Sahabatku… Apakah jawaban dari
pertanyaan diatas bisa kita samakan? Sayangnya tidak. Orang tua memiliki nilai
masing-masing. Mereka memiliki jawaban masing-masing tentang seberapa berbakti
anaknya terhadap dirinya. Tapi ada satu jawaban yang benar-benar umum, yang
tidak akan pernah ditolak oleh orang tua mana pun. Apakah itu sahabatku…?
Satu jawaban itu adalah kerelaan.
Bakti terbaik anak kepada orang tuanya adalah kerelaan. Kita bisa membuatkan dan
memberikan mereka istana bertingkat dengan hamparan taman indah lengkap dengan
tiga buah lamborgini dan sepuluh pembantu, serta biaya hidup untuk mereka
jalan-jalan kemana pu mereka mau pergi setiap harinya. Tapi apakah semua harta
benda itu mampu melepas kerelaan kita kepada mereka? Sepertinya tidak. Tidak
melulu materi yang kita berikan sebanding dengan ketulusan rasa yang kita
berikan. Lalu apa lagi ketulusan yang lebih tulus selain kerelaan.
Kerelaan menjadi jawaban, karena
kita sering tidak rela dengan orang tua kita sendiri. Kita tidak rela dengan
cara mereka dahulu mendidik kita. Kita tidak rela dengan cara mereka dahulu menafkahi
kita. Kita tidak rela dengan cara mereka bersikap kepada kita. Kita tidak rela
mendengar nasihat-nasihat mereka yang cerewet. Kita tidak rela menyanyangi
mereka dengan penuh. Kita tidak rela menemani mereka lama-lama. Kita tidak rela
beramah tamah dengan mereka. Dan masih banyak lagi alasan-alasan ketidak relaan
lainnya.
Sekarang mungkin menjadi moment kita
mengingat lagi, dan menyadari ternyata memang ada sesuatu dalam hati kita yang
membuat kita tidak rela dengan mereka.
Sahabatku… Relakanlah…
Lepaskanlah belenggu itu dan relakanlah. Bukankah mereka adalah sebab kita
berdiri sekarang. Apapun alasan ketidak relaan kita. Tidak akan sebanding
dengan kerelaan mereka menghadirkan kita disini. Maka itu, balaslah kerelaan
mereka menghadirkan Anda. Cukup balas untuk satu kerelaan itu sahabatku… Karena
selebihnya adalah porsi kita untuk terus belajar dalam hidup ini. Jangan lagi
menyalahkan mereka atas porsi belajar kita. Kita hidup untuk belajar, jadi
bukan salah mereka untuk segala hal yang terjadi dalam hidup kita.
Pelajaran bukan untuk menyalahkan
siapa yang mengajarkan. Pelajaran adalah jembatan untuk peningkatan. Dan hari
ini kita belajar untuk berbakti kepada orang tua dengan merelakan mereka.
Setelah itu silahkanlah melakukan bakti-bakti yang lainnya, sesuai dengan hati
Anda yang telah rela.
Sahabatku… Kenapa kita tidak rela
dengan mereka, adalah karena selama hidup kita terlalu mengharapkan banyak hal kepada
orang tua kita. Kita mengharapkan terlalu banyak, tapi tidak melakukan banyak. Begitu
juga nanti anak-anak kita, mereka pasti mengharapkan terlalu banyak dari kita, sementara
mereka hanya melakukan sedikit untuk kita. Kadang dunia memang memutar roda
yang sama hanya agar kita belajar.
Sahabatku… Setiap orang tua
selalu ingin menjadi fairy good parent
dalam hidup anaknya. Hanya sama seperti kita, setiap manusia memiliki
kekurangan. Kadang kita bisa belajar dari kekurangan, kadang juga tidak.
Kerelaan kita kepada orang tua adalah wujud kasih sayang kita menerima segala
kekurangan mereka. Sama seperti mereka yang telah rela menerima segala kekurangan
kita.
Masih ingatkan saat dahulu sewaktu
kecil, kita suka berlari hanya untuk memeluk erat orang tua kita. Pada saat itu
apakah kita mengingat ada rasa ketidak relaan? Kita tidak mengingat ada rasa
ketidak relaan bukan. Kita hanya mengingat senyum orang tua kita yang mengambang
dan pelukan hangat mereka.
Sahabatku… Hari ini berlarilah untuk
memeluk orang tua Anda sambil membawa kerelaaan dalam rasa yang tulus. Ketulusan
Anda adalah bahasa hati yang penuh kasih sayang. Karena atas dasar apa kerelaan
itu Anda beri selain atas namaNYA. Relakanlah mereka hanya atas nama SANG MAHA
PENYANYANG dan tidak akan Anda dapati apapun
yang lebih indah lagi selain kasih sayangNYA.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com