang sesuai dengan diri, maka diri kita lah yang perlu di
upgrade terlebih dahulu. Kita harus mau meng-upgrade cara kita memperhatikan,
cara kita berpikir dan cara kita menentukan.
Apabila Anda merasa diri Anda sekarang belum mampu, maka
kemampuan itu harus Anda pilih untuk hadir. Hidup adalah kumpulan pilihan,
tugas manusia adalah memilih.
Ada tiga langkah paling esensial dalam memilih
pilihan-pilihan. Jadi, berbekal ketiga langkah ini, diharapkan kita mampu memilih
banyak pilihan-pilihan yang sesuai dengan diri sendiri :
1. MEMPERHATIKAN
Memperhatikan pilihan secara
spesifik, itulah yang kita maksud disini. Di fase awal ini, kita mulai
memperhatikan pilihan-pilihan yang akan dipilih dari segala sudut pandang. Kita
harus melakukan ini dengan kenetralan penuh. Kesampingkan dulu
penilaian-penilaian negatif. Biarkan segala kemungkinan muncul, tanpa dihakimi
terlebih dahulu. Cukup kita perhatikan saja segala kemungkinan itu.
Memperhatikan berbeda jauh dengan
melihat. Saat melihat kita tidak bisa menyerap informasi apa-apa didalamnya,
kita hanya meng-amini wujudnya saja. Berbeda saat memperhatikan, kita bukan
hanya meng-amini wujudnya, namun juga esensinya, makna dibaliknya, hakikatnya,
pengertian-pengertiannya, fungsi-fungsinya, problematikanya, artinya dan lain
sebagainya. Dimana ini semua akan terlewat begitu saja, jika kita hanya
melihat. Dengan kata lain, dengan memperhatikan kita bisa melihat wujud inti
segala sesuatu, bukan sekedar wujud luarnya saja.
Contohnya; seperti melihat sebuah
pohon atau memperhatikan sebuah pohon. Saat melihat sebuah pohon yang terlintas
dimata Anda hanyalah sekumpulan warna hijau diatas segaris warna coklat, sudah
itu saja. Saat Anda memperhatikan sebuah pohon yang terlihat dimata Anda adalah
kesadaran atau pertanyaan. Oo ternyata daun pohon ini bentuk oval dan ujungnya
sangat mengerucut. Oo ternyata disetiap batang daunnya terdapat paling sedikit
10 helai daun yang berbaris. Oo ternyata batang kayu ini tidak berwarna coklat
utuh, melainkan gradasi antara warna hijau muda, coklat muda dan coklat tua.
Kenapa Tuhan membuat pohon ini? Kenapa Tuhan membiarkannya tumbuh disini,
ditempat yang sama sekali tidak ada yang bisa merawatnya? Oo tapi, meski tidak
ada yang merawat ternyata pohon ini sangat kokoh.
Itulah bedanya melihat dan
memperhatikan. Sudahkan Anda berkaca hari ini? Cobalah Anda berdiri didepan
kaca besar itu lalu perhatikan diri sendiri. Apa yang Anda perhatikan dari
cermin itu, itulah yang akan menentukan hidup Anda kedepannya. Cobalah Anda
lakukan, sekali-kali. Kita sangat jarang memperhatikan diri sendiri secara
detail bukan? Lakukanlah sesering mungkin. Bukan untuk mengagumi diri, tapi
untuk mengingat kembali.
Garis besar dari memperhatikan adalah
memperjelas. Bahwa sebelum mewujudkan keinginan, maka semua keinginan-keinginan
harus diperjelas dahulu sebelum dipilih. Kejelasan ini akan dibutuhkan agar
kita tidak salah memilih nantinya. Salah memilih artinya salah bertindak. Salah
bagi siapa, salah bagi kita sendiri. Karena kita lah yang akan memananggung
semua akibatnya. Sementara obat penawarnya, adalah melihat bahwa didalam
kesalahan itu terdapat pelajaran yang bisa dipetik.
2. BERPIKIR MENDALAM
Setelah memperhatikan tibalah saatnya
pada memikirkan. Seumur hidup memang kita tidak pernah berhenti menggunakan
otak. Otak kita terus menerus bekerja, siang dan malam, bahkan saat tidur atau
melamun sekalipun, otak kita tetap bekerja. Tapi apakah otak kita terus menerus
berpikir mendalam? Belumlah tentu.
