Seorang sahabat bertanya “Maaf ijin bertanya, bagaimana cara mengetahui bahwa keputusan yang kita ambil selaras dengan semesta?” Melalui izinNYA kami menjawab.
Sahabatku… Dalam kenetralan kita
akan memilih dengan menggunakan akal yang bergerak cerdas untuk memahi
sebab-akibat dari setiap pilihannya sendiri.
Keselarasan semesta adalah
keniscyaan yang terlihat oleh kacamata kenetralan yang tidak berpihak pada
susah atau mudah, pada untung atau rugi, pada sukses atau gagal. Karena bagi
semesta setiap nilai apapun itu hanyalah sebab dan akibat.
Jangan berkata kalau selaras
menurut semesta berarti segalanya akan mudah secara otomatis. Karena baik itu kemudahan
atau kesusahan, keduanya tidak hadir begitu saja. Tetap saja dua nilai yang
berlangsung ini bisa berlangsung karena dibelakangnya bekerja hukum sebab akibat
yang senantiasa berlangsung.
Keselarasan semesta tidak pernah
menyalahi hukum sebab akibat yang berlangsung. Semesta tunduk dan patuh pada
tatanan yang sudah tertata rapih untuk mengatur semesta ini. Jadi apapun itu
keputusan yang telah kita pilih memang akan selalu didukung oleh semesta.
Tanpa keberpihakan semesta akan
senantiasa mendukung segala pilihan. Adapun hasil dari setiap pilihan akan
selalu sesuai dengan hukum sebab-akibat yang sudah tertata tanpa ada yang
menyalahi satu sama lainnya.
Jadi sahabatku… Sekarang semuanya
hanya tentang bentuk yang ingin kita bentuk. Karena apapun itu bentuknya, maka
semesta akan selalu mendukungnya. Ingatlah selalu kalau kenetralan adalah
keniscayaan semesta. Jadi memang semesta akan selalu menyelaraskan setiap
keputusan yang kita bentuk dengan sebab akibat yang berlaku.
Sampai disini semuanya menjadi
sederhana. Seharusnya seperti apa keinginan yang ingin kita bentuk, harus kita selalu
disesuaikan dengan apapun keputusan terbaik yang mendukungnya agar bisa
terwujud. Sebenarnya segala sesuatu yang kita miliki dan hadapi saat ini adalah
efek yang merupakan hasil dari sebab tertentu.
Dalam hidup ini setiap akibat memiliki
efek spesifik yang bisa diprediksi penyebabnya. Begitu juga setiap akibat memiliki
alur spesifik yang terprediksi dari penyebabnya. Semesta akan selalu
menyelaraskan setiap keputusan yang kita bentuk dengan sebab akibat yang
berlaku. Tugas kita adalah memilih sebab-sebab yang mendukung akibat yang ingin
kita bentuk.
Semuanya terjadi karena alasan,
baik atau buruk semua memiliki alur. Tidak ada yang terjadi karena kebetulan
atau keberuntungan. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan sebagai akibat
langsung dari penyebab yang kita hasilkan dari dalam diri.
Segalanya membawa usul, alasan
dan tentunya sebuah awal. Kebetulan adalah alur proses yang tidak terpahami.
Jalur alur yang luput dari pengamatan dan kewaspadaan, itulah kebetulan. Jadi
bahkan kebetulan pun memiliki awal.
Sahabatku… Kita akan selalu
selaras dengan semesta. Baik dan buruk semesta akan selalu mendukungnya. Gagal atau
sukses semesta akan selalu mendukungnya. Semesta tidak memilih baik dan sukses
tetapi kita lah yang membentuknya. Kita membentuk kesuksekan dengan setiap
pilihan-pilihan yang kita pilih.
Sayangnya memang kita memiliki
keterbatasan utama yang selalu menjadi penghalang kita untuk menikmati
kesuksesan. Keterbatasan kita itu adalah
ketidakpahaman kita kalau setiap keputusan sudah membawa nasibnya
masing-masing.
Saat rintikan hujan turun ke atas
tanah, kita tidak bisa berharap tanahnya tidak menjadi basah kecuali kalau kita
memilih melindungi tanahnya dari hujan. Contoh sederhana, kalau memang setiap
keinginan harus selalu sesuai dengan pilihan yang kita aksikan.
Apabila kita sudah terlanjur membuat
keputusan, maka netralkan diri saat menyaksikan kesusahan dan kegagalan yang
dibawanya. Ingatkan ego kalau ini hanyalah sebab dan akibat. Apa yang perlu
kita lakukan hanyalah merubah sebabnya untuk menerima akibat yang berbeda.
Gunakanlah segala anugerah yang
kita miliki saat ini untuk merubahnya. Dan dalam kenetralan diri yang makin dijernihkan,
lakukanlah sebab terbaik untuk akibat terbaik. Ajak serta akal yang berpikir
untuk menyaksikan segalanya untuk mempelajari setiap keputusan apapun sebelum
benar-benar meng-aksikannya.
Pahami kalau keputusan kita adalah
nasib yang kita bentuk, apabila hasilnya masih tidak sesuai dengan harapan. Maka
cobalah tanyakan kedalam diri; sudahkah saya melakukan sebab terbaik untuk
akibat terbaik?
Kalau jawabannya belum maksimal. Maka
teruslah memaksimalkannya sahabatku…
Teruslah memaksimalkannya dalam
kenetralan tanpa mendikte semesta. Tetapi dengan terus memakimalkan sebab
terbaik untuk akibat terbaik. Dengan cara seperti inilah kita akan membentuk
nasib ini sesuai takdirNYA.
Takdir kita adalah sebagai rahmat
bagi semesta alam. Jadi apapun sebab dan akibatnya segalanya sudah menjadi
rahmatNYA. Baik dan buruk adalah sama-sama rahmatNYA.
Kalau ego kita masih menganggap rahmatNYA
hanya ada pada baik, maka itu tak apa sahabatku… Teruslah saja memaksimalkan sebab
yang terbaik untuk akibat yang terbaik.
Semesta ini seperti berada di banyak
persimpangan jalan. Kesadaran kita harus memilih jalan terbaik untuk sampai
ditempat terbaik. Ingatlah saja kalau rahmatNYA itu selalu menyertai. Mendekatlah
& rasakanlah! Kesusahan ini akan mereda dari rasanya, dan semesta yang
sudah selaras pun jadi terasa selaras.
Salam semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com