Udara diluar sini sangat panas
dan Anda mengharapkan hujan turun. Anda mencoba berbicara kepada semesta agar
segera menurunkan hujan, tapi semesta tidak menggubris Anda. Panasnya tetap
mencolok dan keinginan Anda akan turunnya hujan jadi semakin memuncak. Terus-terusan
Anda mengipas-ngipas, mengintip keatas awan silau itu sambil menggerutu,
mengeluhkan panas, mengeluhkan panas dan mengeluhkan panas. Tetap awan mendung
itu tidak muncul juga. Anda pun menjadi lelah sendiri dan bosan. Saking tidak
tahannya Anda pun buru-buru masuk ke rumah masih sambil menggerutu “hufh panas banget diluar” buru-buru
mengambil remot AC dikamar sambil menggerutu lagi “hufh panas banget”. Andapun akhirnya tertidur dengan AC yang
suhunya tersetting full.
Setengah jam kemudian suara petir
membangunkan Anda. “HOH hujan… waduhh”
masih dalam kondisi setengah sadar Anda berlari menuju jemuran cucian”Yaah hujan lagi… basah semua deh cucian yang
udah kering”. Sambil mengeluh Anda memasukkan kembali semua cucian itu
kedalam mesin cuci. Lalu setelahnya kembali lagi ke kamar. Membuka pintu kamar
tubuh Anda mengigil “ihhh dingin banget
sih AC nya” buru-buru Anda meraih remot AC dan mematikannya.
Diatas adalah cerita yang sama sekali tidak
bermakna bukan? Lalu kenapa kami menghadirkan cerita diatas adalah untuk
sebentar saja mengingatkan, bahwa manusia memang sangat mudah mengisi mulutnya
dengan keluhan-keluhan.
Kita mengeluhkan macet,
mengeluhkan panas, mengeluhkan waktu, mengeluhkan pekerjaan, mengeluhkan lelah,
mengeluhkan uang, mengeluhkan rekan kerja, mengeluhkan pasangan, mengeluhkan
sakit. Mengeluh… mengeluh dan mengeluh. Parahnya bukan satu dua kali kita
mengeluhkan itu semua, namun berkali-kali dalam berhari-hari, berminggu-minggu
sampai bertahun-tahun kita mengeluh.
Sahabatku… Mari kita coba
merenung sebentar, sebenarnya kenyamanan apa yang kita terima dari mengeluh? Harus
jujur memang mengeluh itu menyenangkan. Apalagi kalau ada yang mau mendengar
dan menanggapi keluhan-keluhan kita, mengeluh pun menjadi semakin menyenangkan.
Namun tahukah Anda kalau mengeluh
secara ilmiah membahayakan diri kita, baik dari diri yang mengeluh maupun yang
medengar keluhan?
Jadi begini, ketika Anda
mengeluh, jasad Anda melepaskan hormon stres kortisol. Kortisol mengubah mode
diri Anda yang seharusnya releks menjadi mode ‘bertarung atau mempertahankan
diri’. Mode ini akan mengarahkan oksigen, darah, dan energi menjauh dari
segalanya kecuali sistem yang penting untuk kelangsungan hidup. Salah satu efek
kortisol adalah meningkatkan tekanan darah dan gula darah sehingga Anda akan
siap untuk mempertahankan diri.
Jadi mengeluh dari sisi kesehatan
sangat merugikan. Dengan mengeluh berarti Anda dengan sengaja memencet tombol
stress dan merubah seluruh sistem jasad Anda untuk mendukung stressnya itu. Kita
harus mengerti bahwa semua kortisol ekstra yang dikeluarkan dengan sering mengeluh
merusak sistem kekebalan tubuh kita dan membuat kita lebih rentan terhadap
kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Itu bahkan membuat
otak lebih rentan terhadap stroke.
Lalu bagaimana efeknya bagi yang
mendengar keluhan? Kalau dari sisi sosial, ternyata mengeluh pun memiliki efek
yang tidak kalah hebat. Tahukan Anda tentang neuronal mirroring ? Jadi sebagai manusia yang memang bersifat dasar
sosial, otak kita dirancang secara alamiah untuk meniru suasana hati
orang-orang di sekitar kita, terutama orang-orang yang menghabiskan banyak
waktu bersama kita. Neuronal mirroring
ini merupakan dasar bagi kemampuan kita untuk merasakan empati.
