Sahabatku… Sederhananya,
kecemasan adalah rasa takut dan ketakutan yang membuat kita waspada. Secara biologis rasa cemas itu dimaksudkan untuk menempatkan kita dalam kesadaran yang tinggi sehingga kita siap untuk ancaman potensial. Contohnya,
saat mengangkat sepanci air yang mendidih, jasad kita mengelola rasa cemas. Kita
cemas tangan kita melepuh karena memegang gagang panci, akhirnya kita memilih
mengambil lap, atau menunggu panci itu menghangat.
Sayangnya, ketika kita mulai
merasakan kecemasan yang berlebihan, atau kita hidup dalam kondisi kecemasan
yang konstan, kita dalam masalah. Kecemasan kita menempatkan diri kita pada area
yang sangat berbahaya, namun lucunya kecemasan yang overdosis ini, sama sekali
tidak menyadari area berbahaya yang sedang dimasukinya itu sendiri.
Perasaan cemas adalah bagian dari
respons stress tubuh. Pertarungan atau respons melawan kita terpicu, dan sistem kita
dibanjiri dengan norephinefrin dan kortisol. Keduanya dirancang untuk memberi kita
dorongan untuk persepsi, refleks, dan kecepatan dalam situasi berbahaya. Mereka
meningkatkan detak jantung, mendapatkan lebih banyak darah ke otot-otot,
mendapatkan lebih banyak udara ke paru-paru, dan secara umum membuat siap untuk
menghadapi ancaman apa pun yang ada. Jasad mengalihkan perhatian penuh untuk
bertahan hidup. Idealnya, semuanya mati ketika ancaman lewat. Intinya kecemasan
adalah ketegangan jasad.
Sebenarnya jasad kita sangat
lelah pada mode ini. Tapi meski lelah, perlu diketahui bahwa jasad,
termasuk otak manusia tidak pernah mematikan respon melawan kecemasan, karena
otak manusia tidak bisa membedakan realita dan tidak realita. Jasad kita tetap bekerja
sesuai dengan respon yang kita buat. Jadi, saat respon yang kita buat adalah
cemas, maka jasad hanya akan bekerja di mode yang mendukung itu, yaitu mode
stres. Meskipun kecemasan itu sama sekali tidak nyata. Akhirnya, mau tidak mau kita
harus hidup dengan efek fisik dan emosional dari kecemasan setiap hari. Respons
stres jasad adalah sesuatu yang dirancang untuk digunakan saat dibutuhkan dan
kemudian dilepaskan. Tapi kecemasan terus-menerus membuat kita tetap waspada
dan gelisah sepanjang waktu. Itulah kenapa anxiety bisa benar-benar merusak
jasad seseorang.
Pada perwujudannya, anxiety
memiliki beberapa macam jenis dan tingkatan. Namun kalau diambil secara garis
besar anxiety itu dianggap sebagai rasa kecemasan seseorang yang berlebihan
diatas normal. Tapi kalau kita mau bertanya, memang normalnya tingkat kecemasan
manusia seperti apa? Jawabannya tidak ada angka normal. Karena normalnya
kecemesan manusia adalah 0. Artinya kita memang tidak tercipta untuk cemas. Betul
kita tercipta untuk waspada. Tapi waspada tidak harus cemas, kecemasan akan
menjadi pilihan. Kita memilih cemas sebagai siklus sebab akibat dari pengelolaan
diri yang tidak sesuai sebagaimana semestinya kita diciptakan.
