“Tahu belum tentu sadar. Bagaimana
cara membangun kesadaran tersebut?” Melalui anugerahNYA izinkan kami menjawab.
Saat berjalan menyelusuri
jembatan diatas sungai, terpampang sepanduk sepanjang tiga meter dengan tulisan
besar “MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI MENYEBABKAN BANJIR”. Tapi diwaktu yang
bersamaan kita menengok, ternyata masih banyak yang membuang sampah di sungai. Padahal
dengan tulisan itu, mau tidak mau, setiap yang membaca otomatis menjadi tahu,
meski memang tidak otomatis menjadi sadar.
Sahabatku… Kesadaran merupakan
pilihan. Jadi, tantangan berat sebelum kesadaran adalah keinginan untuk sadar.
Ada banyak faktor yang mendukung manusia agar terus memilih sadar sebagai
bagian keinginan diri. Inilah yang akan kita bahas hari ini. Hari ini kita akan
membahas cara membangun kesadaran diri. Namun sebelum membahasnya, kami ingin
bertanya secara pribadi kepada Anda “Apakah Anda sadar?”
Orang sadar adalah seseorang yang
waspada akan pikiran, perasaan, dan tindakannya. Dia tahu, apa yang dia lakukan
dan mengapa dia melakukannya. Mereka adalah orang yang mengenal dan
memperhatikan diri sendiri lebih dari apapun. Karena inilah orang sadar mampu
mengendalikan diri mereka sendiri. Mereka selalu waspada dengan segalanya, dan
terus berusaha meningkatkan kesadaran dirinya.
Segalanya berawal dari yang di dalam
menuju keluar. Apa yang kita bawa keluar tergantung dengan apa yang didalam. Silahkan
jawab pertanyaan diatas, dan biarkan diri kita dengan sadar mendengar
jawabannya sendiri. Mari kita lanjutkan pembahasan, ini akan menjadi tulisan yang panjang. Semoga Anda sabar menjemput kesadaran Anda. Lalu bagaimana cara
membangun kesadaran diri :
1# Selalu Belajar dari
Pengetahuan
Sahabatku…
Pengetahuan tidak melulu berasal dari buku yang kita beli, atau sekolah yang
kita bayar. Pengetahuan bisa berasal dari mana saja. Seekor burung yang hinggap
pun adalah pengetahuan. Sekuntum bunga yang layu pun adalah pengetahuan. Kesalahan
dan nikmat yang kita rasakan juga pengetahuan. Hidup ini adalah pembelajaran
bagi yang mau belajar.
Pengetahuan
adalah hal penting yang menjadi dasar munculnya kesadaran. Meski tidak melulu
seperti itu. Contoh ringannya, setiap perokok pastinya mengetahui kalau rokok
itu berbahaya bagi jasad. Namun, foto-foto mengerikan yang dengan sengaja dijadikan
pembungkus rokok, sama sekali tidak berpengaruh. Artinya pengetahuan tentang
bahaya rokok, belum mampu membuahkan kesadaran bagi sebagian mereka yang tidak mau
mengelola pengetahuan itu. Tapi, banyak juga mereka yang menjadi ingin berhenti
merokok, karena pengetahuan tentang rokok membuahkan kesadaran bagi mereka.
Pengetahuan
membawa input yang diterima oleh indra dan anggota tubuh lainnya, lalu dikelola
didalam diri. Cara tiap diri mengelolanya pun masing-masing unik. Tapi dibalik
itu tetap, pengetahuan sangat penting untuk perkembangan kecerdasan,
peningkatan kualitas hidup, dan evolusi peradaban manusia. Bahkan, jika dikelola
dengan benar, pengetahuan juga bisa berguna untuk memicu kebangkitan kesadaran.
Berkat
pengetahuan kita akhirnya kita tahu kalau tomat, terung dan cabai adalah jenis
tanaman buah-buahan. Tapi berkat kesadaran kita pula, kita tidak memasukkan
terung, tomat dan cabai kedalam semangkuk sop buah.
Hal yang wajib
digaris bawahi, bahwa pengetahuan yang tidak terkelola sama sekali tidak akan
membuahkan kesadaran. Mengelola pengetahuan, artinya mengaplikasikan
pengetahuan itu demi kepentingan bersama kehidupan. Sayangnya dari kecil kita
mengelola pengetahuan hanya untuk sekedar angka yang tertulis diatas kertas, sementara angka
dikertas itu hanya diperuntukan bagi kepentingan perorangan saja. Pengetahuan
hanya menjadi bahan penilaian untuk mencapai tujuan pribadi, bahkan sebelum
mampu dikelola menjadi kesadaran pribadi. Akhirnya manusia memiliki pengetahuan
yang banyak, tapi masing-masing pengetahuan yang terbatas itu, tidak menjadi
kesadaran apa-apa bagi kepentingan bersama kehidupan.
