Sahabatku… Bukan sebuah isu kalau
tubuh manusia dan seluruh materi yang terdapat di dalam semesta ini tidak lain
terbentuk dari kumpulan atom-atom. Atom tidak memiliki struktur fisik. Atom
adalah 99,99999% energi, dan 0,00001% zat fisik, maka seluruh semesta ini pada
wujud aslinya tidak berwujud apa-apa selain energy yang bervibrasi.
Ini berlaku untuk semuanya, termasuk
didalamnya manusia. Fakta yang dibawa oleh fisika quantum ini membuat akal kita
terpelintir. Bukankah logikanya kalau semua bahan dasarnya sama, maka harusnya
bentuk akhirnya juga sama?
Namun ternyata TIDAK. Manusia dan
kucing itu berwujud asli sama, yaitu bentukan atom yang ujungnya hanyalah
energy yang bervibrasi. Tapi kenapa kita berbentuk manusia dan kucing itu
berbentuk kucing. Kenapa bunga lily berbentuk bunga liliy dan bunga bakung
berbentuk bunga bakung? Padahal mereka berdua adalah sama-sama atom yang sekali
lagi ujungnya hanyalah energy yang bervibrasi.
PERATANYAAN BESARNYA : KALAU
SEMESTA INI HANYALAH ENERGI YANG BERVIBRASI, LALU BAGAIMANA BISA ENERGI ITU
BEGITU SADAR MEMBENTUK BEGITU BANYAK WUJUD BENTUK MATERI?
Jawabannya adalah kimia. Meski
atom terlihat seperti atom, namun atom memiliki dan membawa identitas dari
wujud fisik yang kita lihat.
Semua atom terbuat dari partikel tritunggal yang sama - proton
, neutron, dan elektron. Tetapi, jumlah proton, neutron dan elektron dalam
tiap-tiap atom berbeda-beda. Dengan kata lain, meski berbentuk atom, namun
atom-atom itu unik.
Ketika atom-atom unik ini
bergabung dalam senyawa kimia, maka hasil dari gabungan itulah yang menentukan
materi fisik yang kita lihat. Itulah yang membuat kita melihat apel sebagai
apel, tangan sebagai tangan dan bulan sebagai bulan.
Atom yang sama tapi memiliki
jumlah komposisi isi yang berbeda, sehingga masing-masing menghasilkan unsur
yang unik. Lalu unsur-unsur unik itu menyatu, dan mewujudkan materi-materi baru yang berbeda-beda.
Dari sini kita belajar, bahwa
memang dibutuhkan perbedaan untuk sebuah keseimbangan dan harmonisasi. Karena
semesta pun seperti itu. Apabila semesta tidak mengenal perbedaan dan
harmonisasi, maka sudah dipastikan akan hanya ada satu wujud materi saja
didalam semesta raya ini.
Secangkir air yang ditambahkan
bubuk kopi akan menghasilkan secangkir kopi. Secangkir air yang ditambah
sekantong teh akan menghasilkan secangkir teh. Secangkir air yang ditambah
sesendok coklat bubuk akan menghasilkan secangkir coklat. Air memiliki molekul
atom yang sama, tapi apabila sudah ditambah unusur molekul atom lain dan
menyatu dalam senyawa kimia, maka akan menjadi unsur yang baru.
Namun apabila kita mengambil
mikroskop canggih untuk melihat setiap tetes air kopi, air teh dan air coklat,
maka yang kita lihat dari atom-atom ini hanyalah energi yang bervibrasi.
Beginilah cara paling simpel untuk mengerti bahwa segala atom hanyalah energi
yang bervibrasi.
Sahabatku…. Bukankah atom ini
super canggih? Sampai disini kita memiliki pertanyaan yang lebih menelisik lagi
yaitu:
PERTANYAANNYA bagaimana bisa atom-atom ini bergerak dengan kesadaran
yang cerdas, sehingga mampu menciptakan universe dan bahkan multiverse – Bukankah
ini sebuah maha karya? Lalu siapakah penggerak maha karya ini?
Sahabatku… Kita boleh saja
meniadakan Tuhan karena belum tentu kita memang benar-benar bertuhan. Hanya
saja meniadakan DZAT MAHA PEMBUAT yang kesadarannya memancar kedalam setiap
molekul semesta yang berwujud adalah kesia-siaan yang nyata.
Jawablah sahabatku… SIAPA yang
memberi kesadaran kepada energy bervibrasi itu untuk saling membentuk atom-atom
unik dan bergabung dalam senyawa kimia, yang dari unsur kimia itu muncul-lah
sesuatu yang kita sebut air, tanah, udara, angin, matahari, bulan, bumi, hewan,
tumbuhan dan tubuh kita sekarang.
Jelas manusia tidak akan pernah
bisa terlepas dari tubuhnya. Kita berada disini sekarang, membaca artikel ini,
dan mencoba memikirkannya adalah karena atom-atom kita telah sukses dibentuk
olehNYA.
Apakah kita masih bisa menyangkal
kalau kesadaranNYA memang tersebar di dalam tiap buatanNYA?
Sungguh ada rahasia besar dari
setiap atom yang terbentuk. Rahasia besar yang apabila diungkapkan mampu
meruntuhkan eksistensi pemahaman manusia dalam memahami Pembentuk dirinya sendiri.
Sungguh keterbatasan bagi kami
yang dibentuk dan diberi kesadaran mengungkapkan kesadaranNYA. Kami hanya bisa
berterimakasih untuk segala wujud bentukanNYA dengan cara menghargai kesadaran
yang dibentukNYA dan tidak menilai-nilai hasil bentukanNYA.
Sadarilah sahabatku… Ternyata
kesadaranNYA menyebar diseluruh atom-atom yang kita saksikan ini. Masihkan kita
berpikir kalau DIA jauh? Ternyata DZAT MAHA PEMBUAT memang lebih dekat dari
urat nadi.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com