Sahabatku… Iya betul Dzat Maha
membentuk seluruh semesta untuk menjadi penyebar rahmatNYA bagi semesta yang
lainnya. Sebagai Dzat Maha Pembentuk tentunya akan sangat mudah bagiNYA
menghapus seluruh nilai kebencian dari atas muka semesta, apalagi kalau itu hanya
diatas muka planet Bumi.
Tetapi, kenapa Dzat Maha tidak
melakukannya – Kenapa kita harus dibuat repot-repot
memilih cinta kasih sayang dan mati-matian membentuknya untuk menyebarkannya – Kalau
memang Dzat Maha bisa mencabut seluruh kebencian diatas muka Bumi ini dengan mudah dan membuat
kita utuh sebagai penyebar rahmatNYA tanpa seluruh kerepotan ini, lalu kenapa tidak
dilakukanNYA?
Begitu bukan pertanyaan kita
sahabatku…?
Tidak mudah memang mencari alasan
dari kenapa Tuhan semesta alam membuat segalanya seperti ini. Tapi bukan
berarti pertanyaan kita tidak bisa terjawab. Mari kita hadirkan sedikit
kenetralan untuk memahami alasanNYA yang Maha Netral. Dari alasan yang
terpahami ini akan muncul sepercik rahmatNYA yang terbentuk sempurna sebegitu
adanya seluruh energi semesta terbentuk.
Sebagai energi kita memiliki
pilihan untuk membentuk seperti apa energi kita. Dalam hidup ini ada yang
namanya takdir dan ada yang namanya nasib. Dengan takdir semesta lah kita
akhirnya membentuk nasib. Kita membentuk nasib berdasarkan tiap pilihan yang
kita pilih.
Contoh sederhananya, dalam dimensi
planet Bumi ini sudah ditakdirkan kalau makan dan mium akan membuat kenyang – tidak
makan dan minum akan membuat lapar dan haus. Contoh-contoh seperti inilah yang
disebut dengan keniscayaan. Andaikan kita memilih makan minum maka kita akan terbebas
dari lapar dan haus. Inilah yang disebut sebab akibat dari keniscyaan yang kita
pilih.
Sistem dalam semesta ini harus
mendukung kebutuhan kita dalam memilih dengan memberikan kita kemudahan tools
untuk memilih. Makanya itu dalam hidup ini dirancanglah yang namanya nilai. Ada
baik dan buruk, ada panas dan dingin, ada terang dan gelap, ada pendek ada tinggi,
ada cinta ada benci. Segalanya hampir memiliki dua nilai berseberangan yang
kita sebut dualitas.
Dualitas adalah kebutuhan yang
mendasari manusia untuk memilih. Bayangkan saja; bagaimana kita bisa memilih
baik kalau buruk tidak ada? Apabila menjadi cinta dan kasih sayang adalah
kebaikan dan menjadi penyebar kebencian adalah keburukan. Maka bagaimana AKAL kita
bisa memilih kebaikan saat kita tidak bisa membandingkannya dengan keburukan?
Akal butuh informasi yang dengan
pengelolaan informasi itu terciptalah pilihan. Jadi kalau kita bertanya; untuk
apa Dzat Maha membuat kebencian, maka jawabannya adalah untuk membentuk keseimbangan agar akal kita mampu BELAJAR
memilih.
Sahabatku… Saat kita berbicara
tentang keseimbangan, maka kita akan berbicara tentang berdiri di tengah kubu
dan hanya mengambil porsi yang sama dari kedua sisinya. Artinya, tetap harus
ada negatif didalam positif dan tetap harus ada positif didalam negatif. Atom-atom
pebentuk jasad kita pun beroperasi dengan keseimbangan yang sama untuk terus mempertahankan
bentuk material jasad kita.