Baiklah jadi bisa
disimpulkan, kesadaran muncul dari hasil pengelolaan pengetahuan. Apabila pengetahuan
tidak terkelola, maka tidak akan menjadi kesadaran, hanya pengetahuan. Seperti
memasukkan aneka buah kedalam mesin juicer, pengetahuan itu harus dilumat habis
melalui akal sebelum menjadi kesadaran. Lalu bagaimana caranya. Bagaimana cara
agar akal melumat pengetahuan menjadi kesadaran?
Sahabatku… Cobalah
untuk menerapkan 2W + 1H setiap kali
kita menerima pengetahuan baru :
*W1 adalah WHAT = Apa isi pengetahuan ini? *
Jadilah
penasaran terlebih dahulu dengan apa isi pengetahuannya. Jangan buru-buru
mengklaim pengetahuan yang masuk. Resapi dahulu apa pengetahuan itu.
Berpikirkan dan cari titik kebaikan kesadarannya melalui akal dan hati untuk
pengembangan kesadaran diri.
Pengetahuan
itu aliran frekuensi. Seseorang akan menerima frekuensi yang sesuai dengan
frekuensi yang dia lepas. Apabila pengetahuan itu tidak se-frekuensi, maka
hargailah pengetahuan itu. Bisa jadi pengetahuan itu berada jauh diatas
frekuensi kita berada. Ingat, semuanya adalah energi. Pikiran, kata-kata,
gambar, perasaan dan tindakan Anda semua menarik seperti energi.
Kebenaran
pengetahuan adalah sesuatu yang relatif, kebenaran yang hakiki berada didalam
akal yang menerimanya. Sayangnya kita lebih sering meng-ingkari akal kita
sendiri. Akhirnya akal kita hanya ditutupi oleh kumpulan dogma doktrin yang sebenarnya
malah sama sekali tidak bisa diterima akal. Akal kita ditutupi oleh seribu penilaian orang lain, yang membuat kita takut lalu meng-ingkari akal kita sendiri. Susah menumbuhkan kesadaran, dari
sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal. Karena kesadaran bukan berbahan
dasar ketakutan.
Tanda kalau
kita telah menerima kebenaran pengetahuan yang hakiki, adalah kita mampu berada
dititik netral. Kenetralan adalah frekuensi SANG PENCIPTA,SANG PEMBUAT. Jadi saat kita menerima
ilmu hakiki dari SANG MAHA, kita tidak akan mencap orang lain sesat, dan kita juga
tidak akan takut tersesatkan oleh orang lain. Karena pengetahuan kita sudah
menjadi proses kesadaran diri, bukan dogma doktrin yang diulang-ulang untuk menakut-nakuti
dan menutupi akal. Mohon dimengerti dahulu dengan akal yang netral, sebelum paragraph ini menyinggung
siapapun.
Sahabatku…
Semesta ini sudah dipenuhiNYA oleh pengetahuan-pengetahuan. Kenapa dipenuhi
oleh pengetahuan-pengetahuan adalah karena kita memang membutuhkan pengetahuan
untuk menjadi sadar. Tapi sebelum menjadi kesadaran, pengetahuan itu harus
diolah dulu dengan menggunakan akal. Kelolalah akal dalam kenetralan, dan kita
hanya akan berada didalam kesadaran.
*W2 adalah WHY = Kenapa pengetahuan ini dibutuhkan buat saya?*
Jadilah
terbuka dahulu dengan diri sendiri. Blok utama kenapa akal jarang digunakan,
adalah karena manusia itu tidak mau mengintrospeksi dirinya sendiri. Padahal
introspeksi diri itu merupakan sarana untuk mengakui kekurangan diri yang perlu
diperbaiki, dan ini adalah awal gerbang kesadaran.
Memang sulit
untuk memikirkan diri kita dan apa yang harus diperbaikinya. Tapi kita tidak
bisa terus menerus menilai yang diluar dan melupakan diri sendiri. Setiap orang
bisa menilai sungai yang bersih adalah sungai yang tidak dipenuhi sampah, tapi
tidak semua orang mampu menyadarkan dirinya untuk tidak memenuhi sungai dengan
sampah.
Dengan
bertanya kenapa? Kita akan mulai mencari bagian mana dari pengetahuan ini yang nantinya
bisa meningkatkan kesadaran. Sehingga kesadaran kita pun meningkat.
