Segala sesuatu yang dilakukan jasad,
dari bergerak hingga berpikir membutuhkan energi. Energi yang kita gunakan
berasal dari protein, gula, dan lemak dalam makanan kita. Tapi kita tidak dapat
menggunakan ketiga bahan ini secara langsung, kita perlu mengubahnya menjadi
bentuk energi yang dapat digunakan sel atau yang disebut ATP.
Dalam jasad setiap makhluk hidup,
konversi dari energi makanan ke ATP terjadi di mitokondria. Mitokondria adalah
bagian dari sel yang berfungsi mengubah protein, gula, dan lemak yang kita
makan, menjadi bentuk energi kimia yang dapat digunakan jasad untuk melanjutkan
kehidupan.
Setiap makhluk hidup terbuat dari
sel. Sel adalah hal terkecil yang dapat mereproduksi dirinya sendiri. Ketika
kita melihat ke dalam sel, kita melihat bahwa sel memiliki sub-sub yang masih
lebih kecil, yang dikenal sebagai "Organel" yang melakukan fungsi
berbeda yang penting bagi sel untuk terus hidup.
Mitokondria adalah organel yang
ditemukan dalam sel-sel setiap organisme kompleks. Mereka menghasilkan sekitar
90% energi kimia yang dibutuhkan sel untuk bertahan hidup. Tidak ada energy, tidak
hidup! Inilah mengapa penting bagi kita untuk memahami cara kerja mitokondria,
dan mengetahui apa saja kebutuhannya.
Memahami cara kerja mitokondria
sama seperti mengetahui bagaimana jasad kita menghasilkan energi yang
membuatnya tetap hidup. Tapi sebenarnya mitokondria sendiri berfungsi lebih
dari sekedar menghasilkan energi. Mereka juga memproduksi bahan kimia yang
dibutuhkan jasad untuk keperluan lain, memecah produk limbah dalam jasad sehingga
tidak berbahaya, dan mendaur ulang beberapa produk limbah tersebut untuk
menghemat energi.
Dan yang tidak kalah penting,
bahwa mitokondria juga memiliki peran khusus dalam membuat sel mati. Ini
mungkin terdengar aneh, tetapi sangat penting untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan jasad manusia. Jadi selain membuat beberapa sel tetap hidup,
mitokondria pun membuat beberapa sel harus mati. Karena terkadang sel tidak
mati ketika seharusnya dia mati. Akhirnya sel mulai tumbuh tanpa terkendali.
Dan ini adalah cikal bakal penyebab tumor mulai tumbuh. Jadi penyebab awal
seseorang terkena tumor adalah karena sel mitokondria dalam jasadnya tidak
bekerja optimal lagi.
Lalu apa yang menyebabkan sel
mitokondria tidak bekerja optimal lagi? Salah satu yang dibutuhkan mitokondria untuk
menghasilkan semua energy dan melakukan fungsinya adalah oksigen. Mitokondria
membutuhkan oksigen.
Mitokondria secara efektif
membakar makanan kita dengan cara yang terkontrol dan hati-hati untuk
menghasilkan energi kimia melalui proses yang disebut “fosforilasi oksidatif”.
Jadi mitokondria sama halnya seperti api yang akan padam tanpa oksigen, jika
mitokondria kekurangan oksigen, mereka juga berhenti bekerja. Jadi oksigen
bukan hanya berfungsi untuk bahan kita bernafas, tapi juga bahan kita
mendapatkan energy. Tidak ada energy, tidak hidup!
Organel yang penting ini memiliki
kapasitas untuk regenerasi, yang dikenal sebagai biogenesis mitokondria. Ada
satu hal aktif yang dapat menggangu biogenesis mitokondria, satu hal itu adalah
stress.
Salah satu hormon stres terpenting pada manusia adalah
kortisol glukokortikoid. Glukokortikoid ini memainkan peran utama dalam respons
otak terhadap stress. Para peneliti menemukan bahwa kortisol mengubah fungsi
mitokondria. Tidak hanya tingkat kortisol yang menentukan, tetapi juga periode
durasi paparan faktor stres sangat penting tentang bagaimana glukokortikoid
memodifikasi fungsi mitokondria itu sendiri.
