Bagaimana menjelaskan bahwa manusia adalah satu dengan universe atau semesta? Pastinya Kami bisa menghabiskan berpuluh-puluh lembar untuk menjelaskan hal ini. Tapi izinkan kami membuat satu penjelasan yang singkat. Mari kita buat satu pertanyaan terlebih dahulu : Apa itu manusia dan apa itu semesta?
Coba hadapkan diri Anda ke depan cermin. Siapakah yang Anda
lihat, tentunya sesosok manusia bukan? Angkat satu tangan Anda dan tataplah.
Dimata Anda itu adalah sebuah tangan. Tangan Anda kelihatan sangat solid
(padat). Tapi cobalah ambil microskop tercanggih untuk melihat tangan itu. Microskop
itu tidak akan melihat tangan itu sebagai sesuatu yang solid lagi. Tapi akan
melihat tangan Anda sebagai kumpulan atom yang terbentuk dari kumpulan energi
yang saling bervibrasi.
Atom adalah partikel terkecil dari sesuatu yang kita sebut
materi. Apabila kita menyusup kedalam atom, maka yang kita dapati hanyalah
kumpulan energi yang saling bergesekan. Inilah dasar yang membentuk struktur
atom. Lewat mikroskop kita akan melihat atom dikelilingi pusaran kecil seperti
tornado, dengan sejumlah pusaran energi yang sangat kecil yang disebut quark.
Apa maksudnya? Maksudnya, tadi saat Anda bercermin,
sebenarnya apa yang terlihat didepan Anda adalah sesuatu yang tidak berwujud,
termasuk mata yang Anda gunakan untuk melihatnya pun sama, begitu juga dengan
cermin, dan ruangan dimana Anda dan cermin itu berdiri pun sama. Segala sesuatu
yang Anda sebut nyata dalam hidup ini, terbuat dari sesuatu yang hampir tidak
bisa disebut nyata oleh mata Anda. Karena apa yang manusia lihat sebagai materi,
tersusun dan terbentuk dari sesuatu yang sebenarnya tidak bisa dilihat secara
kasat mata biasa. Kita hanya mampu melihat hasil akhir dari kumpulan atom, yaitu
bentuk materi. Kita tidak mampu melihat apa dibalik materi, yaitu atom yang berasal
dari energi yang berkumpul dan bekerja membentuk sebuah wujud material.
Selama ini kita diajarkan bahwa hidup adalah apa yang hanya terlihat oleh kedua mata. Tapi kita sendiri tidak menanyakan apa yang sebenarnya kita lihat dalam arti yang sesungguhnya. Kebanyakan kita lebih memilih melihat diri sebagai species berdarah, seperti yang terlihat dicermin. Kita menganggap semua yang kita lihat adalah materi yang padat, padahal mereka bukan. Kita adalah energi yang terbentuk dalam wujud tubuh manusia. Kami sebut tubuh manusia karena memang seluruh yang ada di alam raya ini pada wujud yang sebenarnya adalah energi. Anda dan bangku yang Anda duduki adalah energi. Anda dan kucing yang sedang Anda elus itu pun energi. Anda dan semangkuk popcorn yang sedang Anda kunyah itu pun sama. Lihat ke atas! Langit-langit itu, bintang dan planet itu adalah sama, yaitu energi. Namun dalam wujud bentuk yang masing-masing berbeda.
Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang
mempertahankan identitasnya dalam reaksi kimia. Karena reaksi kimia itulah
akhirnya menghasilkan zat dengan identitas baru, hasil akhir dari pengolahan
unsur-unsur energi itu akhirnya membentuk semesta dan isinya. Kepercayaan
terdahulu, bahwa semesta hanyalah material yang bersifat fisik yang merupakan
inti dari pengetahuan ilmiah telah lenyap. Jauh-jauh hari, para ilmuwan sudah
menyadari bahwa segala sesuatu di semesta ini terbuat dari energi. Tubuh
manusia dan seluruh yang terdapat di dalam semesta ini tidak lain terbentuk
dari kumpulan atom-atom. Atom tidak memiliki struktur fisik. Atom adalah
99,99999% energi, dan 0,00001% zat fisik, maka seluruh semesta ini pada wujud
aslinya tidak berwujud apa-apa selain energi. Termasuk didalamnya manusia.
Apakah bertentangan kalau kami berkata “manusia dan semesta
adalah satu”? SAMA SEKALI TIDAK! Pikirkan kembali apa yang membuat kita
berbeda; apakah itu sebuah identitas, sebuah warna, jarak, harga, pengalaman,
bentuk? Baiklah.. semua itu memang benar, memang perbedaan itu nyata dimata
kita. Kita masih hidup didalam dualitas dan identitas. Tapi saat kita bertanya
apa itu manusia dan apa itu semesta? Urutan jawabannya akan tetap sama,
bagaimana pun pengertian, penjabaran, dan identitasnya, tetap akan berujung
kepada energi. Kita dan semesta berasal dari unsur yang sama yaitu energi.
Itulah kenapa SANG PENCIPTA tidak membutuhkan nama, gelar
atau jabatan untuk mengenal ciptaanNYA. Kita adalah kita. Untuk menyatu dengan
semesta kita tidak memerlukan label atau identitas. Inilah jawaban, jika kita
benar-benar ingin mengamati diri kita sendiri dan mencari tahu siapa kita sebenarnya.
Manusia adalah energi. Semesta adalah energi. Semesta adalah hasil kreasi SANG
PENCIPTA. Manusia adalah hasil kreasi SANG PENCIPTA. Kita adalah satu. Kita
adalah sama. Apa yang membedakan kita adalah identitas yang kita labeli sendiri.
Apakah SANG PENCIPTA akan mempertanyakan label itu? Kita akan bahas pada
kesempatan selanjutnya.
Mulai sekarang, saat Anda melihat bintang pada malam hari.
Matahari yang terbit dan tenggelam. Pohon-pohon didalam hutan. Air yang
mengalir dari keran kolam Anda. Awan hitam yang berjejer membawa hujan. Bahkan
Anda hanya melihat benda bulat yang mereka sebut planet-planet di selembar
cover majalah. Atau apapun yang mengingatkan Anda tentang semesta. Sadarilah, bahwa
semesta itu berada didalam diri Anda dan Anda berada didalam semesta. Kita
selalu satu, terlepas dari Anda menyadarinya atau tidak, koneksi itu selalu
ada, percayalah! Kalau Anda merasa koneksi itu terputus, maka hal yang harus
Anda lakukan adalah membangunnya kembali. Jadilah satu kembali dengan semesta.
Salam Semesta
Copyright author © www.pesansemesta.com
IG : @PesanSemesta.ig . FB : PesanSemesta.7