*H1 adalah HOW = Bagaimana mengaplikasikan pengetahuan ini?*
Setiap orang adalah
unik. Lakukanlah aksi kecil yang nyata dalam hidup Anda. Meski kecil, tapi itu adalah kesadaran
diri yang sedang bergerak dalam perbaikan. Jangan meremehkan diri Anda yang
membuang sampah pada tempatnya, yang mulai mencoba berhenti merokok, yang mulai
menyempatkan waktu berbuat kebaikan.
Selalu rencanakan
aksi-aksi perubahan kesadaran diri. Kuncinya, fokuslah kedalam diri dan abaikan
pengomentar. Ingat berkomentar dan mengkritisi diri orang lain jauh lebih mudah
dan remeh. Ketimbang diri yang mampu mengomentari dan mengkritisi diri sendiri.
Fokuslah kedalam aksi-aksi kita, meski itu kecil, sepele dan diremehkan oleh
orang lain. Kita bergerak bersama SANG MAHA, bukan bersama pengomentar dan
pengkritisi itu. SANG MAHA MENGETAHUI jelas mengetahui serta menghargai, porsi dan kapasitas diri
kita masing-masing.
2# Berbaik Kepada Sendiri (Self Love)
Sahabatku…
Seberapa baik kita terhadap diri sendiri? Manusia yang baik pada dirinya
sendiri, tidak akan mungkin menanamkan sifat ‘egois’ didalam dirinya, karena
dia sadar, itu bukanlah kebaikan buat dirinya. Jadi jangan berpikir manusia
yang menerapkan kebaikan buat dirinya akan bersikap sangat egois. Justru dia
akan menjadi sangat sadar untuk memperlakukan manusia lainnya sebagaimana dia
ingin di berlakukan.
Sikap ini
secara tulus dia lakukan, bukan paksaan, ketakutaan atau pengharapan pujian. Tapi
karena memang seharusnya seperti itu. Seharusnya memang, kita menjadi baik buat
diri sendiri untuk berbahagia dengan nilai diri sendiri. Lalu karenanya kita
berbagi kepada sesama sesuai dengan nilai-nilai diri sendiri.
Jadi menjadi
baik buat diri sendiri adalah tentang menyadari diri sendiri, untuk berbuat
baik terhadap dirinya terlebih dahulu, sebelum keluar dan menjadi contoh
kebaikan untuk sesama. Bisa dibayangkan bukan, kalau kita tidak bisa sadar
untuk berbuat baik kepada diri kita sendiri, bagaimana bisa kita berbuat baik
kepada orang lain. Jangankan berbuat baik, bahkan untuk menjadi contoh pun
tidak akan bisa.
Menjadi baik
buat diri sendiri bukan tentang menjadi egois, tapi tentang bagaimana kita
memunculkan kesadaran untuk menghargai diri sendiri. Apabila kita berhasil
memunculkan kesadaran menghargai diri dengan cara yang benar. Kita pun akan
sadar untuk menghargai orang lain dengan cara yang benar pula. Karena kita
tahu, bahwa itulah yang mereka butuhkan.
Saat Anda
sedang mengantre didepan kasir, Anda menghargai diri sendiri dan ikut dalam
antrian. Anda tidak berniat menyerobot antrian itu, karena Anda pun
memberlakukan orang lain dengan harga yang sama.
Sahabatku… Meski
ego adalah pendorong pemenuhan kebutuhan kehidupan. Namun kita harus terus mampu menjalani
kehidupan ini secara netral. Kenetralanlah yang mampu membuat kita tidak
menjadi budak hawa nafsu sebagai alasan kebaikan buat diri sendiri. Kalau
sampai kita menjadikan hawa nafsu sebagai alasan, maka kita telah berhasil
membuat diri kita menjadi seperangkat alat super egois, yang hanya akan bekerja
buat dirinya sendiri. Sebaliknya, kalau kita mampu memandang jalan kebaikan
secara netral. Maka kita akan segera menemukan fungsi hidup ini, yaitu untuk
berdiri dan menyebarkan kebaikan tanpa kata ‘egois’ didalamnya. Mohon pegang
paragraph ini baik-baik sahabatku…
3# LURUSKAN NIAT
Niat adalah
bahasa jiwa yang halus. Niat kita berbicara pada tahap paling awal sebelum gerakan
apapun dimulai, termasuk gerakan pikiran dan perasaan.
Kita telah
berbicara banyak tentang niat, yang belum membaca bisa cek kedalam website dan facebook kami. Agar pembahasannya tidak terlalu panjang, disini kami hanya ingin mengingatkan
kembali untuk selalu meluruskan segala niat.
