They Says Women Are The Biggest Mystery In The Universe
Kalau kita bertanya, kenapa Dzat
Maha menciptakan perempuan dan laki-laki dengan perbedaan yang kental? Jawaban yang
bisa dicerna oleh akal kita adalah karena keseimbangan hanya akan terjadi
berkat adanya perbedaan.
Pertanyaan uniknya : Apakah
keseimbangan antara perempuan dan laki-laki yang diciptakan Dzat Maha adalah seperti
yang tercermin pada generasi zaman kita sekarang?
Sahabatku… Jangan dahulu menjawab
iya.
Sebuah generasi terbentuk secara
genetis – dan ini sama sekali bukan takdir, melainkan nasib yang digores
sendiri sesuai dengan pilihan dari tiap generasi ke generasi. Setiap detik DNA
sel-sel manusia belajar dari apapun yang kita programkan, dan setiap program
bekerja berdasarkan pilihan. Meski terkesan sepele, apapun pilihan yang kita
pilih sekarang akan terekam oleh sel dan menurun secara genetis.
Genetika bukan tentang takdir,
melainkan hanya nasib. Kita terciptakan sebagai makhluk pemilih, energy ini
adalah kenetralan absolut. Bagaimana energy terbentuk adalah pilihan tiap
kesadaran. Sayangnya selama beberapa generasi kita kalah dalam pilihan kita
sendiri. Kita kalah menggunakan akal ini dan kita pun kalah dalam memperjuangkan
jasad ini sampai titik maksimalnya.
Sekarang apa yang kita saksikan
tentang keseimbangan antara laki-laki dan perempuan hanyalah tentang bagaimana generasi
pendahulu kita menggoresnya. Untuk memahami hal ini cobalah menjawab pertanyaan
berikut sahabatku…
Apakah dahulu Dzat Maha saat pertama
kali membuat Adam sengaja melebihkan Adam dari Hawa hanya agar Adam menguasai
Hawa? Benarkah Dzat Maha membuat Hawa seringkih kaca dan sebutuh itu kepada
Adam?
Dan, apakah Dzat Maha sengaja
membuat Hawa hanya agar Hawa merasa tersudut malu dengan bentuknya sendiri?
gar sekarang para Hawa merasa
dirinya tidak berharga, lalu marah sambil meneriaki gerakan pemerataan gender –
akankah Dzat Maha membuat tindakan diskriminatif dalam kenetralanNYA?
Pikirkan sahabatku…
Akal ini akan membawa kita berlari
menuju keseimbangan yang dibentuk langsung oleh Dzat Maha, bukan yang dibentuk
oleh generasi-generasi yang sengaja menguasai kesadaran ini agar seorang Hawa
hidup dalam kelemahan yang tidak menentu, dimana kekuatannya sendiri tersamar
oleh kelembutan hati yang mereka anggap sebagai kerendahan.
Apabila pertanyaan masih kurang
menyakinkan, maka cobalah memikirkan fakta-fakta ini dalam kenetralan….
#PIKIRKANLAH
kenapa Dzat Maha mensetting kalau seluruh sel mitokondria manusia hanya diambil
dari gen perempuan?
Iya, seorang perempuan
bertanggung jawab penuh atas bagus atau tidak bagusnya asupan energy sel. Bagus
tidaknya pembentukan jasad janin tergantung dari bagaimana perempuan merekayasa
DNA mitokondria anaknya.
DNA mitokondria (mtDNA) adalah
materi genetik yang ditemukan di mitokondria. Ini diturunkan dari ibu ke anak
laki-laki dan perempuan, tetapi anak laki-laki tidak bisa meneruskan mtDNA ibu
mereka kepada anak-anak mereka. Ini karena mtDNA ditularkan melalui sel telur
wanita. MtDNA yang ditemukan dalam telur adalah non-rekombinan, artinya ia
tidak bergabung dengan DNA lain sehingga diturunkan secara virtual tidak
berubah melalui garis ibu langsung selama beberapa generasi.
Sahabatku… Jadi kita mewarisi
mtDNA secara eksklusif dari seorang HAWA. Bukankah ini adalah sebuah kekuatan? Bayangkan
apa yang terjadi kalau perempuan mampu memaksimalkan mtDNA nya dan mewariskan
mtDNA yang maksimal kepada seluruh manusia?
Tapi kekuatan yang maksimal akan membuat
manusia sulit untuk dikendalikan bukan? Itulah kenapa perempuan terus dicekoki
dengan fakta manipulatif kalau dirinya telah dibuat lemah olehNYA.
Lagi-lagi adakah buatanNYA yang
lemah? Kalau plankton yang dibuatNYA di mata manusia tampak selemah itu, tapi ternyata
mampu menguasai oksigen Bumi, lalu apa itu lemah sahabatku…?
Jadi sebenarnya kelemahan hanyalah
titik dimana kita gagal belajar untuk memaksimalkan buatanNYA yang sempurna. Saat
setiap makhluk memahami kemaksimalan dirinya tanpa penilaian, maka tidak ada
kata lemah yang mampu tersemat untuk seluruh buatanNYA.
