“Dalam konsep quantum katanya
waktu itu tidak ada. all is happening now… Bagaimana?” Melalui anugerahNYA
izinkan kami menjawab.
Waktu muncul dari gerakan, setiap
gerakan membutuhkan energi. Energi yang berfluktuasi didalam waktu membentuk
ruang. Energi yang berfluktuasi didalam ruang lalu membentuk isi semesta. Jadi
ruang waktu adalah tempat dan momen ketika energi berubah menjadi materi.
Ruang dan waktu adalah bentuk
universal dari keberadaan materi, koordinasi objek. Seluruh pristiwa atau
kejadian semesta membutuhkan ruang dan waktu. Tidak hanya peristiwa dunia luar,
tetapi juga semua perasaan dan pikiran terjadi dalam ruang dan waktu.
Di dunia material semuanya harus
tercipta dengan memiliki ekstensi dan durasi. Ruang dan waktu memiliki kekhasan
masing-masing.
Ruang memiliki tiga dimensi:
panjang, luas dan tinggi, tetapi waktu hanya memiliki satu yaitu sekarang. Masa
lalu dan masa depan, hanyalah memori. Itu tidak bisa dihindari, tidak dapat
diulang, dan tidak dapat diubah.
Maksudnya, ruang dan waktu adalah
mutlak. Tetapi karena semesta adalah bentuk materi yang bergerak, ruang dan
waktu tidak acuh terhadap isinya. Ruang dan waktu dikondisikan oleh materi,
karena suatu bentuk dikondisikan oleh isinya, dan setiap tingkat gerakan materi
memiliki struktur ruang-waktu.
Dengan demikian sel dan organisme
hidup, di mana geometri menjadi lebih kompleks dan ritme waktu berubah,
memiliki sifat ruang-waktu khusus. Artinya, sebagai materi kehadiran kita
membawa ruang dan waktu. Tidak peduli seberapa kecil atau kolosalnya. Tidak
peduli apakah ter-isi atau tidak ter-isi.
Secara umum, ruang adalah batas
tiga dimensi tanpa batas di mana kita dapat mengukur posisi relatif dan arah
objek yang ditempatkan. Namun, ada satu definisi lagi berbicara dengan sudut
pandang teknis - Ruang mendefinisikan "kekosongan (disebut ruang
kosong)" yang ada di antara benda-benda langit atau isi semesta. Namun lagi-lagi
kita tidak bisa mendefiniskan kekosongan (akan kita bahas pada kesempatan lain)
Ruang itu adalah sesuatu yang
bisa diisi dengan sesuatu yang lain, atau bisa juga tidak diisi. Jadi baik itu
diisi atau tidak diisi, itu adalah ruang.
Hal yang tidak boleh diabaikan
adalah ruang selalui diikuti dengan waktu. Tidak ada waktu, tidak ada ruang.
Begitupun sebaliknya. Ruang dan waktu adalah bentuk universal dari keberadaan
materi, koordinasi objek. Universalitas bentuk-bentuk ini terletak pada
kenyataan bahwa mereka adalah bentuk-bentuk keberadaan semua objek dan proses
yang pernah ada atau akan ada di semesta tanpa batas.
Ini berlaku meski waktu sendiri
tidak bisa terdefinisikan dengan sebegitu jelas. Apalagi sejelas kita melihat
jam sekarang, karena memang waktu adalah aturan lain, waktu bukanlah dentingan
jam. Jam hanyalah mesin yang bergerak dalam ruang waktu sehingga kita bisa
mengukur sebuah perbahan yang terjadi didalam ruang waktu.
Itulah kenapa dalam fisika,
konsep atau koordinat waktu adalah ukuran yang menentukan durasi sesuatu yang
mengalami perubahan. Karenanya, ada tiga jenis waktu:
Pertama, waktu psikologis atau
waktu manusia adalah apa yang kita masing-masing alami - ingatan historis kita
tentang apa yang terjadi dan tidak lagi terjadi, saat ini yang sekarang terjadi
dan mengalir ke arah masa depan yang akan datang.
Kedua, waktu kosmik dikaitkan
dengan alam semesta yang dimulai pada hari penciptaan, hari tanpa kemarin dan
yang akan berakhir ketika dunia tidak ada lagi.
Ketiga, waktu termodinamika
terkait dengan peningkatan entropi.
Jadi waktu bukanlah alat, waktu
adalah kehidupan itu sendiri. Sementara ruang adalah elemen yang tidak akan
pernah terpisah dari waktu. Itu pula yang dipikirkan oleh Einstein, dia
menemukan bahwa waktu tidak absolut, tetapi relative. Dimana dua jam yang sama
yang telah disinkronkan dapat mengukur waktu yang berbeda jika satu bergerak
dengan kecepatan tinggi sementara yang lain tetap diam.
