Mati-matian manusia membela yang
dicintainya, meski itu mengharuskannya untuk membenci. Tak peduli berapa ton
frekuensi buruk yang harus dia pancarkan ke bumi, tetap para pembenci tidak
tahu apa-apa tentang nasib buruk yang harus diterima oleh bumi.
Dalam tulisan ini, kami akan membahas
topik penting tetapi belum dijelajahi, yaitu korelasi antara makhluk bumi, bumi
dan kebencian. Tulisan ini penting kalau kita peduli dengan bumi bukan hanya
sebagai tempat tinggal. Tapi kita peduli dengan bumi sebagai bagian semesta,
dan kita sadar sebagai sesama semesta kita memang harus saling menjaga.
Sahabatku… Sebagaimana yang telah
kita bahas, semuanya adalah frekuensi. Kita tidak dapat memiliki pengalaman
apapun di planet ini tanpa menariknya melalui frekuensi dan memancarkannya pula
melalui frekuensi. Setiap emosi, termasuk cinta dan benci, menyesuaikan diri
dengan frekuensi tertentu. Kesehatan memiliki frekuensi. Penyakit memiliki
frekuensi. Masing-masing organ manusia disetel dalam frekuensi tertentu,
seperti seluruh jasad kita juga yang beresonansi pada frekuensinya sendiri. Kita
adalah simfoni frekuensi, titik.
Fakta ini membuat kehidupan kita
terjalin erat, bukan hanya dengan sesama manusia, namun juga terhadap seluruh
makhluk bumi lainnya, dan juga termasuk bumi itu sendiri. Jalinan itu terpancar
otomatis dari setiap kehidupan kepada kehidupan. Ingat! Otomatis, artinya
apakah manusia itu adalah manusia yang kita kenal atau tidak, apakah kita mau
menjalinnya atau tidak, apakah kita mengerti atau tidak, tetap jalinan itu
terpancar, tidak akan terhenti kecuali kematian yang menghentikannya.
Seperti apakah jalinan erat itu?
Jalinan erat itu seperti hubungan
batin, ini secara ilmiah bisa kita sebut sebagai medan elektromagnetik. Medan
elektromagnetik ada di mana-mana, manusia sendiri adalah penghasil dan pemancar
elektromagnetik. Elektromagnetik adalah fenomena
fisik, jadi dapat diukur melalui alat tertentu dengan efek yang dapat diamati
dengan jelas. Kita bisa membeli alat ini secara umum, dari alat ini kita akan
melihat bahwa semuanya benar-benar memiliki medan magnet.
Ada alasan kenapa semua memiliki
medan magnet, yaitu karena semuanya adalah energi yang bervibrasi. Pada tingkat
mikroskopik /atom, elektron bermuatan partikel terus bergerak di sekitar inti atom,
sehingga menciptakan medan magnet. Itulah kenapa hewan, tumbuhan, benda yang
kita anggap mati seperti batu dan air pun kalau diukur mengeluarkan elektromagnetik
dengan berbagai ukuran angka.
Begitu juga dengan bumi. Medan
magnet bumi, dikenal dengan nama medan geomagnetik, adalah medan magnet yang
memanjang dari interior bumi ke luar angkasa, tempat bumi bertemu angin
matahari, aliran partikel bermuatan yang berasal dari matahari. Medan magnet matahari
tidak sampai situ saja, tetapi meluas jauh ke luar angkasa melampaui Pluto.
Perpanjangan medan magnet matahari yang jauh ini disebut bidang magnet antarplanet
atau Interplanetary Magnetic Field (IMF).
Bukankah ini menakjubkan? Sama seperti
udara dan gas, meski tidak terlihat tapi masih bisa kita hitung dan rasakan,
dan pastinya sangat penting. Medan magnet bumi memainkan peran penting untuk
semua makhluk hidup. Tanpa medan geomagnetik, kehidupan di planet ini hampir tidak
akan mungkin terjadi. Diantara kebutuhan kita akan medan magnet bumi salah satunya
adalah untuk kompas, kompas tidak akan berfungsi apabila tidak ada medan magnet
bumi. Burung-burung akan kehilangan navigasi, aurora akan berubah, sinar kosmik
dapat mencapai permukaan bumi, dan bagian terparahnya seluruh satelit dapat mengalami
kerusakan akibat badai matahari, dan tanpa medan magnet Bumi, setiap perangkat
elektronik dapat terpapar partikel berenergi tinggi dari sinar kosmik dan angin
matahari.
Baiklah, berarti dapat
disimpulkan bahwa geomagnetic bumi adalah hal yang sangat pentig. Pertanyaan
selanjutnya apakah geomagnetic bumi berhubungan atau dapat terpengaruhi dengan
elektromagnetik manusia dan makhluk hidup lainnya? Jawabannya adalah IYA. Sangat
berhubungan dan bahkan terlalu terpengaruhi.
Sahabatku… Jantung menghasilkan
medan elektromagnetik terbesar di jasad. Medan listrik yang diukur dalam
elektrokardiogram (EKG) sekitar 60 kali lebih besar amplitudo dari pada
gelombang otak yang direkam dalam electroencephalogram (EEG). Jantung manusia
adalah sumber kuat elektromagnetik yang bahkan beberapa meter jauhnya dapat
dideteksi oleh instrumen ilmiah modern.
Nah, sebenarnya medan
elektromagnetik jantung berisi informasi atau kode tertentu, yang sampai
sekarang pun masih coba dipahami oleh para peneliti. Informasi dan kode
tertentu ini ditransmisikan ke seluruh dan di luar tubuh, termasuk ke bumi. Salah
satu temuan paling signifikan dari penelitian terkait bidang ini adalah bahwa
emosi positif yang dihasilkan secara sengaja atau tidak sengaja dapat mengubah
informasi dan pengkodean ini, begitu juga dengan emosi negatif.