Jadi boleh saja Anda yang
mengeluh, tapi efek dari keluhan Anda itu dirasakan oleh orang-orang
disekitaran Anda. Lalu membuahkan efek stress yang persis sama seperti yang
Anda rasakan. Karena itulah jangan heran, kalau kita sangat mudah terprovokasi
hanya dari mendengar satu keluhan saja. Karena memang kita itu adalah jasad
yang saling terkoneksi. Maka itu sangat bijaksana sekali untuk tidak selalu
mengumbar keluhan, sama bijaksananya seperti para perokok yang memilih untuk tidak
merokok ditempat umum.
Namun memang butuh kesadaran
tinggi untuk menyadari kalau keluhan-keluhan kita itu tidak lah baik untuk orang
lain, karena saat para pengeluh mengeluh. Para pengeluh secara naluriah ingin
orang-orang bergabung dengan dirinya, sehingga mereka merasa lebih baik tentang
diri mereka sendiri.
Kesadaran akan menjadi ujung
tombak segalanya. Lalu maukah kami ajarkan cara agar disisa hidup kita ini,
kita sama sekali tidak akan pernah mengeluh lagi, atau paling tidak ritme
keluhan kita berkurang? Kami yakin Anda mau. Jadi begini sahabatku… Renungkanlah
empat point dibawah ini :
1# Pikirkanlah tujuan kita mengeluh sebelum
mengeluarkan keluhan
Sebelum
mengeluh, ketahui hasil apa yang kita cari. Jika kita tidak dapat
mengidentifikasi tujuan untuk sebuah kemakmuran bersama, maka ada peluang bagus
kalau kita hanya ingin mengeluh untuk kepentingan ego sendiri. Pikirkan kembali
seberapa penting ego ini perlu Anda bantu. Kalau memang secara logika penting
maka ungkapkanlah keluhan Anda dengan bijak. Jadi inti dari point pertama ini
adalah, jadilah sadar saat mengeluh dan tujuan Anda mengeluarkan keluhan.
2# Pikirkanlah sesuatu yang positif
terlebih dahulu
Misal apabila hari
ini terik panas, maka coba memikirkan hal-hal positif yang bisa didapat dari
panas ini. Seperti jemuran Anda yang lebih cepat kering. Bahkan di terik panas ini
Anda bisa menjemur kasur dan selimut yang sudah lama tidak dijemur. Bayangkan es
krim favorit Anda yang paling enak dimakan saat panas-panas begini. Jadi inti dari point kedua adalah, DIA
tidak pernah menciptakan kesia-siaan dalam tiap sistem yang dibuatnya. Selalu ada
sisi positif bagi mereka yang mau menyadarinya.
3# Pikirkanlah solusi
Alih-alih
menjadi korban dari keluhan Anda, bukankah lebih baik bangun dan memikirkan
solusi. Siapa tahu dari keluhan Anda yang dipikirkan itu, muncul ide-ide
kreatif yang membawa solusi bagi kemakmuran bersama. Inti dari yang ketiga ini
adalah tidak selamanya hal buruk adalah buruk dan harus buru-buru dikeluhkan,
ini semua tergantung dari sisi mana Anda melihatnya. Kaca mata hitam mungkin
tidak akan pernah ada kalau tidak ada yang mengeluhkan silaunya matahari bukan?
4# Pikirkanlah kedamaian
Apakah Anda
mau merusak hubungan Anda dengan partner kerja Anda selama 10 tahun, hanya
gara-gara keluhan yang tidak pada tempatnya? Tidak bukan. Jadi inti dari point keempat
ini adalah, coba pikirkanlah kembali apakah keluhan Anda pantas diucapkan? Apakah
keluhan Anda itu akan merusak hubungan baik Anda?
Sahabatku… Pikiran itu ibarat ladang
tempat kita menanam realita apa saja didalam hidup ini. Masalah kenapa realita yang
kita inginkan tidak selalu berwujud adalah karena, apa yang kita inginkan tidak
selalu selaras dengan pikiran kita. Salah satu tanda ketidakselarasan itu
adalah sekumpulan bait-bait keluhan yang terus menerus kita teriakan.
Jadi semakin kita mengeluh maka
semakin jauh kita dari realita yang diinginkan, dan semakin dekatlah kita
dengan keluhan yang diucapkan. Belum lagi efek negatif bagi kesehatan jasad dan
lingkungan social kita. Bukankah ini mengerikan? Kalaulah memang ini
mengerikan, maka cobalah menjadi sadar dengan segala macam keluhan-keluhan
Anda. Kita hebat bukan karena kita pandai mengeluh, justru karena kita pandai
menjaga kesadaran diri untuk tidak mengeluh.