Sahabatku… Betul memang setiap
kita terlahir dengan jiwa yang sangat bersih. Manusia adalah makhluk yang
terlahir dengan kenetralan sampai lingkungan dan pengalaman kita merubahnya. Tidak
ada yang perlu disalahkan, mungkin memang sudah jalannya seperti itu. Agar kita
bisa menikmati harum wangi dari kenetralan.
Bagi sahabat yang ingin membaca
ulang tentang kenetralan bisa membaca ulang postingan ini https://www.pesansemesta.com/2019/04/menanam-kenetralan.html .
Sahabatku… Karena kita sudah bisa
menikmati harum wangi kenetralan, maka kita juga ingin mengajarkannya
kepada anak-anak kita. Tentunya sebelum mengajarkan, kita harus mengetahui apa
pentingnya kita mengajarkan kenetralan kepada anak, bukankah kalau nanti mereka
sudah dewasa, anak akan mengerti dengan sendirinya?
Sahabatku… Kenetralan adalah
sesuatu yang sengaja ditanam, dia tidak akan tumbuh begitu saja. Tanaman kenetralan
adalah tanaman yang hanya bisa tumbuh didalam jiwa yang suci. Tanaman kenetralan
bukan rumput liar, yang bisa tumbuh dimana saja. Itulah kenapa wanginya sangat
harum. Pada kesempatan selanjutnya kita akan membahas tentang apa itu kesucian jiwa.
Jujur saja, waktu yang berlalu
bisa menghapus atau mungkin juga bisa menebalkan kesucian jiwa seseorang anak. Lingkungan
dan pengalaman dimana anak tumbuh adalah alasan utama terhadap dua pilihan itu.
Jadi memang alangkah indahnya apabila kenetralan sudah ditanamkan sedari kecil,
selain karena jiwa mereka masih belum terkontaminasi oleh lingkungan dan banyak
pengalaman, juga karena agar anak-anak kita mampu lebih cepat mencium harum
wangi kenetralan, tidak terlambat seperti kita.
Lalu bagaimana caranya kita
mengajarkan kenetralan kepada anak?
1# Ajarkan anak arti keseimbangan
Sahabatku… Pertama-tama
ajarkan anak tentang keseimbangan. Ajarkan mereka kalau cantik tidak bisa disebut
cantik kalau tidak ada jelek. Baik tidak bisa disebut baik, kalau tidak ada
jahat. Begitu juga sebaliknya.
Contoh kecil
saat membeli mainan, sekali-kali belikan anak-anak Anda mainan mobilan kecil dengan
harga dua ribu rupiah dan belilah juga mobilan dengan kecil yang sama namun
lebih mahal. Genggamlah kedua mobil itu ditangan Anda, panggillah anak Anda
untuk berkata. “Nak, mama lagi pegang dua mobil, yang satu harganya dua ribu
yang satu harganya lima puluh ribu… Mana yang lebih baik?” Tunggulah sebentar
sampai anak Anda menjawabnya, apapun jawabannya tersenyumlah, lalu jelaskan “Mobil
ini bisa lebih mahal karena mama bandingin mobil ini dengan mobil yang lebih
murah. Jadi bukan berarti mobil yang lebih mahal lebih baik dari mobil yang
murah. Kedua mobil ini memang dibuat untuk saling bantu sama lain”
Dimata
anak-anak penilaian orang tua adalah yang paling utama. Carilah selalu titik
seimbang dari penilaian Anda, dan dari sanalah anak-anak Anda akan belajar.
2# Semua adalah pembelajaran
Sahabatku…
Ajarkan kepada mereka bahwa pembelajaran itu bukan silabus sekolah. Hidup adalah
pembelajaran itu sendiri. Katakan dengan lembut kepada anak Anda
“Nak, dimana kamu
berdiri, disudut mana kamu melihat, bersama siapa, bahkan saat kamu sendirian pun,
tindakan apapun yang sedang kamu lakukan, disana terdapat pembelajaran dari
SANG PEMBUAT khusus buat kamu. Pembelajaran itu tidak akan dinilai dengan
ujian seperti disekolah. Tapi pembelajaran itu semua hanya supaya kami lebih
nyaman dengan hidup kamu. Karena kamu mengerti hidup ini memang diciptakan
indah. Keindahan itu sebagai buah, karena kamu mampu melihat serta menjalani hidup sebagai pelajaran bukan masalah. Bahkan saat
kamu tersenyum nak, atau bahagia bersama teman-temanmu, disitu juga ada pelajaran”
3# Manusia terlahir sebagai jiwa yang bersih
Ingatkan anak
kita kalau dahulu mereka terlahir sebagai jiwa yang bersih. Ceritakan kalau
dahulu dia lahir tanpa label apa-apa, dan bahwa Anda sebagai orang tuanya lah
yang memberi dia nama dan label yang menjadi miliknya sekarang.
Ingatkan anak
kita kalau jiwa yang bersih itu harus dijaga kebersihannya. Ceritakan kalau
didunia ini begitu banyak label, dan label itu bukanlah perbedaan tapi harmoni
untuk arti keseimbangan dan pembelajaran. Dengan ketenangan jiwa ajaklah anak
Anda menengok keatas langit yang biru. Katakan kepadanya :
“Nak, SANG PEMBUAT bukan diatas sana, tapi SANG PEMBUAT ada didalam jiwa yang bersih dan ada juga didalam jiwa yang kotor. Hanya mereka yang memilih mengotori jiwanya,
belum bisa merasakan kalau dia sebenarnya selalu bersamaNYA. Sementara jiwa
yang bersih bisa merasakan kebersamaan denganNYA.”
“Nak, kita tidak
tahu siapa yang jiwanya bersih, siapa juga yang jiwanya kotor. Karena memang
hanya SANG PENCIPTA yang bisa menilai. Tapi kalau kamu mau tahu kapan jiwa kamu
bersih, caranya gampang. Selama kamu percaya segala sesuatu diciptakan oleh SANG
PENCIPTA yang satu, dan kamu tidak terpengaruh dengan bagaimanapun orang-orang
menyebut nama SANG PENCIPTA atau SANG PEMBUAT maka jiwa kamu masih bersih.”
“Nak, jaga terus
kebersihan jiwa kamu nak, dan kalau kamu mau jiwa bersih kamu adi suci, maka
jangan pernah coba-coba menilai jiwa orang lain kotor. Bagaimanapun perlakuan dan
sikap mereka kepada kamu atau kepada SANG PENCIPTA. Hidup ini adalah
pembelajaran nak, kalau seseorang berbuat salah maka mereka hanya sedang belajar.”
Sahabatku… Cukup dulu tiga
langkah diatas sebagai pelajaran awal bagi anak-anak kita sampai nanti mereka langsung belajar kepadaNYA. Dituntun olehNYA untuk melihat dengan mataNYA. Mata
kenetralan yang penuh dengan kerendahan hati.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com
IG : @pesansemesta.ig - FB: pesansemesta.7