Hasil percobaan menunjukkan,
ketika orang menyentuh atau berada dekat dengan sesuatu atau seseorang, terjadi
pemindahan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jantung. Perpindahan ini
bukan hanya terjadi antar sesama manusia, namun sesama makhluk bumi dan bumi. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa ketika kita memancarkan emosi, jantung kita
menghasilkan gelombang elektromagnetik yang akan diterima oleh bumi. Semakin
banyak orang yang memancarkan emosi yang sama, maka mereka seperti membangun
medan energik besar untuk bumi dan makhluk bumi lainnya.
Emosi positif memiliki getaran ferekuensi
tinggi (high vibration), seperti bahagia, gembira, damai, syukur. Emosi negatif
memiliki getaran frekuensi rendah (low vibration) seperti kemarahan, kecemburuan,
kepahitan, kesedihan, rasa bersalah, rasa malu.
[ Untuk artikel high vibration
klik : https://www.pesansemesta.com/2019/06/maksud-dari-keep-your-vibe-high.html]
[ Untuk artikel low vibration
klik : https://www.pesansemesta.com/2019/07/cara-mengetahui-kalau-diri-dalam.html]
Dari banyaknya macam emosi yang
disebutkan diatas, bisa dirangkum menjadi hanya dua emosi, yaitu emosi cinta
dan benci. Dengan cinta seseorang mampu gembira, damai, bahagia, bersyukur. Dengan
benci seseorang mampu marah, cemburu, sedih, bersalah, malu, mengalami
kepedihan.
Energi selalu memeliki hukum tarik
menarik frekuensi. Manusia adalah energi, kita selalu menarik frekuensi sesuai
dengan frekuensi apa yang kita pancarkan. Frekuensi yang terpancar itu lah yang
menjadi dasar elektromagnetik manusia. Elektromagnetik manusia adalah apa yang
menjadi dasar geomagnetik bumi. Sementara geomagnetic bumi memancar menuju
magnet antar planet. Ini bukti koneksi raksasa kehidupan.
Sampai disini, sains telah mengakui
bahwa kita semua adalah bagian dari jaringan koneksi raksasa yang tidak hanya
mencakup kehidupan di planet ini, tetapi seluruh tata surya kita dan apa yang
ada di baliknya. Berarti semakin banyak kebencian atau cinta yang kita
pancarkan dari diri, akan mempengaruhi yang lainnya juga dan dapat
berkontribusi pada perubahan global yang sedang berlangsung.
Ini adalah bukti kuat penelitian
yang menunjukan bahwa kita memang satu dengan semesta dan isinya. Medan magnet
bumi adalah pembawa informasi yang relevan secara biologis yang menghubungkan
semua sistem kehidupan. Kita mengira bumi tidak merasakan kebahagiaan,
kebaikan, ketenangan, kesedihan, kejahatan, yang semua berasal dari kebencian
hati kita. Padahal sebenarnya bumi tahu dan merasakannya juga. Bahkan
sebenarnya bumi yang lebih tahu terlebih dahulu, sebelum teman facebook kita
mengetahuinya.
Sahabatku… Mari kita renungkan
sejenak dari penjelasan singkat diatas, ternyata betapa kita melupakan hubungan
kita dengan semesta kita ini. Pikirkan tentang keadaan planet kita saat ini.
Kita pasti tidak sedang berada dalam planet yang 100% baik bukan; iklim yang
berubah drastic, gempa bumi yang semakin sering terjadi, badai, banjir, angin putting
beliung, kekeringan, dingin dan panas ekstream, tanaman yang tidak lagi tumbuh
subur. Lalu mari kita hubungkan kondisi planet bumi kita dengan semua aksi kekerasan,
perang, kerusuhan, dan keserakahan yang masih kita lakukan.
Apakah kita pikir semua aksi-aksi
itu tidak merusak planet kita? Apakah segala emosi benci yang kita wujudkan
dalam aksi-aksi itu tidak diterima oleh bumi?
Tentu bumi menerimanya, dengan
pasrah planet kita menelan elektromagnetik kita yang negatif, lalu oleh bumi
terpaksa diteruskan ke medan magnet antar planet. Sambil bumi terus berharap,
agar manusia mau belajar dari akibat kebencian-kebencian yang telah meraka
pancarkan. Apalagi akibatnya kalau bukan keadaan planet yang semakin buruk,
seburuk kebencian yang terus kita pancarkan.
Sahabatku… Kita memang memiliki
banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Salah satunya adalah memilih memiliki
otak cinta, bukan otak benci. Kebencian adalah frekuensi buruk. Mulai sekarang
kita akan menghapus kebencian apapun yang muncul dari diri kita, baik itu
kepada benda yang menurut kita mati ataupun hidup. Karena kebencian adalah
frekuensi yang sangat merusak. Jujur saja, makhluk bumi dan bumi pun tidak akan
tahan dengan akibatnya. Kita akan membahas tentang akibat dari perubahan geomagnetic
bumi pada edisi selanjutnya.
Bahkan seorang Tesla pun berkata "Jika kebencianmu bisa diubah menjadi
listrik, itu akan menerangi seluruh dunia" Marilah kita mengelola dan
memancarkan cinta kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, sesama makhluk
bumi, dan tentunya kepada bumi.
Sahabatku… Hari ini kita telah
belajar bahwa kehidupan adalah kesatuan. Tidak terpisah meskipun sekuat apapun
kita memisahkan. Jangan biarkan kebencian mengoyak keniscayaan ini. Biarkan
cinta menyatukan segalanya. Semua cinta itu terpancar karena kita menghargai
segala kehidupan yang diciptakan dan dibuat oleh SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com