“What is my life purpose?”
Sahabatku… Tujuan hidup itu bukan
tujuan sementara yang berubah sesuai dengan usia dan keadaan. Tujuan hidup
tidak berubah. Tujuan hidup adalah permanent, menjadi bagian yang tidak berubah
dari alasan keberadaan kita sebagai khalifah diatas muka bumi ini.
Setiap orang di planet ini
memiliki tujuan hidup. Orang Prancis menyebutnya, Raison d'etre, “alasan
keberadaan”. Orang Jepang menyebutnya Ikigai, “alasan untuk hidup; artinya
hidup; apa yang membuat hidup layak untuk dijalani”. Dharma “cara hidup yang
benar” dan “jalan kebenaran”. Dalam filosofi Daois, tujuan hidup adalah jalan
yang mengatur alam dan kosmos ke dalam keteraturan dari kekacauan. Jalan
menciptakan stabilitas dan keteraturan dalam kekacauan perubahan.
Manusia dari generasi ke generasi
sudah memiliki naluri kalau kehadiran dirinya memiliki tujuan. Naluri itu akan semakin
mengental saat seseorang tidak sengaja menjebak dirinya untuk mengikuti
penilaian manusia yang lainnya.
Unik memang; Setiap manusia
memiliki tujuan hidup. Namun, untuk menemukan tujuan hidup setiap manusia harus
menutup mata dari penilaian manusia yang diluar dirinya, dan hanya fokus
memahami dirinya dahulu.
Jadi singkatnya, tujuan hidup
tidak akan pernah ditemukan apabila diri sibuk untuk menilai dan dinilai. Mungkin
satu-satunya hal awal yang dibutuhkan untuk menemukan tujuan hidup adalah
dengan menjadi sangat egois untuk mengendalikan egonya sendiri.
Ego manusia itu sangat rentan
dengan yang namanya penilaian orang lain. Padahal setiap kita adalah unik dan
sempurna. Masing-masing kita sudah dibuatkan kemampuan yang sempurna. Tugas
kita hanya lah menemukan kesempurnaan itu dan berperan dengannya.
Peran bukan untuk dibanggakan.
Peran menjadi fungsi kita dalam hidup ini, kebaikan yang kita torehkan didalam
Semesta. Tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Karena perbedaan peran
masing-masing kita lah yang membuat hidup ini utuh dan seimbang.
DZAT MAHA sudah mengaturnya
sedemikian rupa, sekarang tinggal kita menemukan peran kita, dan menjalaninya
dengan penuh rasa syukur dan pengabdian.
Tapi bayangkan! Mungkinkan seseorang
menemukan kesempurnaan dan peran dirinya sendiri sambil terus menerus membiarkan
dirinya dinilai untuk sama?
Sulit sahabatku… Fitrah keunikan manusia
dibuat untuk tetap dipertahankan berbeda. Seseorang tidak bisa menyamakan nilai
yang diluar dirinya sesuai dengan nilai dirinya sendiri. Karena
individu-individu yang berbeda ini akan menjalani kompleksitas hidup yang
berbeda pula. Lalu akhirnya, mereka akan berperan dan bertugas berdasarkan
keunikan mereka masing-masing, untuk saling melengkapi satu sama lainnya.
Jadi sahabatku… Apabila hari ini
Anda masih belum menemukan tujuan hidup itu, maka cobalah lakukan tiga langkah dibawah
ini. Tapi ingat syarat awalnya diatas: Jangan menilai dan membiarkan diri terpengaruh
pada penilaian. Jadilah netral kepada diri. Semoga tiga langkah dibawah ini
mampu menjadi ilmu dan aksi yang mampu mencerahkan jalannya:
LANGKAH PERTAMA : TEMUKAN PASSION
Kebanyakan kita juga
salah mengartikan passion (hasrat) sebagai cita-cita. Sebenarnya bukan, meski
terkadang mirip. Cita-cita adalah impian yang belum berwujud. Sementara passion
itu bukan impian, passion itu adalah sesuatu yang nyata yang memang sudah
melekat didalam tiap diri manusia. Setiap manusia memiliki passion
Memiliki passion
atau hasrat diri berbeda dengan memiliki pekerjaan. Pekerjaan adalah untuk
pemenuhan nilai-nilai manusia dan kebutuhan hidup. Sementara passion adalah
pemenuhan jati diri, tugas manusia diatas planet bumi yang harus ditemukan dan
dijalankan untuk menjaga keseimbangan kehidupan.