Apakah anxiety bisa disembuhkan. Jawabannya
adalah IYA. Sakit adalah sebab akibat, sembuh juga adalah sebab akibat. Kita bisa
memilih nasib sehat, bisa juga memilih nasib sakit. Tergantung disisi mana kita
akan memilih. Kalau mengenai pengertian nasib masih tidak terlalu jelas
silahkan baca disini https://www.facebook.com/pesan.semesta.7/posts/165128254654291
Untuk berbicara pada tahap awal tentang
anxiety disorder, maka kita akan masuk dulu ke dalam jasad. Karena ketakutan
dan kecemasan itu tidak terolah diluar, tapi didalam. Jasad kita yang mengolah
segala rasa dan mewujudkannya untuk kita. Tapi kita juga adalah pengendali
jasad ini. Jadi jelas segala macam rasa bisa kita kendalikan. Termasuk kebahagiaan,
kedamaian, kebencian dan segala rasa lainnya. SANG MAHA menjadikan kita sebagai
khalifah bukan sebagai korban. Bagaimana bisa kita menjadi korban, kalau kita
bisa memilih nasib kita sendiri.
Tapi, ngomong-ngomong dari manakah kecemasan itu berasal ?
Kalau dari sisi neurogolis, sampai
disini para ilmuan percaya bahwa kecemasan adalah hasil dari obrolan
terus-menerus antara sejumlah wilayah otak yang berbeda – yang disebut dengan jaringan
ketakutan. Tidak ditemukan daerah otak yang benar-benar tercipta untuk mengendalikan
kecemasan dengan sendirinya. Sebaliknya, interaksi di antara banyak area otak,
semuanya penting untuk bagaimana kita mengalami kecemasan.
Menggunakan teknologi pencitraan
otak dan teknik neurokimia, para ilmuwan telah menemukan bahwa amigdala dan
hippocampus memainkan peran penting dalam sebagian besar gangguan kecemasan.
Amigdala adalah struktur di dalam
otak yang diyakini menjadi hubungan komunikasi antara bagian otak yang
memproses sinyal sensorik yang masuk dan bagian-bagian yang menafsirkan
sinyal-sinyal ini. Ini dapat mengingatkan seluruh otak bahwa ada ancaman dan
memicu respons ketakutan atau kecemasan. Kenangan emosional yang disimpan di
bagian tengah amigdala mungkin berperan dalam gangguan kecemasan yang
melibatkan ketakutan yang sangat berbeda, seperti ketakutan pada anjing,
laba-laba, atau terbang. (Sudah dibahas pada https://www.pesansemesta.com/2019/06/cara-mengendalikan-amigdala-agar-tidak.html)
Hippocampus adalah bagian dari
otak yang men-encode mengancam peristiwa dalam kenangan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa hippocampus tampaknya lebih kecil pada beberapa orang yang
menjadi korban pelecehan anak atau yang bertugas dalam pertempuran militer.
Penelitian akan menentukan apa yang menyebabkan pengurangan ukuran ini dan
peran apa yang dimainkannya dalam kilas balik, defisit dalam memori eksplisit,
dan ingatan yang terfragmentasi dari peristiwa traumatis. (Sudah dibahas pada https://www.pesansemesta.com/2019/06/penjelasan-scientific-keterkaitan.html)
Pada pembahasan kali ini kita kembali
menarik garis, bahwa emosi kecemasan memang juga tergaris pada garisan yang
sama dengan emosi-emosi yang lain. Kecemasan bisa disebabkan oleh banyak faktor,
apakah itu disebabkan oleh genetika atau dibesarkan di lingkungan yang kondusif
bagi kecemasan (seperti di lingkungan yang keras atau orang tua dan guru yang
berteriak sepanjang waktu).
Apa pun yang dapat menyebabkan
emosi yang tidak diinginkan, apakah itu ketakutan, frustrasi atau keraguan,
bisa menjadi pemicu kecemasan — dan begitu kita mengembangkan pola berpikir
yang memperkuat setiap peristiwa dalam hidup kita sebagai ancaman, itu menjadi
siklus yang tidak pernah berakhir.
