Laki-laki itu berjalan
menyelusuri bukti-bukit tinggi. Dia pergi kembali kepada alam. Alam adalah
rumah kedua baginya, sungai, rerumputan padang safana, bahkan sahara pun telah
berhasil dia lewati. Setiap berada ditengah-tengah alam dia selalu bertanya “Dimanakan
DIA berada?” laki-laki itu menyadari kekosongan jiwanya.
Itulah kenapa dia selalu kembali
kepada alam. Karena dia percaya alam adalah kreasi SANG PENCIPTA dan Laki-laki
itu percaya alam mampu memberikan jawaban dari kekosongan jiwanya. Tapi sejauh
dia berjalan menyelusuri bukit-bukit, tetap dia tidak menemukan apa yang dicari.
Sampai suatu hari, saat dia berada diatas ketinggian bukit yang dikelilingi sungai. Dia berteriak “Haruskan aku terjun dari gunung ini, tenggelam dikedalaman sungai itu, dimakan oleh ikan-ikan buas yang lapar baru aku bisa menemukanMU? Aku sudah pergi dari satu alam, menuju alam lainnya hanya untuk mencariMU. Aku lelah dan bosan. Aku merindukanMU, tapi tidak jua KAU muncul menghapus kerinduanku. Hatiku tetap hampa dan merindukanMU, dan KAU seakan tidak peduli. Baiklah kalau begitu biarkan aku terjun untuk menemuiMU”
Sampai suatu hari, saat dia berada diatas ketinggian bukit yang dikelilingi sungai. Dia berteriak “Haruskan aku terjun dari gunung ini, tenggelam dikedalaman sungai itu, dimakan oleh ikan-ikan buas yang lapar baru aku bisa menemukanMU? Aku sudah pergi dari satu alam, menuju alam lainnya hanya untuk mencariMU. Aku lelah dan bosan. Aku merindukanMU, tapi tidak jua KAU muncul menghapus kerinduanku. Hatiku tetap hampa dan merindukanMU, dan KAU seakan tidak peduli. Baiklah kalau begitu biarkan aku terjun untuk menemuiMU”
Bersama kemarahannya laki-laki itu pun berlari sampai
selangkah lagi menuju jatuh. Lalu setiba-tiba kaki laki-laki itu menjadi keras
dan Semesta pun berbicara :
“Kenapa kau begitu buta dan
sombong? Kau merasa memiliki segalanya. Padahal segala yang kau miliki adalah
diriNYA. Berpikir kau akan menemukanNYA didalam alam. Tapi kau berlari
menelusuri alam, berpikir kalau tubuhmu adalah dirimu. Padahal itu adalah
diriNYA. Kau mengeluh mencari diriNYA,
berpikir kalau rasa itu adalah murni milik jiwamu. Padahal jiwa itu adalah diriNYA. DiriNYA
yang juga merindukanmu, berharap kau kembali
kepada diriNYA. Berharap kau mengingat bahwa kau dan DIA adalah satu”
Sahabatku… Jangan mencariNYA
didalam alam, sampai Anda menyadari dengan SIAPA Anda menelusuri alam. Kesudut Semesta
manapun Anda pergi, alam hanya akan menjadi hiburan mata ego Anda, dan sama
sekali tidak akan mendekatkan diri Anda kepadaNYA, kecuali kalau Anda menyadari
dengan SIAPA Anda menelusuri alam. Arti dari kembali kepada alam adalah bersamaNYA
kembali membawa jiwa mendekat kepada Semesta dan SANG PENGHIDUP.
Salam Semesta
Copyright © www.pesansemesta.com
IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7