Seorang sahabat bertanya “Apakah
memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi, dan bagaimana
frekuensi itu dibaca sehingga membawa pengaruh bagi Bumi?”
Sahabatku… Ibarat dua bilik
jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi. Dalam kerendahan
hati, mari kita belajar memahaminya lagi.
Jadi begini sahabatku… Tubuh kita
adalah mesin molekular. Sementara setiap molekul memiliki frekuensinya
masing-masing. Sudah menjadi kodratnya, setiap frekuensi molekular akan
senantiasa terpengarhui oleh kesadaran.
Kesadaran manusia menentukan
bagaimana seluruh molekular tubuhnya memancarkan frekuensi. Lalu hasil dari pancaran
frekuensinya inilah mereka akan mempengaruhi Bumi.
Sebagai energi manusia selalu
menarik frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang mereka pancarkan. Sementara elektromagnetik
manusia adalah apa yang menjadi dasar geomagnetik bumi.
Apabila molekular tubuh kita menghasilkan
gerakan frekuensi tertentu maka Bumi juga akan merasakan efek tertentu. Gerakan
molekular adalah keterhubungan yang mempengaruhi. Jejak langkah kita diatas
Bumi ini adalah keterhubungan dalam ketersalingan dengan Bumi itu sendiri.
Bumi bukan sekedar tanah bulat
berbentuk bulat yang kita sebut planet. Bumi adalah kehidupan dalam kehidupan.
Sama seperti kita, manusia juga adalah kehidupan dalam kehidupan. Setiap kehidupan
dalam kehidupan akan selalu senantiasa menyatu dalam jalinan yang menyatu. Begitulah
semesta dalam wujud yang apa adanya.
Dalam jalinan selalu ada
timbal-balik. Maksud dari timbal-balik disini adalah frekuensi yang saling
menarik untuk menerima. Kita tidak dapat memiliki pengalaman apapun di planet
ini tanpa menariknya melalui frekuensi dan memancarkannya pula melalui
frekuensi.
Setiap emosi, termasuk cinta dan
benci yang baru kemarin kita bahas masing-masing memiliki frekuensi tertentu.
Kesehatan memiliki frekuensi tertentu. Penyakit memiliki frekuensi tertentu. Tiap
organ manusia disetel dalam frekuensi tertentu. Kehidupan adalah simfoni frekuensi.
Fakta ini membuat kehidupan kita saling
terjalin erat, bukan hanya dengan sesama manusia saja, namun juga terhadap
seluruh makhluk bumi lainnya, dan juga termasuk bumi itu sendiri. Jalinan itu terjalin
otomatis dari setiap kehidupan kepada kehidupan.
Medan elektromagnetik ada di
mana-mana, manusia sendiri adalah penghasil dan pemancar elektromagnetik yang
aktif. Setiap gerakan, emosi dan tindakan kita memancarkan gelombang elektromagnetik
yang berbeda-beda.
Gelombang elektromagnetik adalah
fenomena fisik hasil dari pergerakan molekular yang tadi kita bahas di awal. Masuk
kedalam molekul pada tingkat mikroskopik atom, elektron bermuatan partikel
terus bergerak di sekitar inti atom, sehingga menciptakan medan magnet.
Itulah kenapa hewan, tumbuhan, bahkan
benda yang kita anggap mati seperti batu dan air pun kalau diukur mengeluarkan
elektromagnetik dengan berbagai ukuran angka. Jadi ini bukan tentang manusia
dan bumi saja, tetapi tentang segalanya. Semesta adalah lautan energi yang dibentuk.
Gelombang elektromagnetik ini sendiri
dapat diukur melalui alat tertentu dengan efek yang dapat diamati dengan jelas.
Kita bisa membeli alat ini secara umum, dari alat ini kita akan melihat bahwa
semuanya benar-benar memiliki medan magnet, termasuk juga Bumi.
Medan magnet bumi, dikenal dengan
nama medan geomagnetik, yaitu medan magnet yang memanjang dari iner core bumi
ke luar angkasa, tempat bumi bertemu angin matahari, aliran partikel bermuatan
yang berasal dari matahari. Tetapi medan magnet matahari tidak sampai situ
saja, tetapi meluas jauh ke luar angkasa melampaui Pluto dan seterusnya.
