Sahabatku… Tidak semua orang
merasa doanya terkabul. Banyak yang masih tersudut dipojokan dengan doanya
masing-masing. Padahal Dzat Maha sudah membuat sistem super hebat agar setiap
doa itu terkabul. Seharusnya doa kita memang selalu terkabul. Masalahnya, itu
tidak terjadi. Lalu kenapa doa manusia tidak terkabul dan bagaimana caranya agar
doa kita senantiasa terkabul?
Sebelum kami menjawabnya, mohon
pahamilah kalau sistem terkabulnya doa bukan tentang kadar iman seseorang.
Kalau pun kita tidak beriman sekalipun, doa kita tetap akan dikabulkanNYA apabila
kita mampu mengerti sistemNYA.
Sistem yang dibuat oleh Dzat Maha
adalah sistem yang netral. Sistem ini bekerja bagi seluruh isi semesta. Rahmat
bagi semesta alam. Begitulah senantiasa bekerja, meski nama Tuhan yang kita
sebut tidak sama, atau kita tidak pernah mengenal nama Tuhan sekalipun.
Sahabatku… Pada hakikatnya doa
muncul sebagai hasil dari getaran energi pikiran. Setiap getaran harusnya
menarik frekuensi yang sama sesuai dengan getarannya. Itulah kenapa Dzat Maha
senantiasa menjanjikan kepastian pengabulan doa. – Jadi apa itu rahasia besarnya?
RAHASIA Pertama : SAAT BERDOA
JANGAN MEMINTA – berdoalah seakan doa itu sudah terkabul
Sahabatku… Kesalahan pertama yang
kita lakukan saat berdoa adalah MEMINTA. Tapi bagaimana bisa salah – bukankah karena
kita tidak memiliki justru kita meminta?
Jadi begini, doa adalah frekuensi
yang kita lepas. Dalam berdoa apa yang kita lepas bukan kalimat, melainkan energi
yang kita bentuk. Apabila dalam doa kita membentuk energi tidak memiliki, itu
sama saja dengan kita melepas frekuensi tidak memiliki. Padahal frekuensi hanya
akan menarik frekuensi yang sama.
Saat kita meminta, berarti energi
yang kita getarkan adalah energi tidak memiliki. Dengan kata lain, frekuensi
yang kita tarik adalah frekuensi tidak memiliki dan frekuensi yang akan kita
tangkap adalah frekuensi yang sama juga.
Logikanya, 0 + 0 = 0. Jadi kalau
begini hampir selamanya kita tidak akan memiliki apa yang kita minta. Kecuali
kita melakukan sebab-akibat yang kebalikannya. Maka solusinya adalah, jangan
meminta saat berdoa tapi baliklah situasinya.
Ambil contoh kita berdoa untuk
sembuh. Maka ketimbang berdoa “Ya Tuhan mohon sembuhkanlah saya” cobalah untuk
membalik situasinya
“Ya Tuhan terimakasih untuk
kesembuhan yang kau anugerahkan. Setiap anggota tubuhku bekerja sedemikian
baiknya. Jiwaku menguat. Hatiku gembira dengan kesembuhan ini. Aku senantiasa
bersyukur dengan kesembuhan ini”
Dengan cara ini kita membentuk energi
sesuai dengan apa yang kita inginkan, bukan sesuai dengan apa yang tidak kita
inginkan. Kalau kita meminta sembuh, berarti kita tidak memiliki sembuh, maka
sembuh tidak akan menghampiri kita. Kalau kita bersyukur akan kesembuhan, maka
kita akan senantiasa dikelilingi dengan energi kesembuhan.
Saat berdoa, apapun doanya. Asumsikan
kalau diri kita sudah memiliki apa yang ingin kita miliki. Bukan hanya sekedar
asumsi namun rasakanlah juga euforianya. Izinkan diri kita tersenyum dan
mensyukurinya terlebih dahulu.
Tidak ada yang salah disini. Sistem
ini bukan sedang mengajari kita untuk membohongi kenyataan. Justru sebaliknya, sistem
ini mengajari kalau kita bukanlah korban dari keadaan. Kita hidup bebas untuk membentuk
energy kita sendiri.
Dzat Maha tidak pernah membuat
kita untuk sedetik pun menjadi korban, kenapa kita menjadi seperti ini, hanya
karena kita besar tanpa sedikitpun tahu kalau diri ini tidak terbatas.
Kalau kita memahami rahasia ini,
maka kita tidak akan pernah mengulang-ngulang doa yang sama. Tapi kita hanya
akan menghadirkan selalu rasa syukur yang sama disetiap desah nafas kita.
Karena doa kita memang akan terkabul sesuai dengan energi apapun yang kita
bentuk.
Segalanya apa yang dibentuk
manusia memang sudah terkabul. Dengan kata lain, sistem ini ingin mengajarkan
kita kalau apapun itu energi yang kita bentuk adalah DOA. Dan inilah rahasia
yang kedua.
RAHASIA KEDUA : DOA BUKAN MANTRA YANG DIBACA – DOA ADALAH GERAKAN
MANUSIA
Manusia adalah energi. Pada lavel
yang tidak mampu kita saksikan, manusia hanyalah energi. Molekul pembentuk sel
kita hanya terbentuk dari atom. Sementara atom hanya terbentuk dari energi.
Energi senantiasa bergetar, lalu getaran
energi menghasilkan frekuensi, lalu frekuensi ini menarik frekuensi yang sama. Jadi
sebenarnya apapun itu gerakan kita adalah doa. Baik terucap seperti diatas atau
tidak pernah terucap sekalipun.
Sampai detik ini memang sebagian manusia
masih berpikir kalau doa itu sekedar bait-bait yang diucapkan, tapi itu tidak
sepenuhnya betul. Karena apapun yang mereka aksikan adalah membentuk energi.
