Sahabatku… Ada berapa Tuhan di dalam
semesta ini apabila kita masih beranggapan bahwa Tuhan adalah agama? Dari data
Wikipedia terdapat kurang lebih 4200 agama di dunia ini. Jumlah yang cukup
banyak, meski hanya ada beberapa nama agama saja yang masuk kategori terkenal,
dengan pengikut yang paling banyak.
Sebagaimana kita ketahui, tiap agama
akan mengontrol pengikutnya sesuai dengan segala hal yang menjadi kesepakatan
agamanya. Itulah kenapa masing-masing agama memiliki ajaran keTuhannya masing-masing.
Memiliki syarat tata pemujaan serta ibadahnya masing-masing. Memiliki hukum-hukum
kehidupan yang disepakati masing-masing. Dan yang paling menonjol, setiap agama
memiliki Tuhannya masing-masing. Setiap agama mewujudkan Tuhan dengan nama,
cara, sifat dan kebijaksanaannya masing-masing.
Jadi sangat wajar kalau saat akal
manusia menjadi setingkat lebih kritis, maka akal kritis kita akan bertanya “Ada
berapa Tuhan didalam semesta ini?”
Hanya masalahnya bagaimana ini
bisa terjawab. Sementara setiap pemeluk agama memiliki keyakinan penuh bahwa
agamanya-lah yang paling benar, yang paling baik, dan yang paling sesuai. Dan pastinya
setiap pemeluk agama menyakini, bahwa hanya Tuhan yang mereka sembah-lah yang
menciptakan, yang menghidupkan, yang mematikan, yang memberi dan yang mengatur
semesta raya ini. Jadi benarkah ada begitu banyak Tuhan didalam hidup ini?
Kalau memang betul ada begitu
banyak Tuhan, maka coba jawab bagaimana bisa semua kehidupan di dalam semesta
ini bisa sangat selaras? Bagaimana bisa wujud asli segala yang didalam semesta
hanya satu yaitu energy yang bervibrasi? Apakah SANG PENCIPTA PENGHIDUP yang
berbeda-beda nama itu saling bekerja sama juga untuk keselarasan ini?
Maksud kami, coba Anda pegang
tangan Anda, apakah bentuknya sama dengan mereka yang Tuhannya berbeda dengan
Tuhan Anda? Begitu juga dengan jumlah hidung, mulut, mata dan telinga apakah
jumlahnya sama juga? Sayangnya jawabannya tetap sama bukan. Lalu bagaimana Tuhan-Tuhan
yang banyak itu membuat keselarasan hidup yang seragam. Belum lagi dengan seribu
bintang yang Anda lihat, kira-kira Tuhan agama siapakah yang menciptakan semua
bintang-bintang itu?
Diatas adalah pertanyaan-pertanyaan
yang muncul, kalau kita menyakini ada banyak Tuhan di dalam semesta ini. Tapi
kalau kita menyakini bahwa hanya ada satu Tuhan di dalam semesta ini, maka
pertanyaan yang akan muncul adalah tentang Tuhan siapa yang paling benar? Dan adakah
bukti nyata, bahwa Tuhan itulah yang paling benar dan Tuhan-Tuhan yang lain adalah
salah? Lalu bagaimana bisa Tuhan-Tuhan yang banyak itu tidak pernah saling
menunjuk diri?
Bukankah memang selama ini tidak
pernah ada peperangan antar Tuhan terjadi? Justru kita selalu melihat wujud keselarasan
didalam semesta ini, termasuk di dalam diri kita sendiri. Hukum sebab-akibat yang
berlaku didalam semesta ini seimbang dan rata bagi pemeluk agama apa pun. Memang
kita mampu melihat peperangan-peperangan yang meng-atas namakan agama. Namun
apakah Tuhan-Tuhan masing-masing agama itu juta turut berperang? Buktinya
tidak.
Ambil contoh Tuhan agama Kristen,
dengan Tuhan agama Yahudi dan Tuhan agama Islam. Faktanya ketiga Tuhan ini saling
bersepakat tentang matahari terbit dan tenggelam. Apakah ketiga Tuhan ini
saling beda pendapat tentang pengaturan terbit dan tenggelamnya matahari? Sampai
sekarang tidak ada bukti nyata yang diperlihatkan dari ketidaksepakatan itu. Karena
sampai sekarang segalanya masih selaras.
