Secara teknis grounding atau earthing
adalah terapi yang berfokus pada penyelarasan kembali energi listrik tubuh
dengan menyambungkannya kembali ke bumi.
Kita ini sebenarnya adalah
makhluk bioelektrik yang hidup di planet listrik. Jasad kita beroperasi secara
elektrik. Semua sel yang membentuk jasad memancarkan beberapa frekuensi yang
berjalan, misalnya, jantung, sistem kekebalan, otot, dan sistem saraf. Jadi
hampir seluruhnya.
Sementara Bumi ini seperti
baterai raksasa yang berisi muatan listrik alami dan halus — jenis energi
khusus yang ada di dalam tanah sangat baik untuk diserap tubuh. Jadi antara
kita dan Bumi itu tercipta hubungan special yang saling membutuhkan.
Penelitian ilmiah juga sudah menunjukkan
bahwa tubuh dapat dilindungi dan ditolong untuk menjadi lebih baik saat kita tersambung
kembali ke Bumi secara elektrik.
Bumi memiliki suplai elektron
bebas yang tak terbatas, jadi ketika seseorang melakukan grounding, elektron
tersebut secara alami mengalir antara bumi dan tubuh, mengurangi radikal bebas
dan menghilangkan muatan listrik statis.
Grounding berguna untuk menenangkan
diri saat stress, atau saat seseorang merasa kewalahan dengan emosi-emosi negatif
yang membebaninya. Grounding juga terbukti mampu mengurangi kerusakan otot, meredakan
nyeri, dan mencegah terjadinya peradangan di dalam tubuh, yang pada gilirannya
mencegah gangguan kesehatan terkait peradangan.
Aktifitas grounding sendiri dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana seperti; Berjalan tanpa alas kaki,
berbaring di tanah, berendam dalam air. Bisa dilakukan di alam terbuka atau
sekedar di area taman rumah yang sempit.
Agar grounding atau earthing yang
kita lakukan membawa hasil yang lebih efektik, maka ada beberapa trik sederhana
yang bisa kita lakukan. Diantaranya adalah :
1# Sapalah Alam
Sahabatku… Menyapa alam itu bukan
ide yang gila! Justru malah sebaliknya. Kadang kita lupa betapa terkoneksinya
kita dengan alam. Grounding yang efektif itu bukan sekedar berjalan atau
berdiri begitu saja di atas tanah tanpa alas kaki. Tetapi juga belajar untuk terhubung
dengan alam tempat dimana kita berada lalu menyatu dengan bumi.
Alam disini sifatnya tidak
terbatas, rumah Anda termasuk alam, kolam renang itu juga adalah alam, taman
sempit dipojokan halaman rumah Anda juga adalah alam. Dimanapun kita berada,
maka itulah alam kita dan seharusnya kita terhubung dengannya.
Tidak butuh cara yang aneh untuk
menyapa alam. Cukup koneksikan hati dan pikiran untuk menyapa alam seperti kita
menyapa seseorang. Sebarlah salam yang tulus, setulus apa yang alam berikan
kepada kita.
2# Perhatikanlah Nafas
Memperhatikan nafas adalah dengan
menjadi sadar pada pergerakan nafas itu sendiri. Kita jarang melakukan ini
bukan? Bagi sebagian kita, memperhatikan napas yang otomatis adalah pekerjaan
yang tidak terlalu penting. Namun sekali-kali lakukanlah. Minimal pada waktu
melakukan grounding.
Tujuan dari memperhatikan nafas
atau bernafas dengan sadar adalah untuk menjadi sepenuhnya hadir pada kondisi
diri saat ini. Kebanyakan kita tidak hidup pada saat ini. Pikiran kita
menerawang menuju masa depan, masa lalu atau memperhatikan hal lain yang bukan
diri sendiri.
Padahal menjadi diri sendiri bisa
membantu melepaskan kekhawatiran tentang masa lalu atau masa depan. Karena itu diharapkan
dengan melakukan pernapasan sadar, maka akan membantu kita untuk masuk kedalam
diri lebih mudah, dan bisa lebih bersyukur pada apa yang kita miliki sekarang.
