Sahabatku... Jujur saja Bumi dan isinya sedang
terselimuti oleh pancaran elektromagnetik dari vibrasi energy rendah yang terpancar
dari kondisi kecemasan kita. Menjaga agar energy kita tetap berada dalam vibrasi
yang lebih tinggi akan menjadi semakin penting bagi kita dan seluruh dunia saat
ini.
Kecemasan merupakan vibrasi energy
rendah. Vibrasi energy rendah hanya akan menarik vibrasi energy rendah. Padahal
energy rendah benar-benar akan mempengaruhi kesejahteraan diri.
Vibrasi energy rendah akan
menurunkan suasana hati kita, menurunkan imunitas dan kekuatan jasad kita,
menurunkan ketajaman instuisi kita. Tidak hanya itu, vibrasi energy rendah juga
akan memperburuk kondisi Bumi dan semesta.
Namun bagaimanakah caranya? Bagaimana
kita bisa tetap mempertahankan vibrasi tinggi dalam kondisi kecemasan –
mungkinkah itu dilakukan? Sahabatku… Semoga jawaban ini berguna.
1# Sadari di vibrasi mana PIKIRAN
kita sedang hidup
Faktanya ketika kita memikirkan
suatu pikiran tertentu, sel-sel otak kita atau neuron akan bervibrasi pada
frekuensi tertentu dan energi berkecepatan tinggi ini akan menarik frekuensi
apa pun yang kita vibrasikan melalui pikiran.
Sementara semua kecemasan apapun
alasannya didasarkan dari ketakutan, dan itu semua HANYA berlangsung didalam
pikiran. Pikiran kita mensimulasikan deretan gambar terburuk dari suatu kondisi
yang kita prediksi bisa terjadi di masa depan. Awal dari kecemasan, yaitu
pikiran netral yang terpengaruh oleh jebakan ketakutan.
Disebut jebakan karena ketakutan
sesuatu yang sangat imajinatif dan sayangnya apabila kita memilih terperangkap
di dalam pikiran ketakutan, maka energy pikiran kita akan mempengaruhi
elektromagnetik yang memancar agar sesuai dengan vibrasi rendah pikiran kita.
Dengan menyadari hal ini, maka
kita akan mulai menjaga pikiran kita agar senantiasa memandang segalanya dalam
kenetralan, agar apapun informasi yang bersifat ketakutan tidak serta merta kita
biarkan berproses liar menjadi kecemasan.
Masalah utama sekarang adalah;
kita tidak terlalu sadar dengan isi pikiran kita. Kita terus saja memaksa
pikiran kita mengkonsumsi pil-pil ketakutan, meski kita tidak mau dan tidak
pernah suka menjadi cemas.
Jadi cara agar kita bisa
mempertahankan vibrasi tinggi, adalah kita harus mulai menyadari di vibrasi
mana pikiran kita sedang hidup. Karena MOVE ON akan menjadi lebih mudah setelah
kita mengenal diri. Sebagai pemimpin diri kita harus sadar akan energi yang
kita bentuk dan pancarkan. Baik itu energy vibrasi tinggi atau energy vibrasi
rendah.
Lalu apa yang harus kita lakukan kalau
ternyata posisi kita hidup sekarang adalah di dalam vibrasi energy rendah?
Sahabatku… Setelah kita bisa menyadari
posisi pikiran kita sendiri, maka kita bisa melakukan cara kedua ini.
2# Pilihlah untuk pindah vibrasi
dengan menyaksikan kebaikan
Hidup adalah tentang pilihan. Begitu
juga dengan vibrasi rendah atau tinggi, itu juga merupakan pilihan. Setelah
kita mampu menyadari di posisi mana kita berada, maka pilihlah untuk pindah
dari vibrasi rendah menuju vibrasi tinggi.
Sahabatku… Kecemasan akan selalu
menjadi energy vibrasi rendah karena kecemasan senantiasa menggunakan imajinasi
kita untuk menarik sesuatu yang justru tidak kita inginkan. Tapi bagaimana
caranya kita pindah vibrasi?
