Sahabatku… Banyak orangtua yang
mengeluhkan hubungan mereka dengan anak-anak mereka yang sudah beranjak remaja.
Mereka mengeluh anak remaja mereka menjadi tidak mau diatur, tidak lagi mau disayang.
Tidak mau lagi bersama keluarganya, mereka lebih sibuk dengan diri, aktifitas
dan teman-teman mereka.
Sahabatku… Mungkin apa yang Anda
rasakan sama persis seperti apa yang dahulu orang tua Anda rasakan saat
membesarkan diri Anda yang remaja. Lalu apa yang harus Anda lakukan sebagai
orang tua?
1# Pahami Situasi
Memahami situasi memang butuh
kebijaksanaan. Terutama kebijaksanaan untuk menerima perubahan. Anak Anda bukan
lagi anak-anak, dia butuh menjadi mandiri dan menyelesaikan urusan hidupnya
sendiri. Kami mengerti Anda masih butuh kepada anak Anda agar tetap bisa
melakukan tugas-tugas orang tua yang dulu sering Anda lakukan, dan sekarang
tidak Anda lakukan lagi. Tapi sahabatku… Sekarang memang masa nya sudah
berubah. Mereka butuh seseorang yang mengerti mereka, mensupport mereka. Karena
itu kebijaksanaan Anda menerima perubahan ini adalah aksi support terbaik
dimata mereka.
2# Kepercayaan adalah kunci
Biasanya semakin remaja anak,
maka semakin cerewet orang tuanya, dan semakin cerewet orang tua maka semakin
anak merasa tidak dipercaya. Padahal remaja butuh orang tua yang mempercayai
mereka. Mempercayai kalau memang mereka bisa tumbuh se-mandiri orang tuanya.
Untuk para orang tua yang
memiliki anak remaja. Percayailah mereka, kepercayaan Anda adalah kenyamanan
buat mereka. Dengan mempercayai mereka, maka mereka akan nyaman menjadi diri
mereka sendiri tanpa merasa terganggu atau menggangu.
3# Relakan Mereka Memilih
Memiliki anak adalah tentang
kerelaan. Anda rela melahirkannya, merawatnya, membesarkannya sampai sekarang
mereka sudah remaja. Dilema yang dirasakan banyak remaja adalah saat pilihan
mereka tidak sesuai dengan pilihan orang tua mereka.
Sahabatku… Biarkan mereka memilih
apa yang ingin mereka pilih. Seumur hidup Anda sudah mendidik mereka dengan
baik dan benar. Sebuah kegagalan pilihan yang mereka lakukan, akan menjadi pelajaran
buat mereka sendiri. Sudah saatnya anak remaja Anda belajar hukum sebab akibat.
Sama seperti Anda yang sudah puas dengan pelajaran. Mereka juga harus merasa
puas dengan pelajaran hidup mereka sendiri. Selama Anda belum merelakan mereka
untuk memilih, maka selama itu pula Anda masih terus menerus melindungi mereka
untuk belajar.
4# Jadilah Pembimbing
Sahabatku… Jangan menakut-nakuti
anak remaja dengan hukuman. Itu tidak akan pernah mempan lagi. mereka sudah
cukup logis untuk membedakan apa itu realita yang masuk akal, atau realita yang
dibuat-buat. Untuk melindungi anak remaja dari jalan yang berbelok. Satu-satunya
jalan adalah dengan menjadi pembimbing.
Saat anak remaja Anda berbelok
arah, datanglah kepada mereka dengan kasih sayang. Bimbing mereka dengan kasih
sayang. Jagan menyalahi, menghakimi, atau menghukum. Ingat Anda adalah
pembimbing bukan algojo penghakim.
5# Amarah Itu Bukan Kasih Sayang
Sahabatku… lihatlah diri Anda,
apa yang Anda sesali dari masa remaja Anda? Kami yakin itu akan menjadi pelajaran
tersendiri yang Anda bahkan tidak mau itu terulang lagi di diri Anda, apalagi di
diri anak remaja yang Anda sayangi. Anda pasti akan melindungi mereka
mati-matian agar itu tidak terjadi. Meski mereka harus berteriak, meronta marah
Anda akan tetap melindungi mereka. Itulah bagian dari menjadi orang tua. Ketulusan
indah yang memang belum dimengerti oleh anak remaja Anda. Sama seperti Anda
dulu bukan?
Begitulah siklus kehidupan. Tapi tidak
ada gunanya kalau kita menyulut amarah untuk sesuatu yang disebut kasih sayang.
Jadi, jangan marahi remaja Anda, meski mereka menyulut amarah Anda. Hargai mereka
sebagai makhluk hidup yang Anda sayangi.
6# Berkomunikasilah Sebagai Sahabat
Susah memang berkomunikasi dengan
anak remaja, apalagi itu adalah anak kita sendiri. Biasanya anak remaja akan
buru-buru mengakhiri pembicaraan yang tidak membuat mereka nyaman. Karenanya
cobalah masuk dan berkomunikasi dengan remaja Anda sebagai sahabat, bukan anak.
Biarkan dia nyaman dengan Anda sebagai sahabat. Tentunya itu tidak akan
terjadi, kalau Anda tidak memulai terlebih dahulu. Anak remaja pasti sungkan
untuk memulai, tapi mungkin dengan keterbukaan Anda, rasa sungkan itu akan
memuai. Pastinya komunikasi yang baik akan membuka peluang keterbukaan dan
kasih sayang mendalam.
Sahabatku… Anak remaja adalah
bagian dari harmonisasi hidup. Mereka bukan penganggu yang akan terus-terusan
merusak mood orang tuanya, kecuali kalau orang tuanya memilih demikian. Menjadi
remaja adalah siklus kehidupan, begitu juga dengan menjadi orang tua yang
memiliki anak remaja. Yang perlu dilakukan hanyalah menjalani peran itu
sebaik-baiknya.
Kata sebaik-baiknya itu tetap memiliki
batasan dan kekurangan. Memang tidak ada yang sempurna. Karena siklus kehidupan
selalu menarik kita untuk terus menjadi makhluk belajar yang belum
berpengalaman. Sekarang kita belum berpengalaman dengan anak remaja, besok kita
sudah berpengalaman. Begitu juga dengan anak remaja kita. Sekarang mereka
remaja, esok mereka akan beranjak dewasa. Memang siklus kehidupan hanya akan
mengajari kita banyak hal untuk belajar. Jadi tidak perlu ada yang
dikhawatirkan selama kita terus belajar dalam akal dan jiwa yang jernih.
Salam Semesta