Dengan rasa syukur yang terbangun
otomatis akan lebih membantu mengurangi kecemasan, membantu mengatasi
kelelahan, meredakan nyeri jenis tertentu, dan mengurangi pikiran negatif.
Itu karena bersyukur adalah
pikiran positif yang mampu meledakkan kadar dopamin tinggi di otak? Neuroscience telah menemukan hubungan antara
pikiran positif dan aktivasi neurotransmitter tertentu. Jadi dengan memusatkan
perhatian pada hal-hal yang disyukuri memaksa perubahan jasad ke fase yang
lebih positif.
Rasa syukur yang dibangkitkan
saat grounding akan lebih mampu merangsang lebih banyak neurotransmiter di otak
kita, khususnya dopamin dan serotonin, yang meningkatkan perasaan bahagia,
damai dan rasa cukup dengan diri sendiri.
3# Rangkullah diri
Sahabatku… Meskipun manusia tidak
suka sendirian. Namun nyatanya kita masih sering sendirian dalam diri sendiri.
Grounding adalah moment yang
tepat untuk kembali merangkul diri yang terabaikan. Cobalah untuk berkomunikasi
kepada diri dengan bahasa dan kalimat yang baik.
Komunikasi itu seperti percakapan
dua sahabat, di mana "mendengarkan" sama pentingnya dengan
"berbicara". Jadi kita berkomunikasi kepada diri, bukan untuk
memerintahnya, bukan untuk mengutuknya. Namun untuk mengenalnya lalu memahami
kebutuhannya. Sehingga kita dengan diri kita bisa lebih saling merangkul lagi
dalam keharmonisan.
Jadi hindari keluhan, ratapan dan
bahasa yang menyudutkan diri. Jangan lupa juga ucapkanlah terimakasih untuk
seluruh kinerja diri kita. Terimalah diri dengan apa adanya. Hargai apa yang
sedang dia rasakan.
Sama seperti kita, tubuh juga
menghargai penghargaan. Beberapa orang berpikir ini gila, tetapi ketika kita
mengatakan "Terima kasih" kepada diri, maka diri akan cenderung
melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan kita. Otomatis pikiran kita pun
akan menjadi lebih tenang. Seutas senyum kepada diri pun akan tersungging
begitu saja.
Jadi mengertilah sahabatku kalau
pujian dan terimakasih yang tulus langsung menghasilkan efek yang lebih baik. Grounding
pun akhirnya bisa menjadi lebih efektif hasilnya karena bumi mampu merespon elektromagnetik
positif yang kita pancarkan.
4# Netralah!
Sahabatku… Seperti biasa,
berhentilah mendefinisikan positif dan negatif. Maksudnya?
Bergeraklah sebagai semesta yang
netral. Terimalah setiap hal negatif yang sedang kita bawa saat grounding. Jangan
ditolak, tetapi terimalah. Karena begitulah cara kita melepaskannya, yaitu
dengan menerimanya.
Ingat! Kita adalah semesta.
Sementara semesta adalah kenetralan dalam keseimbangan. Grounding ini tidak
akan pernah terlalu berhasil kalau kita masih memilih postif dan menolak negatif.
Sudah menjadi keniscayaan kalau positif
tidak akan ada tanpa negatif. Jadi terimalah negatif yang sedang kita bawa. Karena
pada saat kita menerimanya, justru negatif pun akan memudar dari tempatnya. Bergegas
berubah menjadi positif yang menjadi semakin jelas.
Energi baru yang lebih segar pun
akhirnya terbentuk dalam penerimaan yang tulus. Kita pun akan takjub, ternyata beginilah
rasanya keseimbangan diri yang penuh dengan penerimaan tulus yang tidak
merongrong keuntungan.
Akhir kata sahabatku…. Sudahkan
Anda grounding hari ini? Kalau belum duduklah atau berdirilah ditempat Anda
sekarang. Sapalah alamnya, perhatikan nafas itu, rangkullah diri itu, dan
netralkanlah penilaian itu.
Kami ucapkan selamat grounding… Tidak
ada yang aneh dari grounding atau earthing. Grounding hanyalah sedikit bukti
kecil kalau kita dan Bumi adalah satu. Sebagai kesatuan memang sudah seharusnya
kita saling memberi dan menerima.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com
#pesansemesta