Betul memang setiap agama
memiliki konsep kepercayaan ke-Tuhanannya masing-masing. Namun siapa yang benar
dari agama-agama ini, jawabannya tergantung keyakinan tiap-tiap kita. Keyakinan
adalah sesuatu yang bersifat individual, jadi tidak bisa Anda memaksakan
keyakinan Anda kepada orang lain. Karena keyakinan Anda adalah pilihan berdasarkan
pengalaman dan lingkungan yang membentuk Anda. Karenanya sangat tidak pantas
kalau kita mempertanyakan kebenaran keyakinan kelompok lain. Apalagi sampai
meng-kafirkan kelompok lain.
Label kafir adalah label yang
disematkan bagi seseorang yang tidak sekelompok (seagama), bukan bagi seseorang
yang tidak berTuhan. Pada dasarnya tidak ada manusia yang tidak berTuhan, yang
ada adalah manusia yang tidak mempercayai Tuhan. Seseorang memiliki pilihan untuk
tidak percaya dengan adanya Tuhan yang disembah. Maka ketidak percayaan dia tidak
menjadi alasan bahwa Tuhan itu tidak ada.
Karena kita tidak mungkin menjadi
kita, kalau SANG PENCIPTA PENGHIDUP tidak menciptakan dan menghidupkan kita.
Jadi kita adalah siapa yang menciptakan dan menghidupkan kita. Kecuali kalau ada
seseorang yang secara sadar percaya dan mampu membuktikan bahwa dia telah
menciptakan dirinya sendiri. Namun adakah orang yang menyadari bahwa dirinya
menciptakan dirinya sendiri? Sayangnya tidak. Kalau dia merasa menciptakan,
maka coba biarkan dia menjawab apa itu energy yang bervibrasi, yang sampai
sekarang para ilmuan pun tidak bisa mendefinisikannya?
Sahabatku… Kita adalah setara dalam
wujud spiritualitas kita. Kita sama-sama mempercayai penciptaan. Bahwa diri dan
semesta ini diciptakan dan dihidupkan. Adakah nama untuk SANG PENCIPTA
PENGHIDUP. Tidak ada. Agama berdasarkan kesepakatan menjawab dan memberikan
nama. Tapi bukan berarti nama-nama yang berbeda menciptakan realita yang
berbeda. Karena realitanya apapun nama yang Anda sebut, kita tetap diciptakan
dan dihidupkan oleh SANG PENCIPTA PENGHIDUP yang satu.
Begitu juga dengan seluruh utusan
yang membawa ajaran-ajaran yang berbeda itu. Seluruhnya masih juga diciptakan
dan dihidupkan. Tidak ada pengecualian apapun disini. Jelas manusia tidak
menciptakan dirinya sendiri. Jadi tanpa keraguan, terlepas dari siapa Tuhan
yang paling benar. Tetap kita akan mengakui bahwa memang kita dan semesta ini adalah
sesuatu yang diciptakan dan dihidupkan didalam waktu dan ruang SANG PENCIPTA
PENGHIDUP dan inilah yang disebut dengan spiritualitas.
Spiritualitas adalah Tuhan yang
universal. Artinya, bagaimanapun keyakinan Anda tentang siapa dan bagaimana
Tuhan itu. Itu adalah keyakinan Anda. Jadi siapapun adalah spiritual. Inilah alasan
kenapa kita tidak membicarakan agama saat berbicara tentang spiritualitas.
Setiap agama dibangun berdasarkan spiritualitas. Spiritual adalah hal pribadi
yang seharusnya setiap spirit (jiwa) memiliki spiritual. Karena spiritualitas
adalah hubungan seseorang dalam memaknai Tuhan didalam dirinya. Jadi bukan
berarti tidak beragama tidak berTuhan dan jiwanya tidak berhak mengkonsepkan
keTuhanan.
Sahabatku… Mohon jangan
meng-ingkari akal kita sendiri. Itulah kenapa saat kita berbicara spiritual
selalu akan membawa kepada kedamaian. Bahwa apapun perbedaan yang terjadi, itu
hanyalah perbedaan yang dibuat oleh manusia dan tidak akan mengubah sedikit pun
dari kenyataan yang berlangsung.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com