Apa tandanya kalau diri kita telah
berhasil bersyukur?
Sahabatku… Tandanya adalah kita
tidak lagi khawatir dengan hasil. Kita tidak lagi tersiksa dengan goal. Kita
tidak meringis dengan kegagalan. Kita memiliki baju tameng untuk segala
perasaan negatif. Hati kita seperti trampolin. Meski beban yang menginjak
berat, kita berhasil memantulkannya kembali dan tersenyum. Kita seringan balon,
hembusan angin hanya akan membuat kita makin naik keatas.
Saat kita bersyukur, kita akan
melihat dunia dengan tersenyum, apapun yang terjadi. Kenapa? Karena kita
memiliki definisi tersendiri tentang tersenyum. Bagi kita tersenyum adalah
ketulusan melihat apa yang ingin diperlihatkan Semesta. Apapun itu! Meski yang
kita lihat secara logika tidaklah membahagiakan. Tetap dengan tulus kita
tersenyum, artinya kita menerima dengan ketulusan, karena kita sadar apapun
itu, itu dihadirkan olehNYA. Lalu dengan ketulusan pun kita merubahnya menjadi
baik, karena didalam aksi-aksi kita pun ada DIA yang senantiasa menemani.
Inilah puncak dari langkah kita menuju diberbahagiakan.
Bila kita berbahagia, kenyataan
hidup apapun tidak akan merobek-robek. Bila kita menengok keluar dan melihat
keburukan hidup dimana-mana. Kita tidak akan dibuat risau olehnya. Dengan tulus
kita akan bergerak untuk memperbaikinya, bukan menyerap keburukannya. Semua
yang dihidup kita ini adalah energi. Energi tidak hilang, hanya akan berubah.
Saat kita berbahagia, kita tidak
lagi menyerap energi negatif dari sekitar. justru kita memancarkan energi
positif yang akan mengubah energi negatif itu menjadi positif. Saat berbahagia
kita menjadi sangat baik dan hanya akan melakukan kebaikan. Kita menjadi
mercusuar yang memancarkan energi positif.
SANG PENCIPTA menjadikan kita sebagai contoh kebaikan dan harmonisasi untuk sesama. Ini semua ditarik oleh satu syarat, yaitu “SYUKUR” sebagai puncak dari langkah menuju kebahagian.
SANG PENCIPTA menjadikan kita sebagai contoh kebaikan dan harmonisasi untuk sesama. Ini semua ditarik oleh satu syarat, yaitu “SYUKUR” sebagai puncak dari langkah menuju kebahagian.
Sahabatku... Apakah kemarin pagi kita
bersyukur telah dibangunkan kembali dari tidur? Apakah kemarin siang kita
mensyukuri kaki-kaki kita yang masih bisa berjalan? Tangan yang masih kuat
menggenggam? Mata yang bisa mengerlip? Kulit yang masih sanggup berkeringat?
Mulut yang masih bisa mengunyah?
Keajaiban-keajaiban sederhana
yang terlupakan karena kita hanya terfokus pada yang besar, dan mensia-siakan
yang kecil. Dengan mudah kita mensyukuri uang, jabatan, pendidikan, pekerjaan,
usaha. Tapi tidak keajaiban-keajaiban sederhana yang terjadi didalam diri kita
sendiri. Sudahkan kita bersyukur hari ini? Atau kita masih tetap setia dengan
segala keluhan-keluhan.
Sahabatku… Ciri-ciri diri yang
berhasil bersyukur adalah diri yang senantiasa menikmati hasil dan bertindak
dengan ketulusan. Diri yang merasa
nyaman dengan diri apa adanya, tidak membandingkan diri dengan diri yang lain. Diri
yang bukan tukang nyinyir, yaitu yang selalu melihat-lihat kelebihan dan
kekurangan orang lain.
Diri yang bersyukur selalu
menikmati tiap hasil dari aksi-aksi diri. Karena diri senantiasa bertindak
berdasarkan ketulusan hanya kerena SANG PENCIPTA. Diri yang percaya apapun dan
bagaimana pun hasilnya itu adalah anugerah SANG PENCIPTA.
Hidup diri yang bersyukur itu
seperti awan, awan selalu bergerak ringan, tanpa beban. Selalu flexibel dengan
perannya. Begitu juga dengan diri yang
bersyukur. Diri yang bersyukur selalu mengikuti alur Universe, tanpa menahannya
dengan ego dan nafsu peribadi.
Lalu bagaimana dengan diri kita
sahabatku…?
Semoga ciri-ciri ini bisa melekat
didalam diri. Kalaulah belum, mari kita mantapkan dasar awalnya, yaitu
merasakah kehadiranNYA ditiap layer kehidupan.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.PesanSemesta.com