Justru bukankah karena kita mencintaiNYA
maka kita merindukanNYA? Benar memang, memang kita harus terlebih dahulu
mencintai baru merindukan.
Tapi sahabatku… Bagaimana bisa
kita merindukan yang dekat? Karena logikanya memang kita selalu merindukan yang
jauh. Bagaimana bisa kita merindukan yang membersamai? Karena logikanya kita
selalu akan merindukan yang terpisah. Lalu bagaimana bisa kita merindukan
sesuatu yang sudah menjadi satu? Karena lagi-lagi logikanya kita tidak mungkin
merindukan yang menyatu.
Sahabatku… Rasa rindu yang masih kita
rasakan adalah pertanda, kalau kita masih harus mendekat, membersamai dan terus
menerus mengirim rindu.
Biarkan saja seperti itu. biarkan
saja kita terus merindukanNYA, sampai suatu hari jiwa ini tidak lagi merindui,
karena jiwa ini sudah benar-benar bersamaNYA, mendekatiNYA, dan jiwa ini berkata
cukup sudah merindu, jangan lagi merindukanNYA! Kau sudah menyatu denganNYA.
Sahabatku… Mohon jangan salah
mengerti tentang menyatu denganNYA. Menyatu denganNYA adalah menjadi satu
bagian denganNYA dalam tiap layar kehidupan. Kita tidak menunggu menyatu
denganNYA setelah kematian seperti yang sering dibicarakan. Justru malah kita
harus bisa menyatu denganNYA dalam kehidupan. Karena kita harus hidup untuk
menikmati rasa penyatuan itu.
Sahabatku… Bukankah sebuah keindahan
menyatu dengan yang dirindukan? Bukankah jiwa kita sekarang merindukan
keindahan itu? Kalau begitu teruslah merindukanNYA. Sampai jiwa ini berkata
jangan lagi merindukanNYA ! Kau sudah menyatu denganNYA.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
IG : @pesansemesta.ig - FB: pesansemesta.7