Berarti ada dua hal penting yang
kita pelajari disini, tentang apa yang mampu mengggangu mitokondria, yaitu kekurangan
oksigen dan stress. Pastinya stress dapat menyebabkan darah kurang mengirimkan
oksigen ke jantung dan otak. Kedua organ ini akhirnya melakukan banyak
pekerjaan dan membutuhkan banyak energi. Tetapi tanpa oksigen, mitokondria
berhenti bekerja, dan ini bisa menyebabkan sel-sel di otak atau jantung bisa rusak
atau bahkan mati. Sebaliknya, jika oksigen kembali normal, maka mitokondria
menjadi error, dia akan kewalahan dan menghasilkan banyak "radikal
bebas". Ini adalah bahan kimia yang sangat reaktif yang akhirnya menyebabkan
banyak kerusakan didalam jasad manusia.
Akhir kata yang bisa kita
simpulkan adalah apabila manusia tidak mau metokondria-nya rusak dan tidak
bekerja sebagaimana mestinya, maka mau tidak mau kita harus mencoba untuk tidak
atau mengurangi stress.
“Stress” satu kata yang harus
Anda hindari sahabatku… Lalu bagaimana caranya Anda menghindari stress untuk
tetap sehat. Paling tidak agar mitokondria Anda tetap stabil dan tidak error. Ada
banyak cara, salah satu cara yang paling efektif adalah dengan berbahagia. Para
peneliti sudah membuktikan secara ilmiah bahwa kebahagiaan sangat dibutuhkan
untuk meredam angka stress dan kerusakan yang diakibatkan oleh stress itu
sendiri.
Baiklah kami mengerti maksud
Anda, bagaimana mungkin rasanya bisa berbahagia, kalau hari ini tidak berjalan
seperti yang Anda harapkan? Kekecewaan, kegagalan, hasil yang belum terlihat.
Belum lagi dengan mereka-mereka yang menyinyir, uang yang menipis, tagihan yang
harus dibayar, anak-anak yang nakal, mertua yang cerewet, bos yang gila kerja,
tetangga yang semau-maunya, suami yang tidak perhatian. Rasanya bukan lagi
stress, tapi seperti kepala Anda mau meledak! Jadi bagaimana bisa berbahagia
kalau semua alasan-alasan kebahagiaan itu tidak kita miliki. Bukan begitu
sahabatku…?
Kalau begitu berarti memang kita
hidup untuk stress dan merusak mitokondria kita sendiri. Karena berbahagia akan
menjadi sesuatu yang mustahil didapatkan tanpa perjuangan. Lalu saat kita
berjuang untuk berbahagia, kondisi tubuh kita terpaksa terus menerus tergrogoti
dari dalam. Karena memang kita belum
memiliki alasan untuk merasa berbahagia dan tidak menjadi stress. Lalu apa
solusi dari tulisan ini selain membuat kita bertambah stress?
Sahabatku… Tersenyumlah dan mohon
renungkan paragraf-paragraf dibawah ini…
Kita berdiri di atas
pilihan-pilihan kita, namun kebahagiaan kita hadir bukan karena bagaimana
bahagia itu kita ciptakan sendiri. Berbahagia adalah perasaan yang dihadirkan olehNYA
karena tindakan-tindakan yang sudah kita pilih. Kita hanya cukup bertindak,
lalu menunggu kebahagian itu dihadirkan. Bahagia itu bukan sekedar tujuan.
Namun akhir dari perjalanan. Muara segala perasaan, adalah berbahagia.
Sahabatku… Berbahagia berbeda
dengan senang. Senang dan sedih adalah hukum sebab-akibat. Sementara berbahagia
adalah keniscayaan. Rasa berbahagia mutlak ada dihati kita, hanya saja mungkin
sekarang kita belum pantas menerimanya. Sekaranglah saatnya kita memantaskan
diri untuk menerima kebahagiaan. Kita sangat harus memantaskan diri. Karena DIA
sedang menunggu kepantasan kita.