Jadi sahabatku.. Setiap emosi
memiliki sebab-akibat yang mencetuskan. Saat kita berjerawat, kita fokus
membeli obat jerawat, dari mulai masker, obat oles, pencucui muka. Itu dilakukan
karena jerawat yang terlihat diwajah sama sekali tidak enak dilihat, membuat
jelek wajah dan memalukan. Sama juga dengan penyakit-penyakit emosi, saat
penyakit emosi seperti, amarah berlebih, anxiety, mood yang tidak stabil,
kesedihan mendalam, narsisme dan yang lainnya sudah muncul ke permukaan. Baru seseorang
itu diobati atau mengobati dirinya.
Memang tidak ada kata terlambat. Meski
anxiety masih bisa diobati dengan mulai belajar menjaga ketenangan dan
kedamaian jiwa. Tapi alangkah lebih elok kalau kita tidak terlambat belajar. Ada
ilmu yang harus kita pelajari benar-benar, agar kewaspadaan kita tidak menjadi
kerusakan jasad kita. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Apabila kita
memiliki pasangan atau kalau memang diri kita sendiri yang mengalami anxiety
atau kecemasan berlebih maka mohon pelajarilah 3 pelajaran dibawah :
1# MEMILIH RESPON
Sahabatku…
Belajarlah untuk memilih respon! ‘Memilih RESPON’ inilah satu hal yang
ditugaskan untuk kita. Jadi sebelum menyelesaikan masalah, tugas kita
sebenarnya adalah memilih respon yang baik untuk setiap keadaan. Manusia bisa
mengontrol sesuatu yang diluar dengan terlebih dahulu mengontrol sesuatu yang
didalam. Kita bisa mengontrol respon kita, akhirnya kita juga bisa mengontrol
keadaan apapun dalam hidup kita. Sehingga kita tidak selalu menjadi korban dari
keadaan yang berlangsung.
Keadaan apapun
dalam hidup ini tidak pernah menjadi masalah apa-apa. Tapi respon kita lah yang
membuat keadaan itu menjadi masalah. Dan respon pertama yang paling baik
diantara yang terbaik adalah acceptance (penerimaan).
Menerima bahwa
keadaan yang sedang berlangsung tidak seperti apa yang kita harapkan,
rencanakan dan inginkan. Jadi secara sengaja kita mengkondisikan diri kita
secara sadar untuk memilih menerima keadaan apapun dengan porsi yang positif,
baik keadaan damai ataupun tidak damai.
Respon menerima
adalah pelajaran awal untuk mengendalikan ego. Ego kita selalu menolak sesuatu
yang tidak nyaman, dan akan memaksa kita untuk meraih kembali dan
mempertahankan kenyamanan itu. Karena mempertahankan ego maka respon kita
adalah marah, mengumpat atau bersedih. Akhirnya kita gagal menghadapi keadaan,
lalu keadaan itu pun berubah menjadi masalah.
Agar tidak gagal
menghadapi keadaan, maka kita perlu memilih respon menerima. Dengan memilih
respon menerima, maka kita akan mampu mengendalikan ego. Lalu karena ego sudah
terkendali, maka jiwa kita bisa menikmati ketidak-damaian yang sedang
berlangsung. Akhirnya kita terlindungi dari stress dan depresi.
Kecemasan yang
berkepanjangan adalah akibat dari diri yang belum mampu menerima keadaan.
Sehingga kita membuat keadaan menjadi masalah. Ini terjadi karena ego terus
menerusan memberontak dan belum mau menerima ketidak-damaian yang terjadi.
Padahal saat kita memilih menerima sepenuhnya ketidak-damaian, ketidak-damaian
akan berubah menjadi kedamaian. Dan inilah yang dibutuhkan oleh jiwa dan jasad
kita.
Sahabatku…
Segala sesuatu yang kita terima dengan sepenuhnya hanya akan membawa kita
kepada kedamaian. Meski ego kita tidak bisa menjelaskan alasannya. Karena inilah
keajaiban penyerahan diri kepadaNYA. Kita berserah diri kepadaNYA, karena itu
kita mempercayakan segala keadaan kepadaNYA. Mulai detik ini kita akan belajar
menerima keadaan apapun. Karena jiwa kita percaya kebaikanNYA ada dimana-mana.
