CARA MUDAH BERKOMUNIKASI DENGAN TUBUH



Sahabatku… Sebenarnya banyak cara yang bisa digunakan untuk memulai komunikasi dengan tubuh. Namun kami ingin berbagi teknik yang sangat mudah dan effektif disini, sehingga kita semua bisa mengaplikasikannya demi kesejahteraan fisik.

Teknik ini merupakan hasil dari pengalaman yang kami aplikasikan secara pribadi. Bagi kami pribadi, teknik ini cukup membuat diri semakin mampu merasakan kebersamaan yang erat dengan tubuh. Meningkatkan kesadaran kalau tubuh bukan sebuah bagian yang pasif. Dahulu kami juga sempat berpikir kalau tubuh hanyalah tubuh. Seperti mesin dingin yang tidak memiliki kesadaran.

Namun sejak kami mulai berkomunikasi dengannya. Ternyata tubuh merupakan bagian diri yang memiliki kesadaran dan tugas rutin yang senantiasa mereka emban dengan penuh tanggung jawab dan kekhidmatan.

Tubuh manusia adalah kumpulan kehidupan buatan Dzat Maha yang begitu tersistem rapi untuk mempertahankan keberlangsungan hidup kita. Sayangnya, kita tidak memahami tubuh kita sendiri, akhirnya secara langsung justru kita malah merusaknya sendiri.

Sahabatku… Berkomunikasi dengan tubuh merupakan sarana yang indah untuk kembali mengenal lalu memahami tubuh kita sendiri. Pastinya dengan ini kita akan mampu mensetting tubuh yang lebih sehat dan lebih sejahtera pastinya. Ini karena kita memiliki pengetahuan tentang apa yang dibutuhkan tubuh kita sendiri secara pribadi. Semoga teknik ini bermanfaat bagi kita semua.


# PERTAMA
Kami meminta kita untuk mengambil satu moment yang nyaman, pejamkan mata, lalu masuklah kedalam diri kita sendiri. Izinkan diri merasakan kehadiran kita.

Mulailah dengan merasakan aliran di dalam otak. Lanjut dengan merasakan tarikan dan hembusan nafas.  Lalu rasakanlah ritme degup jantung kita. Rasakanlah darah yang memompa dari jantung berjalan perlahan dan tenang menuju kepala, lalu turun ke tenggorokan kedua bahu, tangan, dada, perut lalu kedua kaki. Rasakan pula tulang rangka kita yang menopang semuanya itu.
Perlahan-lahan… Rasakanlah diri kita dan ucapkan “Selamat datang diri, aku datang”


# KEDUA
Cobalah untuk menanyakan kabar kepada diri kita sendiri “Apa kabar diri?” cukup diucapkan melalui frekuensi pikiran, tidak perlu bersuara, lalu tunggulah sebentar sambil terus merasakan diri. Biasanya dalam waktu kurang dari lima menit. Tubuh kita akan memberi kabar tentang dirinya. Pesan kami jangan kaget dengan diri yang memberi kabar. Itu merupakan awal hubungan yang baik.

Bagaimana tubuh memberi jawaban bisa dengan beberapa cara. Kita bisa mendengar frekuensi pikiran yang terdengar sama turut menjawab pertanyaan yang kita ajukan dengan jelas.

Atau kita bisa tiba-tiba merasakan ada bagian jasad yang tidak terasa baik, dan seperti meminta pertolongan. Ketika ini terjadi hal yang harus kita lakukan adalah memusatkan perhatian ke bagian jasad yang terasa sakit itu, lalu berikanlah energy perhatian. Bayangkan kita memberikan energy yang baik pada bagian yang sakit itu. Tanyakan pula apa yang bisa kita bantu, untuk mengurangi sakit itu.

Apabila tubuh kita justru terasa makin baik dan relaks, maka itu pertanda kalau tubuh kita dalam kondisi yang nyaman. Biasanya pada kondisi nyaman ini gelombang tetha otak menjadi aktif. Tidak ada yang salah apabila pada moment ini kita ingin memberi tahu tubuh kita apa yang ingin kita lakukan seolah-olah kitalah pemimpinnya.

Namun, untuk menjadi pemimpin yang bijak dan efektif, kita perlu memberi tahu tubuh mengapa kita menginginkannya melakukan apa yang kita katakan, dan apa manfaatnya bagi tubuh.

Bagi tubuh kita, kepentingan ditentukan oleh jumlah perhatian atau energi emosional yang kita berikan. Tubuh kita akan selalu mematuhi kebutuhan kita dengan cara yang efisien ini. Semakin kita menaruh perhatian, fokus dan rasa kebutuhan, maka semakin tubuh kita pengerti kalau hal yang kita inginkan ini adalah sebuah kebutuhan yang harus terpenuhi.

