Dalam hidup ini ada moment dimana
kita pernah merasakan kekosongan, kehampaan dan kegelisahan. Itu kita rasakan
bukan karena kita tidak memiliki segalanya. Justru malah datang saat kita
merasa memiliki segalanya. Saat kita merasa telah menjalani hidup dengan sangat
benar. Saat kita merasa telah bekerja keras dan fokus. Saat kita mendapati
goal-goal telah menjadi nyata dan dunia dalam genggaman. Namun ternyata itu
semua terasa tidak cukup lagi untuk kita.
Ada ruang kosong dengan pintu yang
menganga. Ruang itu terasa hampa dan tidak berarti. Ruang itu terisolir. Ruang
itu terasa sempit dan gelap. Ruang itu terus memanggil agar kita masuk untuk
membenahi isinya.
Tapi ternyata memasukinya tidak semudah
itu. Malas menghampiri kita untuk segera datang kedalam ruang itu. Terus
saja kita mengalihkan diri. Beribu alasan sengaja dibuat-buat. Namun semakin
kita mengalihkan, semakin diri kita merongrong dalam kekosongan.
Kebahagiaan yang dahulu kita
syaratkan, tidak lagi terasa bahagia. Kemenangan yang dahulu kita rasakan tidak
lagi terasa sebagai menang. Didalam kita hanya merasa sebagai pecundang dibalik
segala yang telah kita miliki. Pagi menjadi sangat mendung, malam pun menjadi sangat
gelap.
Sahabatku… Pernahkah Anda
merasakan hal diatas atau jangan-jangan itulah yang Anda rasakan sekarang? Kalau
iya, maka izinkan kami memberi tahu bahwa ruang kosong itu tidak lain adalah
ruang jiwa yang belum terpenuhi keinginnya. Lalu apa itu keinginan jiwa?
Jiwa hanya memiliki satu
keinginan. Keinginan jiwa hanyalah ingin berdekatan kepada pemilikNYA. Sekarang
lah waktunya membiarkan jiwa mendekat kepada pemilikNYA.
Dalam hidup ini, tidak masalah
seberapa sibuk kita memperjuangkan keinginan manusiawi kita. Namun jangan sampai pernah kita mengabaikan jiwa. Biarkan jiwa kita selalu mendekati pemilikNYA
dalam kondisi apapun. Dalam sibuk, dalam sempit, dalam tawa ataupun dalam
sedih. Jangan memilih satu moment untuk berdekatan. Jangan hanya menunggu sedih
untuk mendekat dan lupa saat tawa, begitu juga sebaliknya. Biarkan jiwa
selalu mendekat dalam moment apapun, dimanapun dan bagaimanapun.
Sahabatku… Kenapa Jiwa kita perlu
mendekat kepada pemilikNYA? Karena kita tidak memiliki jiwa, selain kita adalah
jiwa itu sendiri. Anda adalah jiwa yang ter-install didalam jasad, lalu dihidupkan.
Jiwa tidak tercipta begitu saja. Jiwa kita memiliki pemilik. Bukan kita yang
memilikinya, namun SANG PEMBUAT JIWA itu lah pemilikNYA.
Menjauhkan jiwa dari pemilikNYA seperti
memasuki gerbang kesengsaraan. Tidak ada seseorang yang lebih menderita dari
pada seorang perindu. Jangan biarkan jiwa merasakan perihnya merindu, karena
perihnya hanya akan membuat sengsara. Sebagai jiwa tentu kita akan merasakan
perihnya bukan?
Mulai sekarang agar tidak merasakan
perih. Maka izinkan jiwa untuk senantiasa mendekat kepada pemilikNYA. Lalu bagaimana
caranya mendekat? Sangat mudah sahabatku… Karena DIA adalah dekat, maka rasakanlah
kedekatan itu dan hiduplah didalamnya.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com