2# MERASA CUKUP
Sahabatku… Manusia
cenderung selalu mengingat kebaikan yang belum mereka dapatkan, ketimbang
kebaikan yang telah mereka dapatkan. Inilah awal kecemasan, pertarungan ego
yang ragu kebutuhannya terpenuhi.
Pulang dari
berbelanja Anda mengingat item-item yang sengaja harus Anda cancel karena Anda
tidak mampu membayarnya. Ego menjadi cemas, ternyata uang saya tidak mampu
mencukupi segala dan semua kebutuhan saya. Tapi dilain sisi Anda tidak
mengingat item-item yang baru Anda belanjakan.
Pulang dari
kantor Anda mengingat bos Anda yang menerima kenaikan pangkat lagi. Ego menjadi
cemas, ternyata karir saya sangat lamban, apa yang harus saya lakukan lagi agar
pangkat saya cepar naik. Tapi dilain sisi Anda melupakan kenaikan gaji yang
baru di acc sebulan lalu.
Sahabatku… Di
malam yang hening ini pikirkanlah kembali tentang kebaikan yang sudah kita
terima dalam hidup ini. Apabila kita mampu mengingatnya, maka kita akan
menunduk dan malu dengan kebaikan yan belum kita terima tapi terus kita ingat.
Karena ternyata, yang telah kita terima lebih banyak dengan apa yang belum kita
terima.
Sahabatku…
Belajarlah untuk menjadi manusia yang cukup! Manusia yang cukup adalah manusia
yang mengingat kebaikan yang diterimanya sangat banyak. Sama seperti juga dia
mengingat bahwa kebaikan yang akan diterimanya sangat banyak. Manusia yang
cukup percaya bahwa cukup DIA-lah sumber kebaikan hidupnya, dan dia memang
sudah selalu bersamaNYA. Jadi karenaNYA dia sudah merasa cukup.
3# HANYA UNTUK WAKTU SAAT INI
Apabila kartu
memori manusia rusak, yang ada hanyalah waktu sekarang. Begitulah memang adanya
waktu, waktu adalah sekarang. Semesta ini berada didalam waktu dan ruang SANG
PENCIPTA. Seperti apakah wujud waktu, tidak ada yang mampu menjabarkan. Waktu
adalah bagian pertama yang diciptakan setelah ada diciptakan. Waktu adalah
rahasia SANG PENCIPTA, yang pasti tanpa waktu tidak akan ada Semesta yang
terbentuk. Kita adalah bagian semesta. Jelas kita ada karena waktu terlebih
dahulu ada. LALU BAGAIMANA KITA MENGGUNAKAN WAKTU SEKARANG?
Itu adalah
pertanyaan cerdasnya; bagaimana kita menggunakan waktu yang sekarang?
Sahabatku… manusia memang selalu merumitkan kehidupan yang sama sekali tidak
dibuat rumit oleh SANG PEMBUAT. Itulah kenapa ada sebagian manusia masih suka
hidup di masa lalu dan masih suka hidup di masa depan. Padahal masa sekarang
adalah satu-satunya waktu yang kita miliki.
Apabila Anda
sedang membaca artikel ini, maka ketahuilah. Masa lalu kita sudah menghilang
dan masa depan kita belum terbentuk. Waktu yang kita miliki hanya sesuai dengan
apa yang sedang kita isi didalam kehidupan Anda sekarang. Kalau sekarang kita
sedang membaca ini, berarti itulah waktu Anda. Waktu adalah kesempatan hidup.
Hal terbaik apa yang kita pilih untuk mengisi kesempatan hidup kita sekarang,
itulah waktu.