Lalu bagaimana caranya
memantaskan diri untuk berbahagia?
Cara paling sederhana untuk
memantaskan diri berbahagia adalah dengan menikmati kebahagian itu sebagai
sebuah anugerah, bukan hasil. Maksudnya adalah memang kita bertindak, namun
kita tidak bisa terlalu sombong mengakui diri bahwa karena aksi-aksi kita rasa
berbahagia itu hadir.
Jadi berbahagia itu bukan lagi
sebuah ke-logisan belaka. Coba pikirkan dengan logika kita, bagaimana bisa
seorang yang gagal bisa berbahagia? Bagaimana seorang yang kecewa bisa
berbahagia? Bagaimana seorang yang tertinggal di belakang bisa berbahagia?
Tapi kenyataannya memang BISA. Karena
seluruh kenyataan hidup yang secara logis tidak akan membahagiakan, ternyata
bisa membahagiakan. Kenapa? Karena kebahagian adalah anugerahNYA. DIA MAHA ADIL
dan bebas memberikannya dalam situasi kondisi apapun, tanpa mengikuti akal
logika manusia.
Coba pikirkan lagi, harus menunggu
berapa lama manusia untuk menciptakan rasa berbahagia? Harus seberapa kuat
manusia menahan beban stress untuk menciptakan rasa berbahagia? Jadi memang
rasa berbahagia itu bukanlah sebuah ke-logisan. Karena secara logika kita
memang tidak bisa menciptakan kebahagian. Kita tidak terlalu kuat secara mental
dan jasad untuk menciptakan kebahagian tanpaNYA.
Jadi tugas kita bukan menunjuk
keluar dan berkata “hal itu, hal itu dan hal itu akan membuat saya berbahagia” Tidak
lagi sahabatku… Mulai sekarang tunjuklah diri kita sendiri dan ucapkanlah “Hari
ini dan seterusnya saya percaya dan menyakini bahwa pemilik diri inilah sumber
segala rasa berbahagia saya”.
Sahabatku… Jujur Anda butuh
spiritualitas untuk mengucapkan kalimat diatas. Spiritualitas bukanlah sebait
doa yang Anda panjatkan setiap hari mendikte DIA agar Anda berbahagia. Melainkan
sebuah keterikatan batin antara Anda denganNYA. Dimana Anda merasa selalu
bersamaNYA. Dimana Anda merasa tidak perlu membutuhkan apapun selain diriNYA. Dimana
Anda percaya harapan Anda adalah harapanNYA. Dimana Anda menyakini bahwa
DIA-lah sumber kebahagian Anda. DIA-lah alasan Anda tersenyum dan DIA-lah
alasan Anda terus hidup.
Jadi bagaimana sahabatku… Apakah
mitokondria membutuhkan spiritualitas? Silahkan Anda jawab sendiri. Jangan lupa
untuk menjawabnya sambil tersenyum dan berbahagia. Pertanyaan terakhir dari
kami, bisakah Anda melihat alur keterhubungan yang sangat indah disini?
DIA membuatkan kita mitokondria. Sementara
mitokondria butuh kita untuk tidak stress. Lalu stress membutuhkan berbahagia agar
diri ini tidak stress. Dan diri ini membutuhkanNYA untuk berbahagia. Bukankah ini
keterhubungan yang sangat indah? Sebuah jawaban, bahwa segala sesuatu di
Semesta raya ini tidak akan pernah lepas dariNYA, bahkan untuk organel mitokondria
berukuran tidak lebih dari 0,5 µm yang kita bahkan tidak bisa melihatnya secara kasat mata
biasa. Tetap ada campur tangan DIA disitu.
Lalu sahabatku… Apa yang membuat kita ragu kalau rasa berbahagia
tidak pantas DIA ciptakan tanpa logika kita? Renungkanlah sahabatku…
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com