Sebenarnya dalam setiap
ajaran-ajaran yang dibawa oleh setiap Utusan pada zamannya. Anjuran untuk
meningkatkan kecerdasan spiritual selalu ada. Namun ajaran asli itu terkikis
seiring terbentuknya sekelompok pengikut yang memberi nama. Nama itu disebut agama.
Sebagai sebuah kelompok, sudah tentu kelompok itu harus dibela. Seorang yang
beragama lalu membela agamanya adalah hal yang sangat wajar dan manusiawi. Apapun
nama agamanya. Tetapi bagaimana seseorang itu membela agamanya, akan sangat
tergantung dari bagaimana cerdas spiritualnya.
Setiap spirit (jiwa) memiliki
spiritual. Itu sudah menjadi sistem yang kita bawa otomatis didalam tiap diri
manusia. Karena setiap manusia memiliki jiwa (software sistem operasi manusia).
Seberapa cerdas sistem itu tidak sebanding dengan seberapa cerdas seseorang
beragama. Karena tidak memerlukan agama untuk memiliki kecerdasan spiritual. Spirituali
adalah hubungan seseorang dalam memaknai Tuhan didalam dirinya.
Setiap manusia memiliki sistem
spiritual yang butuh ditingkatkan kecerdasannya. Kecerdasan spiritual adalah tentang
men-Tuhankan Tuhan. Menemukan Tuhan, menyatu dan menerima bimbinganNYA. Kecerdasan
spiritual bukan tentang bagaimana agama membentuk manusia. Tapi bagaimana
manusia membentuk agama.
Setiap agama mendifinsikan Tuhan
sebagai SANG PENCIPTA, SANG PEMBUAT yang menciptakan, membuat dan mengatur
manusia dan seluruh alam semesta raya ini. Namun definisi ini masih definisi
kasar, ada definisi halus dari arti Tuhan. Jadi, hal penting sebelum mengaku
ber-Tuhan kita harus mampu menjawab definisi Tuhan itu apa?
Tuhan itu definitif... Tuhan itu
adalah sesuatu yang disembah dan puja, sesuatu yang ditakuti, sesuatu yang di
prioritaskan, dan sesuatu yang mampu membuat kita melakukan sesuatu yang tidak
kita sukai.
Pertanyaannya sekarang siapakah
Tuhan mereka yang mengaku ber-agama?
Itulah kenapa setiap pemeluk
agama harus meningkatkan kecerdasan spiritual didalam dirinya, karena
kecerdasan beragama tidak serta merta membangun kecerdasan spiritual. Banyak ajaran-ajaran
murni tentang kecerdasan spiritual dari para Utusan, yang bahkan tidak
diterapkan dan diajarkan secara baik dalam kehidupan beragama.
Sebagai contoh nyata: Buktinya setiap
yang beragam percaya bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Tuhan yang mereka yakini,
Tuhan yang mereka Imani, Tuhan yang mereka Tuhankan. Namun ternyata dalam
prakteknya ini adalah kebohongan besar.
Mohon jangan tersinggung! Bukankah
memang bohong besar kita percaya Tuhan itu hanya satu. Tapi kita masih
mengolok-ngolok makhluk Tuhan yang lainnya? Lalu dimanakah iman kita tentang ke’satu’an
itu? Mungkin dia bukan saudara satu agama kita, tapi bukankah dia masih saudara
satu Tuhan kita?
Lalu mana yang lebih tinggi
derajatnya? Tuhan atau agama? Dan siapa yang kita Tuhankan? Agama atau Tuhan?
Kecerdasan spiritual adalah
mentuhankan Tuhan. Bukan mentuhankan agama. Orang yang cerdas spiritualnya tahu
dia harus mentaati Tuhannya, dan tahu persis porsi dia dalam membela kelompoknya
(agamanya). Karena setiap orang yang memiliki kecerdasan spiritual tahu bahwa
Tuhan tidak membutuhkan pembelaan dari makhlukNYA. Jadi satu-satunya hal yang
dia lakukan untuk membela Tuhan adalah dengan memuliakan makhluk Tuhan itu sendiri.
Mereka yang memiliki kecerdasan
spiritual tidak akan menghina dan menjelek-jelekkan kepercayaan manusia lain. Karena
mereka paham bahwa seluruh makhluk semesta diciptakan dan dibuat oleh SANG
PENCIPTA, SANG PEMBUAT yang sama. Karenanya mereka tidak akan mengganggu
ciptaanNYA yang lainnya. Karena kalau mereka melakukannya berarti mereka sedang
menggangu ciptaanNYA juga.
Inilah wujud kecerdasan
spiritual. Apapun agama Anda, apapun label Anda, apapun warna bendera Anda. Kita
adalah spirit yang diciptakan dan dibuat oleh ‘SATU’ yang sama.
Pertanyaan pentingnya sekarang.
Siapa yang kita sembah dan puja…Tuhan atau Agama? Siapa yang kita sayangi…
Tuhan atau Agama? Siapa yang kita prioritaskan… Tuhan atau Agama?
Sahabatku… Pahami jawaban ini
agar kecerdasan spiritual kita meningkat. Karena memang sudah waktunya kita
meningkatkan kecerdasan spiritual kita bersama.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com