Kalau pada detik
ini, kita sedang mengingat masa lalu. Berarti kita menggunakan waktu untuk
hidup didalam memori. Begitu juga kalau pada detik ini, kita sedang
mensimulasikan masa depan. Berarti kita sedang menggunakan waktu untuk hidup
didalam memori Anda. Kecemasan bisa disebabkan oleh dua hal; masa lalu atau
masa depan. Sementara masa lalu dan masa depan hanyalah memori.
Maka, bagian
terbaiknya adalah, cobalah untuk mensyukuri dengan sebaik-baiknya waktu yang
kita miliki. Mensyukuri waktu bukan dengan mengucapkan sejuta pujian. Namun,
memberikan makna kedalam waktu itu. Tidak ada tempat bagi kecemasan apabila
kita mau mensyukuri waktu.
Sahabatku… Kalau kita memiliki
pasangan atau sahabat yang menderita anxiety, maka dengan kasih sayang
sadarilah diri mereka tentang kecemasan itu, dan bisikan kalau kecemasan itu
bukan takdir mereka. kecemasan adalah nasib yang mereka pilih. Mereka memiliki
kesempatan yang sama untuk memilih nasib bahagia dan terbebas dari kecemasan.
Kecemasan adalah bagian normal
dari proses pembelajaran hidup. Kita adalah makhluk yang waspada. Saat kecemasan
muncul untuk mengganjal jalan yang mau kita lewati. Maka jangan menghindar dari
kecemasan itu. Sadarilah diri “Oke… saya cemas, ini adalah kecemasan saya. Saatnya
saya mengangkat kecemasan saya dan membuangnya”.
Kita sering menghindari batu yang
kita lewati, lalu saat kita melewati jalan yang sama. Batu itu tetap disana. Karena
batu itu berada di area pribadi kita, maka hanya kita lah yang berhak mengangkat
batu itu.
Jangan menghindari kecemasan dan
berkata “saya tidak cemas” pada saat kita cemas. Sadarilah segala emosi, lalu
pilihlah bagian terbaiknya. Bagian terbaik dari kecemasan adalah tidak cemas. Kalau
begitu angkatlah kecemasan itu secara sadar, lalu buanglah kecemasan itu secara
sadar pula.
Kita tidak akan membuang kecemasan
dengan apa-apa selain dengan pelajaran. Bukan dengan obat penenang, aromatic
terapi, kumpul dengan teman, travelling, menyendiri dalam kesunyian, mendengar musik. Semua bagian
yang diluar diri sifatnya hanya sementara. Karena yang diluar hanya dilihat
dari yang didalam.
Obat penenang hanya memiliki efek
selama kurang lebih 6-8 jam. Aroma terapi apabila oilnya sudah habis maka
langsung terhenti. Teman-teman akan kembali pada hidupnya masing-masing. Setiap
travelling tetap kita akan kembali ke rumah. Kesunyian juga bukan tempat yang
sepi apabila jiwa tidak ikut sunyi. Musik akan berhenti menenangkan apabila dia berhenti berputar.
Sahabatku… Semua akan kembali,
yaitu kembali kedalam diri sendiri lagi. Jadi pengobatan terbaik anxiety adalah
kembali memperbaiki diri. Kembali mengelola agar diri sesuai sebagaimana
semestinya kita diciptakan.
Jadi, sekarang tinggal bagaimana kita
memilihnya. Pilihlah kebaikan dengan secara sadar mengatur takaran kecemasan dan hiduplah didalam kebaikan SANG PENCIPTA, SANG
PEMBUAT. Kecemasan akan menjadi kebaikan untuk mewaspadai diri, kita tinggal membuat diri mampu mengatur takarannya. Agar kita tidak overdosis kecemasan (anxiety). Semua adalah baik, tergantung siapa yang mampu melihat, merasakan,
bergerak dan hidup didalam PEMILIK KEBAIKAN itu sendiri.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com