Kebutuhan adalah setingkat diatas keinginan, dan tubuh kita sangat memahami perinsip ini. Contoh kecilnya, kita tetap akan mengantuk, meski kita begitu ingin tidak mengantuk. Kita tetap akan pergi ke kamar kecil, meski kita menahannya. Ini karena tubuh kita secara sistematis terus membaca kebutuhan jasad kita.


# KETIGA
Cobalah untuk terus berkomunikasi kepada diri dengan bahasa dan kalimat yang baik. Hindari keluhan, ratapan dan bahasa yang menyudutkan diri. Jangan lupa juga ucapkanlah terimakasih untuk seluruh kinerja tubuh kita.

Sama seperti kita, tubuh juga menghargai penghargaan. Beberapa orang berpikir ini gila, tetapi ketika kita mengatakan "Terima kasih" kepada tubuh, maka tubuh akan cenderung melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan kita. Otomatis pikiran kita pun akan menjadi lebih tenang. Seutas senyum kepada diri pun akan tersungging begitu saja. Jadi mengertilah, kalau pujian dan terimakasih yang tulus langsung menghasilkan efek yang lebih baik.
__________________

Sahabatku… Cukup tiga langkah saja. Maafkan kami atas kesederhanaannya. Karena ini memang sebegitu  sederhana sebenarnya.

Pahami sebelumnya kalau komunikasi tidak memberi perintah apalagi kritik. Komunikasi seperti percakapan dua sahabat, di mana "mendengarkan" sama pentingnya dengan "berbicara". Jadi kita berkomunikasi kepada tubuh, bukan untuk memerintahnya, bukan untuk mengutuknya. Namun untuk mengenalnya lalu memahami kebutuhannya. Sehingga kita dengan tubuh kita bisa lebih saling memakmurkan lagi dalam keharmonisan.

Kita juga perlu memahami kalau pun kita tidak pernah hadir untuk berkomunikasi secara langsung seperti cara diatas atau cara lainnya, tetap tubuh kita mendengarkan setiap pikiran, kata, dan gambar yang kita visualisasikan, dan tidak hanya itu, tubuh kita juga bereaksi terhadapnya.

Apakah ini hanya terkaan atau wujud spiritualitas yang aneh???

Sayangnya TIDAK. Bahkan dalam dunia medis, kita sudah mengerti betul kalau sel-sel tubuh kita hanya mengikuti instruksi yang diberikan oleh sistem saraf. Semua yang dilakukan tubuh terhubung dengan saraf. Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh.

Efek dari keterhubungan ini akan berlipat-lipat apabila kita secara sengaja berkomunikasi dengan tubuh. Sudah dipahami secara medis kalau organ komunikasi paling utama terjadi di dalam otak.

Otak manusia diyakini berfungsi dalam lingkungan kimia yang kompleks melalui berbagai jenis neuron dan neurotransmiter. Neuron adalah sel-sel otak, berjumlah miliaran, yang mampu berkomunikasi instan satu sama lain melalui pembawa pesan kimia yang disebut neurotransmitter.

Ketika kita menjalani hidup kita, sel-sel otak secara konstan menerima informasi tentang lingkungan kita. Otak kemudian mencoba membuat representasi internal dunia eksternal kita melalui perubahan kimia yang kompleks.

Artinya? Tubuh kita berubah tergantung bagaimana kita berkomunikasi dengannya. Jadi secara tidak sadar kita memang berkomunikasi dengan seluruh sel-sel tubuh kita dan sistemnya.

Lalu… Apa salahnya sekarang, kalau kita secara sadar mulai menjadi pemimpin yang baik dan ramah dengan mulai berkomunikasi dengan tubuh kita sendiri?

Sahabatku… Tanpa perlu dipungkiri. Saat ini kita sedang membutuhkan tubuh yang terbaik. Bagaimana kalau sebagai permulaaannya, mari kita mulai secara sadar berkomunikasi dengan tubuh untuk mulai membangun tubuh yang baik. Percayalah apa yang kita mulai ini, benar-benar akan bermafaat.

Kalau kita cukup sibuk lakukan komunikasi sadar ini dua kali dalam sehari, atau sebenarnya kita bisa lakukan komunikasi ini setiap saat tanpa jeda. Bukankah Dzat Maha sudah memberikan kita kesatuan yang tidak terpisahkan antara kita dengan tubuh ini? Kalau begitu mari kita hargai keeratan hubungan kita ini dengannya.

Salam Semesta

Copyright 2020 © www.pesansemesta.com


Lebih baru Lebih lama