Karena alasan ini, Einstein lebih
suka berbicara tentang ruang dan waktu sebagai entitas tunggal, ruang-waktu.
Waktu bisa digunakan sebagai suatu konsep yang bisa ikut menerangkan konsep
ruang-materi hanya bila waktu dipahami sebagai suatu yang mengiringi kelahiran
ruang-materi.
Waktu diciptakan oleh perbedaan
kecepatan antara energi yang terus bergerak. Bagaimana asal muasalanya waktu
masih sulit untuk dijawab, hal yang pasti waktu hadir setelah keadaaan ada yang
memunculkan energi yang bersamanya membawa waktu menjadi ada. Setelahnya waktu
terus berkembang dengan sangat cepat.
Akankah ruang dan waktu bisa
dihapus dari semesta ini?
Jawabannya bisa dengan satu
konsekuensi besar, yaitu seluruh materi semesta lenyap. Meski pada prosesnya
yang terlalu cepat. kemungkinan besar kita tidak akan sadar kalau ruang dan
waktu itu telah menghilang.
Namun hal yang sebaliknya tidak
demikian. Maksudnya apabila kita menghapus seluruh materi semesta, maka ruang
waktu akan tetap ada. Sementara menurut teori relativitas menyatakan bahwa
dengan lenyapnya ruang dan waktu, maka materi juga akan lenyap.
Simpelnya, bayangkan saja lagi
kita telah mengambil hapusan untuk menghapus gambar yang telah kita gambar
diatas kertas. Gambarnya hilang, kertasnya tidak, kertasnya masih ada. Tapi
kalau kita bakar kertasnya, maka otomatis gambarnya pun ikut menghilang. Simpel
tapi mengerikan.
Jadi secara primitif kita bisa
berkata bahwa kekosongan kertas adalah waktu dan ruang. Salahkah kalau kita
berpikir bahwa inilah sebenarnya wadah kita? Dimana wadah kita bukanlah semesta
melainkan waktu dan ruang SANG PENCIPTA.
ementara kita sendiri adalah
semesta itu sendiri. Kita lah semesta hasil pena yang tergores. Penanya adalah energi
dan sesuatu yang menggerakkan pena itu adalah SANG PENCIPTA.
Mungkin bagi sebagian kita hal
ini terdengar seperti dongeng fiksi tingkat tinggi. Andai bisa ada peninggalan
sejarah yang turun langsung dari semesta untuk menjelaskan bagaimana waktu
ruang muncul. Sayangnya tidak ada naskah apapun yang tersimpan. Segalanya
tersimpan didalam memori semesta itu sendiri. Kita hanya bisa menjabarkan
sedikit tentang waktu ruang dengan teori dan pengamatan langsung akan ruang
semesta yang terus mengembang.
Observasi kita memang masih
sangat kecil. Sementara sudut penilaian kita jauh lebih besar. Apa itu akal
sehat saat Meragukan atau menerimanya itu bukan masalah. Bagaimanapun juga keberadaan
kita disini adalah salah satu wujud berkembangnya semesta. Penemuan pelanet-pelanet
baru, galaksi-galaksi baru, itu semua bukti betapa kita mengembang dalam ruang
dan waktu SANG PENCIPTA.
Jangankan itu, segala
tindakan-tindakan yang kita lakukan dalam waktu sekarang adalah semesta yang
mengembang pula. Lagi pula apa lagi itu semesta kalau seluruh energi yang membentuknya
adalah semesta. Kita ini adalah semesta bukan didalam semesta (ada penjabaran
besar dengan ini, nantikan buku kami).
Tapi setidaknya sampai disini
kita paham bahwa semua yang ada di semesta bersifat spasial dan temporal.
Sementara waktu dan ruang adalah mutlak. Apalagi keberadaan energi,
bagaimanapun perhatian kita di alihkan, tetap waktu dan ruang adalah berkat
gerakan energi.
Akhir kata sahabatku… Waktu tidak
tercipta sebagai wujud namun sebagai makna. Apalagi makna terindahnya, selain bukti
adanya gerakan energi. Lagi-lagi siapa yang memunculkan energi kalau bukan SANG
PENCIPTA?
Sebaik-baik ruang waktu yang bisa
kita gunakan hanyalah SEKARANG. Intinya, jadilah wujud gerakan terindah dalam waktu
itu sendiri. JANGAN MENGHAPUS WAKTU KITA SENDIRI.
Salam Semesta