Perpanjangan medan magnet
matahari yang jauh ini disebut bidang magnet antarplanet atau Interplanetary
Magnetic Field (IMF). Apa yang sedang kita bahas disini, masih jalinan dalam
ruang lingkup yang masih sangat sempit. Masih ada ruang lingkup luasnya yang
bisa terpelajari.
Jadi kalau kita bertanya; Apakah
memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi? Jawabannya
adalah iya, manusia dan Bumi terhubung. Elektromagnetik manusia dan geomagnetik
Bumi saling terhubung dan saling memberi pengaruh.
Lalu bagaimana frekuensi kita membawa
pengaruh bagi Bumi? Jawabannya adalah dengan seluruh pergerakan jasad yang
dikendarai oleh kesadaran.
Jadi begini sahabatku… Jantung
manusia adalah sumber kuat elektromagnetik yang bahkan beberapa meter jauhnya
dapat dideteksi oleh instrumen ilmiah modern. Jantung manusia terhubung secara
ekslusif dengan otak. Sementara otak terkendalikan oleh kesadaran.
Secara stimulant kita memancarkan
medan elektromagnetik non stop. Nah, sebenarnya medan elektromagnetik jantung
berisi informasi atau kode tertentu. Informasi dan kode tertentu ini
ditransmisikan ke seluruh dan di luar tubuh, kepada seluruh makhluk Bumi,
termasuk ke Bumi.
Hasil percobaan menunjukkan,
ketika orang menyentuh atau berada dekat dengan sesuatu atau seseorang, terjadi
pemindahan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jantung. Perpindahan ini
bukan hanya terjadi antar sesama manusia, namun sesama makhluk bumi dan bumi.
Kita ambil contoh yang
berhubungan dengan beberapa pembahasan kita sebelumnya, yaitu emosi cinta dan
benci. Dengan cinta seseorang mampu menarik frekuensi gembira, damai, bahagia,
bersyukur. Dan dengan benci seseorang mampu menarik frekuensi marah, cemburu,
sedih, bersalah, malu, kepedihan.
Sayangnya rasa cinta atau benci
yang kita pancarkan tidak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk
seluruh makhluk dan planet Bumi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketika
kita memancarkan emosi, jantung kita menghasilkan gelombang elektromagnetik
yang akan diterima oleh bumi. Lalu frekuensi geomagnetic bumi memancar menuju
magnet antar planet.
Ini adalah bukti kuat penelitian
yang menunjukan bahwa kita memang satu dengan semesta. Sebuah bukti koneksi
raksasa kehidupan. Sains telah membuktikan sendiri bahwa kita semua adalah
bagian dari jaringan koneksi raksasa yang tidak hanya mencakup kehidupan di
planet ini, tetapi seluruh tata surya kita dan apa yang ada di baliknya.
Semakin banyak orang yang
memancarkan emosi yang sama, maka mereka seperti membangun medan energik besar
untuk bumi dan makhluk bumi lainnya. Berarti misalkan semakin banyak kebencian maka
sedikitnya akan mempengaruhi yang lainnya juga dan dapat berkontribusi pada
perubahan global yang sedang berlangsung.
Ini terjadi karena medan magnet
bumi adalah pembawa informasi yang relevan secara biologis yang menghubungkan
semua sistem kehidupan. Dan sudah kita ketahui bersama kalau sistem kehidupan
terdapat hukum sebab-akibat. Jadi apapun frekuensi yang kita lakukan akan
membawa kita mendekat kepada sebab-akibat tertentu.
Selama ini mungkin kita mengira
bumi tidak merasakan kebahagiaan, kebaikan, ketenangan, kesedihan, kejahatan,
yang semua berasal dari kebencian hati kita. Padahal sebenarnya bumi tahu dan
merasakannya juga. Bahkan sebenarnya bumi yang lebih tahu terlebih dahulu.
Jadi apa yang bisa kita lakukan
kepada Bumi saat ini sahabatku…?
Bagaimana kalau kita mulai membentuk
kesadaran untuk memancarkan frekuensi terbaik bagi Bumi. Ingatlah… ibarat dua
bilik jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi.
Salam Semesta