Jadi begini, apa yang dimaksud
dengan kesadaran baru dalam realita lama adalah saat dimana diri kita sudah
menerima pemikiran yang merubah persepsi dan paradigmanya, namun kita masih
berkutat dengan realita yang penuh dengan dogma dan doktrin lama.
Contohnya, Anda sudah mengetahui
bahwa realita Anda tercipta berdasarkan hasil pikiran dan perasaan Anda. Anda sudah
meng-amini dan percaya bahwa saat Anda memikirkan kesusahan, maka kesusahanlah
yang Anda terima. Namun disisi lain, Anda masih terikat erat dengan dogma dan
doktrin lama yang mengatakan “hidup ini sulit dan kita harus bekerja keras
denganya”. Padahal disatu sisi pikiran Anda sudah tidak meresonate lagi dengan
pernyataan dogma dan doktrin lama ini. Tapi disisi yang lain Anda pun merasa
tidak berdaya, karena Anda masih harus terus berenang didalam doktrin dan dogma
itu.
Jadi Anda merasa memiliki hal
yang terus bertolak belakang didalam diri. Penolakan ini sebenarnya sangatlah
wajar, hanya memang sedikit menyiksa batin. Pada sesi ini keyakinan Anda memang
sedang dipertaruhkan. Lalu apa yang harus kita lakukan dengan ini?
Lebih tepatnya : Apa dan bagaimana sikap terbaik dalam
menjalani proses masuknya kesadaran baru? Sementara lingkungan kita masih
memegang dogma dan doktrin yang lama.
Ini adalah kunci yang harus
selalu Anda pegang. Pertama, Anda tidak akan pernah tahu kapan DIA akan
mengetuk jiwa Anda untuk menerima kesadaran baru, apapun itu bentuknya, sekali
lagi apapun itu bentuknya. Kedua, kesadaran adalah sebuah anugerah. Kesadaran,
bukan hal yang bisa Anda paksakan masuk. Hanya DIA yang mampu membolak-balikkan
hati. Memberi atau tidak memberi kesadaran.
Dari dua kunci diatas, maka sikap
terbaik saat kita menyadari bahwa ternyata ada sebuah kesadaran baru yang
masuk, yang merubah persepsi dan paradigma kita adalah dengan menyikapinya
dengan 5 sikap awal ini :
1.
SYUKUR
Bersyukur atas
anugerah kesadaran yang Anda rasakan. Resapi arti kesadaran Anda sebagai sebuah
anugerah dariNYA. Berbahagialah dengan anugerah itu. Kesadaran bukanlah sesuatu
yang datang secara kebetulan. Kesadaran adalah jawaban-jawaban dari pertanyaan
batin kita yang tidak kita mengerti. Kesadaran adalah sebuah panggilan ilahi.
Jadi apabila Anda sedang merasakan datangnya kesadaran baru, tersenyumlah! Jangan
melihat dari mana datangnya kesadaran itu, siapa yang mengucapkannya, atau
siapa yang menulisnya. Apa pun kesadaran adalah DIA yang sedang mengetuk jiwa
Anda.
2.
MEMPROSES
Baik, setelah
berhasil mensyukuri kesadaran sebagai sebuah anugerah. Langkah selanjutnya
adalah memproses. Disini Anda akan mulai masuk kedalam kesadaran itu secara
perlahan-lahan dan akhirnya mengaplikasikannya kedalam kehidupan. Memang akan
muncul kejanggalan pada awal mula dalam mengaplikasikannya. Namun
perlahan-perlahan itu akan menjadi keniscayaan dalam hidup Anda. Berapa lama
waktu yang kita butuhkan? Tidak ada tenggang waktu dalam proses kesadaran
menjadi keniscayaan. Kita hanya perlu bergerak mengikuti alur semesta.
3.
BERTAHAN
BERTAHAN, satu
kata yang terdengar penuh dengan perjuangan, tetesan darah, air mata dan ribuan
peluh keringat. Namun memang seperti itu sahabatku, buah dari kesadaran adalah
sesuatu yang sangat indah, dan DIA tidak pernah menghilangkan kata ‘proses’.
Jadi, bertahanlah dengan proses itu! Jangan goyah hanya karena pasangan Anda
tidak mendukung kesadaran baru itu. Jangan lunglay hanya karena sahabat Anda
tidak mengerti kesadaran baru itu. Jangan pula berlari hanya karena kelompok
Anda mencibir kesadaran baru itu. Kesadaran itu hadir sebagai anugerah untuk
Anda, bukan bagi mereka yang belum memiliki kesadaran itu.
4.
TIDAK
MENILAI
Siapakah yang
pantas menilai jiwa seseorang, selain SANG PEMILIK JIWA itu sendiri bukan? Lalu
kenapa Anda biarkan kesadaran itu berbuah menjadi sebuah penilaian. Bukan
berarti mereka yang belum memiliki kesadaran yang sama dengan Anda lebih rendah
dan pantas Anda rendahkan. Bukan juga karena Anda dianugerahi kesadaran dan
lantas Anda menjadi lebih unggul.
Penilaian kita
kedalam dan keluar akan selalu menjadi boomerang bagi kesadaran itu sendiri.
Apalah artinya kesadaran itu kalau bukan untuk memperbaiki jiwa. Lalu kenapa
malah kita mengotori jiwa karena kesadaran itu? Lalu siapakah yang mengotori
jiwa itu kalau bukan ego.
Ego kita untuk
dilihat lebih pintar, lebih mengerti, lebih alim, lebih jago, dan lebih-lebih
lainnya. Sehingga kita menjadikan kesadaran yang baru dimulai dan belum
apa-apanya ini sebagai senjata bagi ego untuk beraksi. Beraksi mencitrakan diri
dan memenuhi kehausanannya akan sebuah penilaian. Padahal hanya DIA lah yang
pantas menilai.
5.
MEMBANGUN
KEBERSAMAAN
Sahabatku…
dengan siapa Anda menjalani kesadaran ini kalau bukan bersamaNYA. Jangan sampai
diri kita lengah untuk selalu membangun kebersamaan, dengan selalu merasakan
kebersamaan diri denganNYA. Rasakanlah selalu kebersamaan Anda bersamanNYA.
Selalu bersamaNYA. Senantiasa bersamaNYA apapun, dimanapun dan kapanpun. Anugerah
ini adalah dariNYA, dan bersamaNYA kita mensyukuri, memproses, bertahan dan
membersamai.
Sahabatku… Kesadaran adalah buah
dari jiwa yang merindu untuk menemui pembuatnya. Setiap orang akan selalu
menerima kesadaran apapun bentuknya, karena DIA tahu jauh didalam lubuk jiwa
terdalam kita memang merindukanNYA.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com