Jadi, kalau kita mau doa kita
senantiasa terkabul, maka mulailah memperhatikanlah aksi-aksi kita.
Karena aksi kita merupakan bukti
dari energi seperti apa yang sedang kita bentuk? Dari sana kita akan tahu
bagaimana energi kita bergetar dan frekuensi apa yang akan sedang kita tarik?
Kalau kita mau berpikir dengan
akal, sebenarnya kita sudah bisa memprediksi kenapa doa kita tidak terkabul
atau terkabul lewat gerakan kita sendiri. Apabila aksi yang kita lakukan
bukanlah doa yang kita inginkan. Maka wajar kalau doa kita tidak pernah terkabul.
Ambillah contoh yang sama. Seseorang
berdoa ingin sehat. Tapi energi yang dia bentuk adalah merokok, makan makanan
yang tidak baik bagi jasad, tidak menjaga kebersihan jasad dan lain sebagainya.
Kalaulah aksinya seperti ini, mungkinkah doanya untuk sehat terkabul?
Kalau energi yang seseorang
bentuk 100% berseberangan dengan doanya – maka seharusnya akalnya bisa menjawab
dengan jelas kenapa doanya tidak pernah terkabul.
Pikirkan sahabatku…. Karena Dzat
Maha membuat sistem ini hanya agar kita mau memikirkannya dengan akal yang
jernih.
Kejernihan akal akan membawa kita
pada pemahaman kalau doa memang sudah, dan akan selalu terkabul. Segala sesuatu
memang telah dibuat nyata olehNYA. Tapi tidak secara otomatis. Kita harus
bergerak!
Berdoa bukan tentang bait-bait
mantra. Berdoa adalah sekumpulan AKSI DINAMIS yang dijalankan secara OPTIMIS.
Sebagai energi fitrah manusia
bukan untuk berdiam saja dan menyusun harapan. Fitrah manusia adalah untuk
ber-aksi. Roda kehidupan hanya bermuara pada AKSI-AKSI. Begitupun dengan doa hanya
bermuara pada AKSI juga. Tanpa aksi apalah doa kita selain kumpulan kehampaan.
Hidup ini dibangun oleh
aksi-aksi, bahkan energi tidak pernah bergetar, inilah berdoa yang sebenarnya. Pahamilah
ini dan doa kita akan senantiasa terkabul.
RAHASIA KETIGA : HADIRKANLAH KENETRALAN – TANPA KENETRALAN DOA HANYALAH
RAUNGAN EGO.
Rahasia besar terakhir sahabatku…
Pahamilah kalau bahkan saat berdoa kenetralan harus tetap hadir. Tanpa
kenetralan doa hanya akan menjadi raungan ego. Baik itu doa yang kita
panjatkan, ataupun doa yang kita aksikan.
Saat kita tidak bisa netral, dan
saat doa tidak lagi netral, maka kita akan terus mendikte Dzat Maha dan mendikte
seluruh bimbinganNYA. Kita akan berlagak sebagai Tuhan yang tersesat. Kita
terus-terusan meraungi ego kita agar keinginan kita terpenuhi.
Tanpa kenetralan kita akan terus menyuruhNYA
agar tidak pernah sampai memasukkan diri ke dalam perangkap musuh. Padahal bagi
Dzat Maha dengan terperangkap kita bisa belajar untuk menemukan jalan menuju
surga.
Kenetralan adalah wajah ikhlas
yang utama. Karenanya mohon periksalah kembali doa kita, apakah terdapat
keikhlasan didalamnya? Apakah kita berdoa, atau kita sedang menyuruh-nyuruh
dzat yang kita panggil Tuhan? Kalau belum, mari belajar lagi sahabatku…
Ingat saja kalau ikhlas itu bukan
sekedar apa yang rela kita bagi, atau apa yang rela kita terima. Tapi seberapa
rela kita menghilangkan diri. Bergerak dalam ketulusan sebagai jiwa yang hanya
mengikatkan diri denganNYA. Hanya ada gerakanNYA didalam gerakan kita. Hanya
ada keinginanNYA didalam keinginan kita. Hanya ada diriNYA didalam diri kita.
Saat seseorang berhasil dengan ikhlasnya.
Maka setiap gerakan adalah kerelaan tapi tanpa gerakan kerelaan itu sendiri.
Seperti air yang masuk kedalam gelas atau masuk kedalam mangkuk. Bukankah air
tidak pernah berpikir apakah dia rela atau tidak rela membentuk dirinya menjadi
gelas atau mangkuk. Sebegitu saja dia mengikuti yang membentuknya.
Itulah keikhlasan, yaitu kita
memblendingkan diri kita. Membiarkan Dzat Maha Pengatur Semesta ini yang
menuntun dan membiarkan diri dituntun.
Kalau sudah begini, jawablah
sahabatku… Apakah ego kita akan meraung-raung menuntut Tuhannya? Tidak akan
pernah sahabatku… Pada moment inilah kita akan benar-benar mentuhankanNYA.
Akhir kata Sahabatku…
Rahasia sistem ini sangat
sederhana, namun begitu kuat. Sistem ini hanya ingin kita paham kalau tidak ada
yang perlu dikhawatirkan, kita tidak tercipta dan hidup untuk menjadi korban. Bagaimanapun
kita membentuknya, doa kita tetap akan terkabul se-yakin apa kita menyakininya.
Sekuat apa kita merasakan opitimisnya. Dan seberhasil apa kita meng-aksikannya.
Dari awal sampai kapanpun doa manusia
memang sudah terkabul bersamaNYA. DIA-lah Dzat Pemberi Rahmat bagi semesta alam.
RahmatNYA tidak pernah tertutup hanya bagi yang beriman.
Salam Semesta