Sahabatku… Seberapa sering kita dibuat kecewa oleh hasil dari
aksi yang kita lakukan sendiri? Apabila kekecewaan terus berlanjut, maka kita
butuh sesuatu yang disebut kenetralan dalam beraksi.
Lalu apa itu netral dalam beraksi?
Netral dalam beraksi yaitu belajar untuk menghargai tiap aksi
dan hasil yang dibawanya. Terus waspada dengan sebab akibatnya dalam penerimaan
yang patuh. Tidak bersedih hati dengan hasil dan terus melangkah dengan
kesadaran kalau sisi yang berseberangan dari hasil yang kita dapat itu memang
ada. Kalau kita mau menerimanya, maka kita pasti akan sampai. Apa yang harus
kita aksikan hanyalah melakukan sebab-sebab terbaik untuk mencapainya.
Sahabatku… Netral dalam beraksi seharusnya sudah menjadi
dasar dari segala aksi yang kita pilih. Renungkanlah... Betapa sering kita mengharapkan
hasil tanpa mewaspadai aksi?
Kita ingin kekayaan namun beraksi untuk tetap tidak
memakmurkan. Kita ingin kecerdasaan namun beraksi untuk tidak berakal. Kita ingin
manisnya iman namun justru beraksi untuk tidak mengimaniNYA.
Begitulah adanya, memang sedikit sekali dari manusia yang
sadar dengan aksinya sendiri. Itulah kenapa kita tidak pernah menjadi manusia
yang netral dalam aksi hidup kita sendiri. Akhirnya, kita harus selalu kecewa
pada hasil. Padahal kekecewaan itu hanya pertanda kalau kita memang belumlah
netral.
Seseorang yang netral dalam beraksi selalu melakukan
sebab-sebab terbaiknya dan bukan hanya sekedar mengharapkan hasilnya.
Itu karena mereka hanya memilih untuk beraksi dan tidak memilih
untuk berharap. Mereka sadar harapan hanyalah rekayasa terbesar yang dilakukan
oleh diri apabila tidak dibarengi dengan aksi. Satu-satunya cara agar harapan
menjadi nyata yaitu dengan mewaspadai setiap aksi agar sebab akibat dari
harapannya berwujud.
Seseorang yang netral dalam beraksi paham betul kalau dirinya
sudah dihidupkan dengan kesempurnaanNYA. Kesempurnaan yang tidak perlu lagi dinilai
atau ditakar untuk dibandingkan. Namun hanya dimaksimalkan. Akhirnya setiap aksi
dirinya ujung-ujungnya adalah untuk memaksimalkan kesempurnaanNYA.
Hasil dari netral dalam beraksi adalah seseorang yang menjadi
sangat TIDAK khawatir dengan hasil, yang justru dia khawatirkan adalah saat dia
berhenti beraksi. Karena dia sadar hanya dalam aksi-lah kesempurnaanNYA bisa
berwujud.
Itulah kenapa dalam kenetralan aksi, tidak akan pernah ada wadah
bagi kekecewaan, yang ada hanyalah wadah bagi optimisme dan kewaskitaan diri
yang terus meningkat.
Kita bergerak optimis karena kita tahu disetiap gerak kita
hanyalah ada diriNYA. Tidak ada gerak yang negatif. Negatif hadir agar kita berwaskita
lalu menyusun aksi-aksi hebat untuk menarik sisi yang sebelahnya.
Dzat Maha membuat positif sebagai nilai, sama seperti negatif
juga. Kedua nilai ini saling memberi dan menerima. Jangan membuang salah satu
diantaranya, rangkulah keduanya dan itulah kenetralan aksi.
Sungguh suatu perjalanan yang seru. Ingat selalu untuk
membawa kuncinya!
Kuncinya adalah diri yang mau menyaksikan segalanya sebagai
kemahaan Dzat Maha Pembuat. Apabila kita bisa menyaksikan segalanya sebagai Dzat
Maha, lalu bagian mana yang tidak bisa kita hargai… sederhana bukan?
Praktekanlah sahabatku… Tetap saja kesederhanaan hanya
terletak pada aksi. Netral bukan berdiam tanpa aksi, bahkan air yang tercipta
netral pun terus mengalir sebagai tanda kepatuhan kepada pembuatNYA.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com