Oleh karena
passion adalah panggilan kepada tugas awalnya, maka passion tiap manusia
bersifat unik dan apa adanya. Mungkin passion kita sangat sederhana, yaitu
membuat orang tersenyum. Tapi tetap itulah passion kita. Tinggal nanti memikirkan
cara perwujudannya.
LANGKAH KEDUA : SETTING GOAL
Passion atau hasrat
diri yang sudah menguat dan terasah, maka akan menuntun manusia untuk mensetting
goal sebagai langkah perwujudan.
Hati-hati
dalam langkah ini. Sekali lagi ingatkan selalu diri untuk menetralkan dirinya. Karena
bisa saja goal ini sama sekali tidak masuk akal. Sama sekali tidak dihargai. Sama
sekali tidak mungkin.
Tapi begitulah
tujuan hidup! Tujuan hidup tidak pernah meng-copy pola. Setiap manusia memiliki
pola nya masing-masing. Jadi sekali lagi, biarkan diri ini netral dengan tujuan
hidupnya sendiri.
Kalau dalam
langkah kedua itu kita terdampar dalam kesendirian, maka lakukanlah langkah
ketiga dibawah ini.
LANGKAH KETIGA : LAKUKAN UNTUK
KEMAKMURAN
Tujuan hidup
ada untuk sesuatu yang disebut kemakmuran. Apa itu kemakmuran?
Kemakmuran
adalah memfungsingkan diri untuk kehidupan, bukan untuk keuntungan. Manusia
memakmurkan kalau manusia sudah bisa berperan untuk kehidupan semesta, bukan
sekedar mencari keuntungan bagi diri sendiri.
Betul memang
awalnya kita mencari passion dan mensetting goal dari dalam diri sendiri, tapi
apabila yang dari dalam itu sudah muncul kepermukaan, maka yang muncul bukan
untuk keuntungan peribadi tapi keuntungan bersama.
Kemakmuran itu
bukan tentang hak tapi kewajiban. Hidup ini selalu tentang kewajiban apa yang
harus dilakukan dan bukan tentang mana hak saya? Tapi apa kewajiban saya?
Hidup itu
sendiri sudah menjadi hak yang sudah kita terima, dan sekarang tinggal
kewajiban kita saja yang seharusnya sudah kita laksanakan.
Itulah kenapa
menemukan tujuan hidup adalah titik kritis yang harus dilakukan, karena itu
adalah kewajiban yang tertunda bagi kehidupan.
Tujuan hidup adalah
peran kebermakmuran manusia bagi kehidupan. Sangat mulia bukan?
Itu kenapa banyak
ajaran yang mengingatkan kalau tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah. Betul
apa adanya, tapi jangan salah memahaminya.
Beribadah itu
adalah kebaikan yang kita lakukan dengan mengatasnamakan seluruh kebaikan Dzat
Maha Baik tapi bukan untukNYA. Namun bersamaNYA.
Sebagai Dzat
Maha pastilah diriNYA tidak membutuhkan apapun lagi dari semesta ini. Ibadah
kita ini adalah untuk menjadi penyebar kebaikan-kebaikanNYA sebagai semesta
untuk semesta.
Dari semesta
untuk semesta. Itulah kenapa seseorang yang sudah berperan dalam tujuan
hidupnya selalu beraksi untuk kemakmuran bukan keuntungan.
------
Akhir kata sahabatku… Jangan
meragukan diri untuk menemukan tujuan hidupnya. Berlemah lembutlah dan
janganlah berputus asa. Dengan siapa lagi kita menemukan tujuan hidup ini
kecuali dengan diriNYA bukan?
Dzat Maha tidak berada di ujung
hidup manusia. Dzat maha membersamai manusia dari awal hingga akhir yang tidak
berujung. Tujuan hidup selalu ada berkat kebersamaan yang abadi ini.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com