Caranya adalah dengan menerima
vibrasi rendah, lalu saksikanlah kebaikan di dalamnya.
Cobalah untuk percaya kalau nilai
baik itu tidak selalu harus muncul dari sesuatu yang positif. Baik itu sesuatu
yang kita anggap negatif seperti energy vibrasi rendah pun memiliki nilai
kebaikan dan manfaat.
Lalu apa itu manfaat dari
kecemasan selain kewaspadaan. Dalam porsi yang pas ketakutan dibutuhkan untuk
menjadikan seseorang menjadi waspada. Setiap orang membutuhkan kewaspadaan yang
seimbang untuk tindakan pencegahan.
Jadi cobalah untuk mulai melihat
kecemasan yang muncul di dalam pikiran hanya sebagai peringatan untuk
senantiasa bertindak waspada. Tapi bukan sebagai imajinasi-imajinasi negatif yang
bergerak bebas dalam pikiran tanpa makna dan manfaat. Menyaksikan kebaikan
adalah cara kita bersyukur, sementara bersyukur adalah panggilan vibrasi
tinggi.
3# SELALU HARGAI INTUISI TERDALAM KITA DENGAN BERSYUKUR
Intuisi manusia tidak akan pernah
menjebak diri didalam vibrasi rendah. Justru apa yang akan disarankan oleh intuisi
adalah melepas vibrasi rendah untuk hidup dalam vibrasi tinggi. Sehingga diri
bisa hidup dalam ketenangan, kebahagiaan dan kesejahteraan.
Bukankah ketiga hal ini adalah hal
yang senantiasa diinginkan oleh manusia?
Iya betul, kita memiliki intuisi
yang sama. Karena Dzat Maha selalu membisiki manusia untuk senantiasa meraih
kebaikan dirinya. Hanya saja bisikan ini tertepis oleh kecemasan. Sehingga saat
kita cemas, kita hanya fokus pada ketakutan, tanpa mau mendengar atau melihat jalan
keluar.
Sahabatku… Kalau saat ini kita
terjebak di dalam vibrasi rendah akibat dari kecemasan. Maka kita harus melepas
ketakutan-ketakutan kita dan mempercayai serta menghargai intuisi kita sendiri
dengan senantiasa bersyukur.
Itu karena bahkan kalaupun hanya diucapkan
secara harfiah dalam pikiran, rasa terima kasih mampu secara otomatis mempersatukan
diri kita dengan energi sumber.
Syukur menghadirkan rasa kedekatan
sedemikian rupa dan mengangkat kita dari lingkungan vibrasi rendah menuju
vibrasi yang lebih tinggi. Sebenarnya ini terjadi karena syukur adalah vibrasi tinggi
dimana seharusnya kita berada.
Itulah semakin sering kita mempraktekkan
bersyukur, semakin mudah kita mampu merasakan ketenangan, kebahagiaan dan
kesejahteraan.
Bagian menyenangkannya kita bisa
terlepas dari vibrasi rendah kecemasan. Hasilnya hati kita menjadi lapang,
pikiran kita hanya mengenal ketakutan sebagai kewaspadaan, mata kita hanya
mampu menyaksikan kebaikan. Terakhir kita bisa turut memberi Bumi dan semesta
keseimbangan energy yang dibutuhkannya.
Pada ujungnya bersyukur memang
bukan hal apa-apa selain upaya memakmurkan diri dan memakmurkan sesama.
Akhir kata sahabatku… Bahkan di dalam
lautan vibrasi rendah sekalipun kita masih bisa mengambil anugerah pelajaran
dan anugerah kebaikan-NYA. Pertanda kecil kalau Dzat Maha Guru memang
senantiasa menemani bahkan di vibrasi terendah sekalipun. Tidakkah ini adalah
satu alasan utama untuk senantiasa bersyukur?
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com