Miri-mirip dengan memperhatikan,
berpikir mendalam akan menghasilkan sebuah jawaban. Misi-misi itu disusun
dengan berpikir secara mendalam. Solusi-solusi itu disusun dengan berpikir
secara mendalam. Begitu juga dengan pilihan-pilihan. Kalau kita tidak pernah
memikirkan secara mendalam pilihan-pilihan dalam hidup ini. Pasti kita sudah
mensia-siakan segala-galanya.
Berpikir mendalam adalah memikirkan
apa yang telah kita perhatikan. Proses berpikir mendalam itu tidak akan
tercapai, bila otak kita tidak terhubung kepada kenetralan, melainkan masih terhubung
kepada egonya. Jadi, ego tidak boleh mengambil alih diri kita. Tapi kita-lah
yang mengendalikannya, bukan menahannya. Anda mengerti maksud kami bukan?
3. MENENTUKAN
Yang sedang kita bahas disini adalah
langkahnya. Langkah akhir dalam kita membuat keputusan adalah menentukan.
Menentukan adalah memilih. Lebih tepatnya memilih pilihan-pilihan yang sudah
diperhatikan dan diberpikirkan secara mendalam terlebih dahulu. Menentukan
berbeda dengan menetapkan. Menetapkan adalah tugasnya Tuhan. Sementara menentukan,
itu masih tugasnya manusia. Kita diberi akal pikiran untuk menentukan mana yang
baik dan mana yang buruk.
Sebenarnya seberapa sering kita
menentukan sesuatu secara individu dalam hidup ini? Kalau dihitung sebenarnya
hanya beberapa saja. Sangat beruntung mereka yang bisa hidup dengan memiliki
kekuatan menentukan. Kami sebut kekuatan
adalah karena tiap kita memiliki belenggu untuk menentukan sesuatu, bahkan
untuk hidup kita sendiri. Belenggu itu adalah nilai-nilai orang lain. Mereka
yang masih memikirkan penilaian orang lain, selalu akan mentok dengan proses
ini.
Proses dimana dia akan menentukan.
Biasanya mereka akan terus menerus meminta pendapat dan peng-aminan dari
individu-individu lain. Baik dengan cara bertanya, berkonsultasi, meminta
komentar dan menanyakan penilaian individu lain. Lalu pada akhirnya dia tidak
menentukan apa-apa, karena yang menentukan adalah individu-individu lain.
Akhirnya dia hanyalah peng-amin dan pelaksana saja. Padahal dia sendirilah yang
nantinya akan mempertanggung jawabkan dan merasakan segala konsekuensi
pilihannya.
Kami tidak bilang bertanya,
berkonsultasi, meminta komentar dan menanyakan penilaian adalah hal yang salah.
Kita bebas melakukan itu semua, asalkan itu tidak mempengaruhi diri secara
keseluruhan. Sehingga, nilai-nilai pribadi hilang, dan tergantikan oleh
nilai-nilai orang lain. Kita tetap harus memikirkan kembali segala input yang
diterima, lalu menyaringnya berdasarkan nilai-nilai diri sendiri.
Saya yakin kita sudah sangat mengerti
maksud point menentukan ini. Yaitu, jadilah diri sendiri. Tentukanlah hidup
kita sendiri. Ini hidup kita, bukan hidup bos, bukan hidup orang tua atau
pasangan. Bahkan DIA pun memberikan kita kekuatan memilih, lalu apa yang
mengganggu kita dari menentukan pilihan kita sendiri? Nilai-nilai kenormalan
orang lain, itukah yang menghalangi? Mereka yang diluar diri kita pun memiliki
kehidupan yang harus mereka jalani.
Masing-masing kita adalah pemimpin
untuk diri-dirinya sendiri. Tugas seorang pemimpin adalah menentukan. Kita lah
satu-satunya pemimpin bagi diri sendiri dibumi raya ini. Jangan jadikan
penilaian orang lain sebagai pemimpin kita. Tentukanlah pilihan, karena murni
kita memilihnya seperti itu.
Inilah tiga langkah yang akan kita pakai dalam memilih
pilihan-pilihan. Intinya adalah, jadilah sadar dengan pilihan diri sendiri.
Perhatikan pilihan-pilihan dalam hidup secara seksama. Lalu pikirkanlah secara
mendalam setiap hal-hal yang diperhatikan. Tips terpenting yang tidak boleh
diabaikan adalah, lakukan ketiga step ini secara netral.
Salam Semesta
Copyright © www.pesansemesta.com