Selalu dan
selalu sadar dengan niat Anda dalam aktifitas apapun. Dimulai dari yang tampak
remeh, sampai nanti menuju hal-hal yang lebih serius. Karena apapun yang kita
terima, akan selalu berbanding lurus dengan niat yang kita kirimkan.
Luruskanlah niat selurus-lurusnya jiwa kita mampu dalam kebaikan untuk menerima
dan meningkatkan kesadaran diri. Karena beginilah cara kita menyentuh pemilik
system YANG MAHA BAIK.
4# Tumbuhkan Keinginan Untuk
Berfungsi
Sahabatku… Kesadaran
memungkinkan kita untuk berevolusi. Kesadaran juga memungkinkan kita menemukan
tujuan hidup kita, yang merupakan kompas terbaik untuk diri saat ini dan masa
depan.
Segala yang
hidup harus mencari fungsi kenapa dia dihidupkan. Mencari sesuatu yang sudah
dibawa. Fungsi itu sudah kita bawa dari awal kehidupan. Belatung dibuat untuk
merecycle. Atmosfir dibuat untuk melindungi bumi. Paru-paru berfungsi untuk
bernafas. Semua bergerak sesuai dengan fungsinya. Semua memiliki fungsi dalam
hidup ini. Semua ada maksud dan tujuannya. Baik bagi pelaku maupun bagi korban.
Karena semua adalah satu. Kesatuan selalu saling menfungsikan.
Keinginan
untuk menjadi berfungsi ini akan menumbuhkan kesadaran yang berkobar didalam
diri. Kesadaran awal yang muncul inilah yang akan membuat kita tidak menolak
kebenaran. Membuat kita untuk terus belajar dari pengetahuan. Membuat kita
berbaik kepada diri sendiri dan meluruskan niat. Jadi memang kesadaran muncul
karena kesadaran. Dan keinginan kesadaran awalnya bermula dari keinginan untuk berfungsi.
Berbicara
mengenai kesadaran cukup kompleks memang. Harus pelan-pelan. Pelan-pelan
izinkan diri Anda untuk menerima kesadaran. Paling tidak diawal, izinkan diri
Anda untuk berfungsi, percayalah, dalam waktu dekat, kesadaran-kesadaran Semesta akan
menarik diri Anda.
Sahabatku…
Kita ini adalah energi, kesadaran adalah vibrasi, sementara vibrasi selalu
berada dan menarik frekuensi yang sama. Kalau kita sadar ingin menjadi
berfungsi, maka tidak ada yang kita dapati selain menjadi pribadi yang
berfungsi bagi dan sebagai semesta. Itulah energi. Hanya kita harus mau melalui
prosesnya. Bahkan kopi instant pun tetap harus melalui proses. Setiap pribadi
akan melalui proses yang berbeda-beda. Hargai masing-masing proses orang lain
dan hargailah proses diri Anda sendiri.
5# JANGAN MENOLAK KEBENARAN
Terakhir
sahabatku… Siapa yang tidak suka dengan kebenaran? Manusia selalu berharap bisa
berdiri disisi yang benar. Namun tidak ada manusia yang mampu menjawab apa itu
kebenaran hakiki. Maka biarkan SANG PEMBUAT yang memberi jawaban. Biarkan SANG
PEMBUAT yang memberi arah dan pesan. Biarkan SANG PEMBUAT yang menuntun dan
mengajari. Tugas kita hanya membuka diri dan menerima. Melepas ego untuk
menilai dan mencari keuntungan. Jadilah kertas putih dan biarkan semesta
mewarnainya dengan warna yang hakiki.
Selama ini
kita selalu memprioritaskan diri untuk menerima kesempurnaan hidup, tapi tidak
kebenaran hidup. Padahal hidup akan sempurna bila semesta menyingkap kebenaran
yang sebenarnya. Apa yang sempurna dari sebuah ketidak benaran?
Cobalah
mencintai kebenaran semesta sebagai jati diri yang memang seharusnya kita
ketahui dan sadari. Hidup yang berjalan didalam kebenaran semesta tidak akan
pernah sama dengan kehidupan fatamorgana. Nyatanya fatamorgana memang tidak
akan pernah menghapus dahaga bukan?
Akhir kata, diatas adalah 5 cara membangun
kesadaran. Tentunya masih banyak cara-cara lainnya. Temukan cara yang sesuai
dengan diri Anda sahabatku… Hidup adalah pilihan, kita hanya perlu memilih atas
nama kebaikanNYA YANG MAHA BAIK.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com