Setiap kita adalah unik dan
sempurna. Masing-masing kita sudah dibuatkan kemampuan yang sempurna. Tugas
kita hanya lah menemukan kesempurnaan itu, dan berperan dengannya. Kalau
dipikir-pikir berarti sekarang tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk
bukan?
Peran saya adalah mendidik
anak-anak saya. Peran saya adalah berbagi kemakmuran. Peran saya adalah
melindungi kehidupan tumbuhan. Peran saya adalah memotivasi. Peran saya adalah
untuk menjaga kebersihan. Peran saya adalah untuk menghadirkan makanan yang
sehat. Peran saya adalah berbagi kebahagiaan. Masing-masing kita akan menjawab
peran yang berbeda dihidupnya.
Peran bukan untuk dibanggakan. Peran
menjadi fungsi kita dalam hidup ini, kebaikan yang kita torehkan didalam
Semesta. Tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Karena perbedaan peran masing-masing
kita lah yang membuat hidup ini utuh dan seimbang. DIA sudah mengaturnya
sedemikian rupa, tinggal kita menemukan peran kita, dan menjalaninya dengan penuh
rasa syukur dan pengabdian.
Jadi mulai sekarang, kita tidak
akan lagi meremehkan peran apapun. Saya pernah mendengar cerita tentang seorang
kakek penyapu jalanan yang ternyata dia hidupnya berkecukupan. Masing-masing
anaknya sudah hidup mapan. Ketika ditanya, kenapa masih mau menyapu jalanan?
Dengan tulus dia menjawab, karena dia senang melihat kotanya bersih. Sangat
tulus bukan? Dia tidak lagi melakukannya untuk sebuah pujian apalagi materi.
Karena itu adalah panggilan perannya dan dia menyambutnya.
Apabila kakek ini adalah pemuja
nilai-nilai orang lain, dia pasti tidak akan menyambut perannya. Tapi ternyata
dia tidak, dia tidak mempedulikan omongan orang lain yang berkata ‘kenapa masih
mau menyapu jalanan padahal sudah mapan?’ atau yang berkata ‘penyapu jalanan
kan bukan pekerjaan yang bagus, itu kan pekerjaan jorok’. Tapi si kakek
pemberani ini hanya mengikuti apa hasrat hatinya berkata. Inilah yang saya
maksud dengan peran dari Universe.
Tugas kita sekarang adalah untuk
menemukan peran itu, cara yang paling simpel adalah dengan mencari hasrat hati
yang terdalam. Hasrat hati itu memang bisa ditemukan. Selama ini dia tidak
tersembunyi, hanya saja kita belum menemukannya. Kita memang harus menemukan si
hasrat hati ini. Karena belum tentu kita sudah menemukannya, meski kita sudah merasa
sangat sibuk. Berangkat jam 7 pagi
pulang jam 8 malam selama enam hari dalam seminggu.
Untuk menemukannya. Coba Anda
bertanya didalam kesibukan Anda itu “Apakah ini benar-benar hal yang akan saya
lakukan dengan rela seumur hidup saya?” Apabila jawaban jujurnya adalah IYA. Maka kemungkinan besar Anda telah
menemukan hasrat hati Anda. Saya sangat senang apabila Anda memang sudah
menemukan dan menjalani peran sesuai hasrat itu. Selamat! ANDA TELAH SANGAT
BERHASIL.
Perlu diketahui, hasrat hati itu
bukan dari dorongan ego. Hasrat hati adalah murni dariNYA agar Anda berperan
didalam Semesta raya ini. Jadi, mungkin hasrat hati Anda tidak akan memenuhi
ego Anda. Seperti contoh si kakek diatas. Egonya mungkin akan berkata lain.
Tapi dia sangat menghormati hasrat hatinya untuk berperan.
Hasrat hati atau yang sering kita
sebut passion memang harus kita
temukan, sedini mungkin lebih baik. Mungkin dahulu orang tua kita belum sempat
menanyakan dan membantu kita menemukan hasrat kita apa. Mungkin dahulu mereka
hanya menanyakan berapa nilai matimatikanya, sejarahnya, bahasa inggrisnya.
Mohon pola orang tua kita diatas jangan diulang kembali. Apabila Anda orang tua
juga, mulai sekarang coba tengok ke dalam diri anak-anak kita dan bantu mereka
untuk menemukan hasrat tersembunyi mereka. Sadarkan mereka akan nilai dirinya
sendiri, bahwa nilai diri mereka jauh lebih berharga dari pada angka diatas
lembar ujian.
Sampai disini, saya yakin Anda
telah memiliki lebih dari sepuluh juta ton semangat untuk menjalani peran Anda.
Selalu percaya, campur tangan Semesta selalu ada untuk kita. Untuk menuntun
kita tetap berada dijalan yang benar dan pantas menerima takdir yang
sebenarnya.
Salam Semesta
Copyright © www.pesansemesta.com
IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7