#PIKIRKANLAH KENAPA DZAT MAHA
MEMBUAT OTAK SEBAGAI ORGAN UNISEX?
Orang mengatakan pria berasal
dari Mars dan wanita berasal dari Venus, tetapi otak adalah organ unisex. Jadi tidak
ada perbedaan antara otak wanita dan otak pria. Otak ini tetap akan bekerja
sebagaimana seharusnya otak bekerja.
Tapi bagaimana dengan bentuk – Banyak
penelitian yang mengatakan kalau bentuk otak laki-laki 10% lebih besar daripada
otak perempuan? Jujur saja bentuk tidak berarti apa-apa. Semua organ pria
rata-rata memang lebih besar, tetapi itu tidak berarti fungsinya berbeda.
Perbedaan yang terjadi sekarang
adalah tentang bagaimana jasad kita digunakan/difungsikan. Sosialisasi memegang
kunci utama. Norma sosial berhasil menampar kekuatan perempuan agar menyingkir.
Berperang melawan kekuasaan
adalah hal yang biasa dari zaman dahulu sampai sekarang. Jadi memang harus ada
isu yang disebar untuk melemahkan lawan. Saat lawan begitu percaya kalau
dirinya memiliki kelemahan, maka lumpuhlah lawan begitu saja bukan?
Fakta standarnya adalah bahwa perbedaan-perbedaan
ini terprogram... Tetapi otak laki-laki dan perempuan tidak jauh lebih berbeda
satu sama lain daripada hati atau ginjal laki-laki atau perempuan. Intinya, baik
itu perempuan maupun laki-laki memiliki otak yang sama kuatnya.
Jadi, baik itu laki-laki atau perempuan
sama-sama diberi kesempatan untuk memaksimalkan otaknya dan seluruh jasadnya
masing-masing dalam porsi yang sama. Apabila porsi sekarang berbeda, itu
bukanlah takdir yang dibuatNYA, melainkan nasib yang kalah kita buat.
#PIKIRKANLAH
kenapa dzat maha membuat PRIA DAN WANITA tampil berbeda, tetapi memiliki fungsi
yang sama?
Sahabatku… Mari kita berbicara sebentar
tentang fungsi. Tidak ada satupun yang terlewat dari fungsinya, bahkan “tidak
berfungsi” pun sebenarnya adalah fungsi juga. Jadi apakah sebenarnya pria dan
wanita berfungsi sama?
Secara biologis jasad wanita memang
jelas terlihat tampil berbeda dengan pria. Ada bagian jasad wanita yang
berfungsi tidak sama dengan pria. Namun bagaimana pria dan wanita dalam hal
kepribadian, kecerdasan akal, kemampuan kognitif, spiritualitas dan
kepemimpinan adalah setara. Ini karena keduanya memiliki otak yang sama.
Salah satu fungsi otak adalah sebagai
pengendali jasad. Jadi baik itu pria atau wanita memiliki kemampuan untuk mengendalikan
jasadnya masing-masing. Lalu menghadirkan diri mereka untuk melaksanakan fungsi
utamanya. Jadi bukan berarti keduanya harus tampil sama untuk berfungsi.
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI JUSTRU DIBUAT
TAMPIL BERBEDA UNTUK SALING BEKERJA SAMA MEMBERI KEMAKMURAN BAGI SEMESTA.
KARENA INILAH FUNGSI UTAMANYA.
Sayangnya, kemakmuran semesta tidak
akan tercapai apabila antara perempuan dan laki-laki masih menyaksikan perbedaan
mereka sebagai arena pertarungan. Kita tidak bertarung untuk gender, kita
bertarung untuk memaksimalkan diri kita masing-masing. Pertarungan ini pun
bukan pertarungan keluar, melainkan pertarungan kita ke dalam diri sendiri. Baik
itu pria atau wanita masing-masing bertarung untuk mampu mengendalikan dirinya
sendiri.
Sudah mampukah para pria
bertarung memaksimalkan dirinya sendiri? Dan
Sudah mampukah para wanita
bertarung memaksimalkan dirinya sendiri?
Sungguh diatas ini adalah dua
pertanyaan yang sama untuk dua makhluk yang dibuat tampil berbeda untuk
melakukan fungsi utama yang sama.
Ingat saja, kalau untuk mampu melaksanakan
fungsi utama manusia, kita memang harus berbeda. Tidak akan pernah ada jingga
apabila tidak ada merah dan kuning. Keseimbangan butuh perbedaan. Sementara perbedaan
bukan untuk disamakan, perbedaan hanya wujud bentukanNYA yang sempurna. Lalu kenapa
kita begitu sulit menerima dan menghargai kesempurnaanNYA?
Bukankah akan harmonis apabila Hawa
mampu menghargai Adam sebagaimana Adam mampu menghargai Hawa.
Akhir kata sahabatku… Perempuan
memiliki kelembutan hati seorang hawa, tapi itu tidak pernah menjadi garis
kalau mereka dibentuk selemah itu. Mengertilah dan kita memang telah dibuat
sekuat itu… Janganlah berhenti meraih kekuatanNYA dalam bentuk Hawa ini, meski kita
harus merangkak untuk meraihnya.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com