Siang ini Anda tampak sangat
kecewa dengan buah mangga yang Anda kupas. Dari luar mangga itu terlihat sangat
besar, berwarna hijau ke orenan yang ranum. Saat dipegang daging buah mangganya
terasa sangat padat. Tapi ternyata rasanya sangat jauh dari ekspektasi Anda. Rasanya
sangat hambar, daging buah mangganya pun terlalu berair. Anda pun memilih membuang
potongan mangga itu. Lalu bergegas keluar lagi untuk memetik buah mangga yang
lain.
Anda mulai memperhatikan satu
persatu kumpulan mangga diatas pohon Anda itu. Oooh ternyata ada satu yang
menurut Anda pantas untuk dimakan. Lalu Anda pun mengambilnya, kembali
memotongnya dan kembali harus kecewa dengan hasilnya, ternyata sama saja dengan
yang tadi. Rasanya hambar dan daging mangganya terlalu berair. Sekali lagi Anda
memilih membuang potongan mangga itu.
Sore harinya terdengar ketukan
pintu. Ternyata itu tentangga Anda, dia datang dengan membawa sekantong penuh buah
mangga. Anda menerimanya dengan senang. Selepas tetangga Anda pulang, dengan
sigap Anda langsung mengupas mangga-mangga itu. Dari jenisnya mangga ini sama
dengan mangga Anda. Hanya ukurannya lebih kecil, warnanya tidak terlihat ranum,
hanya hijau polos tanpa ada ke orenan. Dengan ragu Anda menggigit buah mangga yang
sudah terkupas itu. Oh ya ampun… Bagaimana bisa buah mangga ini sangat
sempurna, rasa manis dan asamnya mangga sangat pas, dan dagingnya sangat tebal.
Setelah menikmati mangga itu,
dengan penasaran Anda coba lewat ke rumah tetangga Anda. Tadi dia bilang, kalau
mangga-mangga itu adalah hasil dari pohon mangga yang dia tanam didepan
rumahnya. Sekarang Anda semakin terkejut ternyata pohon mangga yang tetangga Anda
tanam, tidak lebih rimbun, tidak lebih besar dan sama sekali tidak berbuah
sebanyak pohon mangga Anda. Tapi Anda mengakui kalau buahnya jauh lebih
berkualitas dari buah pohon mangga Anda yang lebih rimbun, lebih besar dan
lebih banyak buahnya.
Sore berganti malam, diatas
tempat tidur Anda merenung. Ternyata pohon Anda yang lebih besar tidak bisa
menghasilkan buah yang lebih baik.
Sahabatku… Dari cerita sederhana diatas
tentu Anda sudah bisa menyimpulkan, sejatinya seluruh tanaman akan berbuah
persis sesuai dengan kualitas benihnya. Benih yg tidak bagus akan menghasilkan
buah yang tidak bagus. Begitu juga sebaliknya, benih yang bagus akan
menghasilkan buah yang bagus pula.
Jadi sebelum menanam apapun, benih
apa yg kita pakai itulah yang terpenting. Begitu juga dengan kebaikan yang kita
tanam sahabatku… Uang 100 ribu yang Anda berikan, tetap bernilai 100 ribu. Begitu
juga dengan 100 juta yang Anda berikan, tetap akan bernilai sama. Kebaikan akan
tetap sampai kepada yg menerima kebaikan dengan jumlah dan bentuk yang tidak
kurang, tidak juga lebih.
Namun bagaimana dengan buahnya ? Siapa
lagi yang akan memetik dan menerima buahnya kecuali Anda sendiri bukan?
Kalau dalam tiap butir benih kebaikan
yang Anda tanam hanya ada namanNYA. Maka buah dari DIA-lah yang akan Anda petik.
Kalau dalam tiap butir benih kebaikan
yang Anda tanam ada yang namanya pamer, ujub dan ria. Maka buah dari pamer,
ujub dan ria itu lah yang akan Anda petik.
Sahabatku… Hidup ini adalah
pemilik SANG MAHA ADIL. Tidak mungkin kita mengelabui apapun untuk mendikte ke
Maha AdilanNYA. Tidak dengan aksi kita, tidak dengan ucapan kita, tidak pula
dengan niat kita.
Jadi benih kebaikan apa yang akan
Anda tanam sahabatku ?
Apapun benih kebaikan yang Anda
tanam.. Apapun itu, itu adalah benih Anda sahabatku… Buah yang akan Anda petik
dalam hidup ini.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
IG : @pesansemesta.ig - FB: pesansemesta.7