Manusia diturunkan diatas Bumi
untuk menjadi khalifah (Pemimpin). Ini bukan sembarang tugas. Pada manusia
ada neuron (sel otak) yang disebut Neuron Cermin dan ini merupakan anugerah untuk melengkapi tugas. Neuron Cermin dapat
didefinisikan sebagai sekelompok neuron yang aktif ketika kita melakukan suatu
tindakan atau ketika kita melihat suatu tindakan sedang dilakukan.
Neuron Cermin sangat penting
untuk peniruan yang merupakan kunci dalam proses pembelajaran dan kepemimpinan
diri. Sejak lahir, kelompok neuron ini aktif dan memungkinkan kita belajar
makan, berpakaian, berbicara dan meng-copy seluruh pengetahuan dasar kita dari
lingkungan untuk diolah kembali dan dipilih berdasarkan kesesuaian dengan diri.
Neuron cermin juga penting dalam
merencanakan tindakan kita serta memahami niat di balik tindakan. Misal ketika
kita melihat orang asing menyapa kita dan tersenyum kepada kita, kita akan
ingin membalas budi, menyapa dan mengembalikan senyum itu juga. Ini adalah berkat
neuron cermin yang bekerja di pikiran kita.
Contoh sederhananya; Apakah kita merasa bahagia ketika orang-orang
di sekitar kita bahagia? Apakah kita merasa sedih atau tertekan di sekitar
orang-orang yang negatif dan pesimistis? Ini disebabkan oleh penularan
emosional yang dihasilkan oleh neuron cermin.
Penularan Emosional adalah suatu
proses di mana seseorang atau suatu kelompok memengaruhi emosi dan perilaku
emosional orang atau kelompok lain. Ini dapat dilakukan melalui induksi
emosional sadar atau tidak sadar.
Contohnya lagi ketika orang
berkomunikasi mereka cenderung meniru gerakan dan ekspresi wajah dan dalam
banyak kasus merasakan apa yang orang lain rasakan. Telah terbukti bahwa
penularan emosi berdampak tinggi dalam hubungan pribadi dan pekerjaan kita.
Itulah kenapa ketika seseorang
melihat kita memancarkan energi positif, respons yang sama ini tercermin dalam
otak pengamat dan mereka juga akan tertarik secara positif kepada kita. Begitu
juga sebaliknya. Itulah kenapa dinamakan cermin neuron, karena neuron ini mampu
merefleksikan diri terdalam kita bahkan tanpa kata-kata sekalipun. Energy kita
bisa terpantul otomatis karenanya.
Jujur saja kita masih tidak sadar
akan kemampuan berpengaruh yang kita miliki ini. Kemampuan timbal balik yang
saling menguntungkan ini. Dimana kita bisa masuk kedalam keadaan emosi orang
lain dan pada gilirannya orang lain juga bisa masuk pada keadaan emosi kita
sendiri.
Neuron Cermin memungkinkan kita
merasakan apa yang orang lain rasakan dan "menghayati" emosinya.
Neuron cermin didasarkan pada empati.
Empati adalah kemampuan untuk
berbagi perasaan atau pengalaman orang lain dengan membayangkan bagaimana
rasanya berada dalam situasi orang itu.
Ini bukti bahwa kita adalah
makhluk sosial. Empati sangat penting bagi kelangsungan hidup semesta dan
menunjukkan bagaimana tanpa keterikatan dan perlindungan kita tidak akan
selamat.
Empati bukan barang berharga yang
perlu kita cari, tapi itu sudah ada didalam tiap diri kita. Neuron cermin
adalah alat bagi setiap empati.
Neurorn cermin adalah bukti nyata
anugerah ini. Anugerah yang sengaja dibuatkan dan di pluginkan didalam jasad
kita. Dengan satu tujuan dari SANG PEMBUAT, yaitu agar kita paham, kalau
kehidupan ini adalah keterhubungan dan
keterikatan abadi dengan segalanya. Bukan hanya sesama manusia, namun sesama
semesta yang lain.
Kita diciptakan sebagai semesta
dalam keterikatan yang sakral. Bukan hanya terikat kepada SANG PENCIPTA namun
terikat pula kepada seluruh ciptaanNYA. Kita terikat untuk saling merasakan,
saling memberi, saling memperbaiki, saling melengkapi dan saling berbagi
kehidupan didalam kehidupan.
