Seorang sahabat bertanya “Apakah
ego bergerak berdasar data dari bawah sadar???” Melalui izinNYA kami menjawab.
Untuk menjawabnya mari kita
berkumpul duduk di meja lalu mengambil sepiring nasi dan lauk yang tersaji di hadapan.
Anggap kita bertiga sama-sama lapar, tapi dari ketiga kita pasti akan mengambil
porsi yang berbeda-beda bukan?
Jadi begini sahabatku… Manusia
memiliki insting dan ego. Untuk memahami hubungan antara ego dan pikiran bawah
sadar, maka kita harus memahami kedua hal ini terlebih dahulu.
Boleh di bilang insting kita pada
saat didepan meja ini adalah kita sama-sama lapar. Lalu ego kita sama-sama
mendorong diri untuk makan sebagai pemenuhan kebutuhan menghilangkan rasa
lapar. Namun bagaimana porsi yang kita ambil ditentukan oleh pikiran bawah
sadar kita masing-masing.
Setiap makhluk hidup memiliki
inting. Kita memiliki insting, insting merupakan kebutuhan mendasar akan
keberlangsungan hidup manusia. Namun bagaimana insting ini nantinya bisa
terpenuhi adalah tugas ego. Ego lah yang mendorong manusia untuk memenuhi
kebutuhan instingnya.
Insting diri ini sebenarnya
seimbang dan berlangsung netral. Hanya saja bagaimana netralnya insting menjadi
keputusan ego. Egolah yang nantinya menggerakkan harus seberapa liar atau damai
insting kita.
Jadi, apakah ego berhubungan dengan
data yang diinputkan oleh pikiran bawah sadar? Jawaban cepatnya adalah IYA.
Tapi kalau kita bertanya lagi dari
manakah pikiran bawah sadar kita menginputkan data ke ego? Maka jawabannya
adalah lingkungan.
Sejak kita lahir sampai berumur
tujuh tahun, kita hanya menggunakan pikiran bawah sadar. Segala inputan dari
lingkungan kitalah yang mengisi pikiran bawah sadar ini. Lalu lepas dari umur
tujuh tahun, baru pikiran sadar kita mulai terbentuk dari proses kita
memikirkan kembali segalanya.
Apabila seseorang di alam bawah
sadarnya terinput data untuk makan dalam porsi yang banyak saat lapar, maka
itulah yang akan dia lakukan terus menerus seumur hidupnya, sampai dia memilih
sendiri untuk mengganti data yang sudah terlanjur terinputkan itu.
Ini berlaku untuk semua program
apapun yang sedang kita jalani sekarang, oleh siapapun, dimana pun dan dalam
kondisi apapun. Intinya, selama kita tidak sadar dengan program yang sedang
berlangsung, maka itu adalah program bawah sadar.
HAL PENTING UNTUK DIPAHAMI!
PROGRAM BAWAH SADAR BUKAN PROGRAM GENETIS DAN TIDAK MENURUN SECARA GENETIKA. TETAPI
PROGRAM YANG TERINPUTKAN LINGKUNGAN DAN MAMPU MEMPENGARUHI GENETIKA SESEORANG.
Manusia dilahirkan suci dalam
fitrah, orang tua dan lingkunganlah yang membentuk dirinya. Pikiran bawah sadar
kita terprogramkan oleh orang tua dan lingkungan.
Sementara pikiran bawah sadar
memegang kendali 95% akan jasad biologis manusia. Artinya pikiran bawah sadar
kita lah yang bertanggung jawab dengan pergerakan segala organ dan
neurotransmitter didalamnya. Sementara setiap gerakan neurotransmitter meninggalkan
jejak perubahan kepada setiap sel yang membentuk diri kita. Itulah kenapa kita
kesulitan membedakan antara ketidaksadaran dengan kesadaran ego diri. Karena
memang ego ini begitu melekat disetiap sel-sel jasad kita.
Namun bukan berarti kita tidak
memiliki pilihan sahabatku… Dzat Maha menghidupkan kita dengan banyak pilihan
untuk dipilih.
Betul memang kita bergerak
berdasarkan ego. Tapi bagaimana ego bergerak, selalu berdasarkan data kebutuhan
yang terinputkan kedalamnya. Jadi jelas kita memiliki pilihan disini. Kita bisa
memilih untuk memikirkan ulang kembali setiap pilihan, karena kita telah
diberikan seperangkat alat (otak) untuk melakukan pekerjaan ini, atau kita juga
bisa memilih secara sadar membiarkan program pikiran bawah sadar ini mengambil
kendali.
Keduanya sama-sama pilihan. Apapun
itu pilihannya, tetap ego tidak mengerti apa itu ketidaksadaran atau kesadaran.
Ego kita hanya bergerak memenuhi data yang terinputkan. Apapun itu datanya, ego
akan menggerakan jasad dan kesadaran kita hanya untuk memenuhi kebutuhannya.
Jadi tanpa proses berpikir, apapun
itu yang sedang berlangsung adalah apapun yang terinput persis kedalam pikiran
bawah sadar. Itulah kenapa barometer kesadaran bukan hanya sekedar sadar,
melainkan tentang bagaimana akal pikiran kita sendiri mengelola setiap data
yang ada dihadapan.
Lalu apa solusinya sekarang?
Solusinya adalah dengan menginputkan
kembali data yang sesuai dengan kebaikan diri, lalu membiarkan ego untuk kembali
belajar. Detail caranya bisa kita baca kembali disini :
Karena apabila kita sudah mampu
menggunakan akal ini untuk menganalisa baik dan buruk berdasarkan porsi diri
kita sendiri, bukan berdasarkan lingkungan. Lalu dari hasil data itu kita membentuk
kesadaran kita guna mendidik ego untuk hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
baik, maka tanpa energy besar, ego pun akan secara suka rela memenuhinya.
Inilah arti dari mengendalikan
ego sahabatku… Dimana kita bukan lagi hidup untuk menahan ego, melainkan kita
sudah menjadi kesadaran yang sudah mampu mengontrol ego itu sendiri.
Akhir kata sahabatku…
Kalau kita mau sedikit merenung.
Ternyata, disetiap apapun pilihan manusia, maka disitu pulalah selalu ada Dzat
Maha yang terus membersamai dan menggerakan diri. Jadi kalau begini faktanya,
maka apakah itu kesadaran dan apakah itu ketidaksadaran sahabatku…?
Sungguh jawaban ini tidaklah
selain pelajaran kenetralan yang nantinya harus kita pelajari.
Salam semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com