Pernahkah Anda melihat orang yang
bersikap dengan tingkat pemakluman yang sangat tinggi.
Saat seseorang pengendara motor menabrak
spion mobilnya, alih-alih marah sambil tersenyum dia membuka kaca membenahi
spion sambil berkata “kasihan, dia pasti sedang sangat buru-buru”
Saat seseorang menyerobot
antriannya di rumah sakit, dia hanya mengangguk wajar.
Saat anaknya berkelahi dengan
temannya dan pulang dalam kondisi menangis, dia tidak ikut marah tapi memaklumi,
namanya juga anak-anak.
Saat tetangganya mendendangkan
lagu disko sampai terdengar keluar sebaris komplek. Dia hanya tersenyum dan
berpikir mungkin tetangganya sedang sangat senang, karena itu dia menyanyi.
Bukankah orang diatas ini sangat
positif, dan karenanya dia mampu memaklumi?
Sahabatku… Sikap memaklumi muncul
karena seseorang memiliki positif didalam jiwanya. Karena positif itulah
akhirnya dia memiliki pikiran yang positif, karenanya itu dia tidak menuduh
orang lain negatif. Karena positif itulah akhirnya dia memiliki perasaan yang
positif, karenanya itu dia tidak berburuk sangka dengan keadaan. Karena positif
itulah akhirnya dia memiliki sikap yang positif, karenanya itu seluruh tindakannya
adalah kebaikan.
Jadi kalau seseorang itu kurang
memaklumi, apakah berarti dia negatif?
Bayangkan seperti ini sahabatku… Manusia
adalah energi yang terus bervibrasi. Kalau kita memancarkan vibrasi positif,
apakah kita akan menerima vibrasi negatif? Tidak bukan, bukan begitu cara energi
bekerja. Kalau kita positif, pasti kita akan menerima vibrasi positif juga.
Alhasil tidak akan ada hal yang mampu menggangu kita. Begitu juga kalau vibrasi
yang kita pancarkan negatif, maka kita akan menerima vibrasi negatif juga. Alhasil
kita akan dikelilingi oleh hal yang terus mengganggu kita.
Bagi seseorang yang memikiki banyak
negatif, kejadian seperti menabrak spion, menyerobot antrian, berkelahi dengan
anak, dan lagu yang berisik adalah hal yang mengganggu. Tapi tidak bagi mereka
yang positif, kejadian seperti itu tidak akan menggangu mereka, dan itulah
sumber alasan pemakluman mereka, yaitu diri yang positif.
Hidup selalu tentang bagaimana
persepsi kita melihatnya. Bagi si A pemimpin itu jelek, tapi kalau bagi B pemimpin
itu bagus. Bagi A pemimpin itu sangat bagus, tapi kalau bagi B pemimpin itu
sangat tidak bagus. Kalau seperti ini cara kerjanya, berarti bukan masalah pemimpinnya
bukan, namun yang melihat pemimpin itu. Bukan begitu?
Seberapa positif diri Anda, jawabannya
akan sangat menentukan pemakluman Anda juga. Karena pemakluman Anda adalah
refleksi dari positif yang sengaja Anda tanam.
“Yang sengaja Anda tanam” garis
bawahi hal ini sahabatku… Positif atau negatif adalah yang Anda pilih untuk
menjadi diri Anda. Cara Anda berpikir, berperasaan dan bersikap adalah pilihan
diri Anda. Agama apapun tidak akan ada yang bisa menentukannya, sepositif
apapun orang tua tidak juga bisa menenetukannya, karena hanya Andalah
penentunya. Positif atau negatif bukan sebuah ketetapan takdir melainkan pilihan.
Lalu bagaimana caranya kita
memilih menjadi positif? Padahal hidup selalu tentang bagaimana persepsi kita
melihatnya, bisa saja bagi Anda itu positif dan bagi dia itu tidak, lalu
bagaimana??
Kalau pertanyaannya seperti itu, maka
belok-kan lagi pertanyaannya kepada diri Anda sendiri. Bagaimana menurut Anda,
apakah seseorang yang menabrak spion Anda itu melakukan kebaikan buat Anda?
TIDAK
Bagaimana menurut Anda, apakah
seseorang yang menyerobot antrian Anda itu melakukan kebaikan buat Anda? TIDAK
Bagaimana menurut Anda, apakah anak
yang berkelahi dan memukul anak Anda itu dia melakukan kebaikan buat Anda?
TIDAK
Bagaimana juga menurut Anda
apakah tetangga Anda, yang mendengarkan lalu terlalu berisik itu dia melakukan
kebaikan buat Anda? TIDAK
Lalu bagaimana sahabatku… Apakah
Anda mau diperlakukan seperti itu tanpa diberi sedikitpun kebaikan? TIDAK
Kalau begitu jadilah positif
dengan selalu melakukan kebaikan yang diinginkan orang lain. Bukan karena
kepentingan peribadi Anda, bukan atas nama pahala, bukan pula atas nama sebuah
balasan, ketenaran atau kata terimakasih.
Positif adalah melakukan kebaikan
dengan ketulusan, hanya karena ingin melakukan kebaikan. Semakin banyak
ketulusan yang Anda sebar. Semakin banyak pula positif didalam diri Anda. Dan
semakin banyak positif itu maka positif akan muncul sebagai wujud pemakluman. Akhir
kata kalau sudah begitu. Selamat sahabatku… Tidak ada hal yang akan menganggu
Anda dalam hidup ini. Berbahagialah terus Anda bersamaNYA.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com