Kalau kita belum begitu percaya,
coba tanya kepada seluruh ahli biologi diseluruh dunia ini ‘apakah kita terikat
dengan air atau tidak?’ jawabannya pasti adalah iya. 70% tubuh kita adalah air,
yang mana artinya adalah air telah membentuk diri manusia. Kalau kita putus
keterikatan ini, maka akankah tubuh kita terbentuk sebagaimana mestinya?
Betul sudah ucapanNYA bahwa
kehidupan adalah keterikatan dan keterhubungan abadi. Sayangnya kita tidak
dibesarkan dengan kesadaran ini. Kita tumbuh menjauh dari takdir yang
seharusnya. Namun kemanapun manusia menjauh, pasti SANG PEMBUAT akan menggiring
kita menuju takdir kita sendiri dengan berbagai macam cara.
Salah satunya adalah saat hari ini
kita mulai memperhatikan kembali neuron cermin yang saat ini juga memang sedang
bekerja. Lalu apa hubungannya ini dengan kepemimpinan diri?
Perhatikan kalau konsep neuron
cermin muncul dari neuroleadership, bidang yang melibatkan penerapan temuan
dari neuroscience ke bidang kepemimpinan. Salah satu ekstensi dari
neuroleadership adalah ilmu saraf sosial.
Ilmu saraf sosial, yaitu studi
tentang aktivitas otak saat orang berinteraksi - menekankan perlunya seorang
pemimpin untuk cerdas secara sosial selain mencapai tingkat penguasaan diri
yang optimal.
Kecerdasan sosial adalah
seperangkat kompetensi interpersonal yang dibangun di atas sirkuit saraf
spesifik (dan sistem endokrin terkait) yang menginspirasi orang lain untuk
menjadi efektif.
Penguasaan diri yang termasuk
kesadaran diri dan kontrol diri sebagian besar berakar dalam psikologi individu
sedangkan kecerdasan sosial adalah konsep yang berorientasi hubungan untuk
penilaian kepemimpinan.
Neuron Cermin mendasari sirkuit
saraf yang terlibat dalam kecerdasan sosial. Menjelajahi dasar biologis di
balik keterampilan sosial adalah pendekatan yang relatif baru dalam dunia
kedokteran. Tapi dari sini kita bisa mulai mempertimbangkan peran penting yang
dimainkan neuron cermin dalam kepemimpinan diri. Dimana manusia memang
diciptakan untuk menjadi pemimpin diatas semesta bumi ini.
Sebagai pemimpin kita memang
harus mampu menjaga ketersalingan. Jadi sesukses apapun kita menjadi pemimpin
tetap kesuksesan utama kita adalah apabila kita mampu menularkan kesuksesan
juga.
Ketersalingan adalah bagian dari
memakmurkan. Sementara memakmurkan adalah bukan tentang keuntungan pribadi,
tapi lagi-lagi tentang saling menguntungkan.
Pemimpin adalah memimpin diri
masing-masing menuju tingkat ketersalingan yang harmonis. Kita tidak sedang
berkompetisi untuk menjadi pemimpin. Tapi kita sedang saling mendukung
kepemimpian kita masing-masing.
Bukankah ini adalah aroma
kedamaian dan keharmonisan yang tajam? Lalu sampai kapan kita akan mulai
menyadarinya. Mari kita sadari anugerah ini dari sekarang, dimulai dari diri
pribadi. Pimpinlah diri menuju kepemimpinan terbaiknya.
Akhir kata sahabatku… Tidak ada
satu pun anugerah yang kita terima dalam hidup ini yang melenceng dari takdir
kita sendiri. Neuron Cermin adalah buktinya. Kita memang telah diberi
kelengkapan yang selengkap-lengkapnya untuk menjadi pemimpin.
Kita adalah pemimpin diri untuk
menjadi semesta terbaikNYA. Hidup kita memang benar-benar hanya dipenuhi
anugerahNYA. Kehidupan adalah anugerah dan tetap diatur sedemikian rupa untuk
menjadi anugerah bahkan didalam satu sel yang mungkin tidak pernah kita lihat sekalipun.
Salam Semesta
Copyright © www.PesanSemesta.com