Dari sini kita bisa mau memahami
kalau Dzat Maha sengaja membentuk benci untuk menyeimbangi nilai cinta kasih
sayangNYA bagi semesta raya. Sebegitu netralNYA memang diriNYA membentuk
segalanya. Sebuah bukti besar kalau DiriNYA tidak butuh apapun dari apapun. DiriNYA
hanya memberi tanpa meminta balik keuntungan. DiriNYA hanya menjadi rahmat dari
setiap pilihanNYA.
Kita yang hidup ini adalah
pilihanNYA, sekarang apa yang akan kita pilih sahabatku…?
Meskipun awalnya kita dibentuk untu
dipilih agar menjadi penyebar rahmatNYA, namun Dzat Maha adalah Maha Netral. Dengan
segala komponen yang dibentuk olehNYA Dzat Maha memberi makhlukNYA segala
kesempatan untuk memilih dan membentuk energi semau apapun kesadaran mereka mau
membentuknya. Itulah kenapa dua nilai sengaja dibuat agar kita mampu memilih
dengan akal.
Sahabatku… Kalau begitu bagaimana
tentang meningkatkan kesadaran diri agar kita senantiasa mampu memilih pilihan
yang terbaik. Agar diri kita tidak terjebak pada pilihan yang buruk, melainkan
hanya terus berada pada yang terbaik dalam yang terbaik.
Kebencian dan cinta kasih sayang adalah
sentimen biologis yang kompleks. Saat manusia berbicara tentang keduanya ini
maka kita tidak sekedar berbicara tentang keduanya sebagai perasaan. Melainkan sebagai
gerakan molecular jasad yang tergerakkan oleh energi kesadaran yang mana setiap
gerakan molecular menghasilkan frekuensi.
Sudah menjadi kodratnya setiap frekuensi
akan saling mempengaruhi frekuensi. Jadi frekuensi kebencian memang akan
mempengaruhi frekuensi cinta kasih sayang. Keduanya diramu oleh sistem biologis
yang sama, jadi wajar kalau mereka saling mempengaruhi.
Disinilah letak pentingnya
kesadaran yang terus belajar memilih, yaitu agar kesadaran mampu menggerakan molecular
untuk memilih membentuk frekuensi yang terbaik diantara dua frekuensi yang akan
terus saling mempengaruhi.
Adilnya, keduanya tidak akan
tertukar. Karena baik itu kebencian maupun cinta kasih sayang masing-masing akan
menggema dalam frekuensi yang berbeda dan akan menarik frekuensi yang berbeda
pula.
RAHMAT-NYA tidak akan tertukar
dengan kebencian. Frekuensi tidak bisa dimanipulasi dengan tipuan-tipuan kesadaran
yang berusaha menipu. Tidak ada yang bisa kita tipu dari semesta, karena
semesta tahu persis apa yang telah terpilih.
Sahabatku… Kesadaran itu lebih
halus dari niat, kemanapun dan bagaimanapun kitalah kesadaran itu. Seseorang
masih bisa memanipulasi niatnya. Tapi seseorang tidak bisa memanipulasi
kesadarannya sendiri.
Menjadi rahmatNYA bagi semesta alam
jelas adalah pilihan dari kesadaran yang sadar akan siapa Pembentuk dirinya
sebenarnya. Kebencian adalah pilihan kesadaran. Cinta kasih sayang juga pilihan
kesadaran.
Lalu apa yang akan kita pilih
sahabatku…? Inilah akhir renungan kita setelah mengetahui alasanNYA. Selamat
memilih dalam sisa hidup ini. Berusahalah menetralkan setiap pilihan
sebagaimana diriNYA membuat pilihan-pilihan itu.
Kalau masih terasa tidak mungkin,
maka pahami saja kalau ketidakmungkinan hanyalah jarak yang memisahkankan kita
kepada kemungkinan tak terbatas. Hilangkanlah jaraknya dan kita akan mendekat.
Salam Semesta
Copyright 2020 © www.pesansemesta.com