Sahabatku… Intuisi adalah arahan
fenomenal bagi mereka yang senantiasa mengharapkan arahan hidup yang hakiki. Syaratnya,
intuisi tidak bisa terkontrol oleh yang namanya ego, ketakutan dan bahkan
pikiran positif sekalipun.
Intuisi ini sangat netral dan
hanya berada di zona netral. Sementara zona netral itu melampaui negatif dan
melampaui positif.
Masalah tersembunyi dari berpikir
positif adalah kita sangat percaya diri kalau pikiran positif ini adalah sumber
kebahagiaan diri yang terbaik. Padahal itu belum tentu demikian. Akhirnya kita
mengontrol intuisi yang masuk kepada kita.
Ambil contoh, kita begitu
berpikir positif untuk diterima bekerja di salah satu perusahaan ternama, kita
menetapkan diri kalau itu adalah yang terbaik dan itu adalah sumber kebahagiaan
diri.
Pada masa di mana kita sedang
membangun zona berpikir positif itu, kemungkinan kita akan dituntun oleh
intuisi yang bahkan senantiasa mengarahkan diri untuk melakukan hal yang
kebalikan dari goal kebahagiaan awal kita. Bisa itu kita dituntun untuk membuka
usaha atau mungkin mengasah skill lain.
Ini memang hanya contoh, namun
sahabatku… Dalam porsi kita membangun pikiran positif kita harus juga tetap
belajar membangun kenetralan.
Kenetralan adalah sumber
kebahagiaan yang melampaui negatif dan positif. Intuisi tidak akan salah, tapi
pikiran positif kita mungkin melakukan kesalahan.
Jadi, kalau Anda mau intuisi Anda
menguat, maka janganlah mendikte semesta. Bukankah kita adalah pendikte ulung?
Bahkan Tuhan pun berani kita dikte bukan? Baiklah tidak perlu diakui, tapi
paling tidak jangan mendikte kalau ingin mendengar intuisi berbicara.
Kenapa? Karena intuisi tidak akan
hadir dalam ego yang masih mendikte. Semesta itu sangat sopan dan sangat
menghargai pilihan manusia. Jangan jauh-jauh, saat kita memilih untuk tidur,
otak kita patuh dan menutup sementara seluruh system pendengaran agar kita
tidak mendengar apa yang sebenarnya masih kita dengar.
Begitu juga dengan kerasnya
diktean ego kita. Intuisi akan mundur seribu langkah agar ego kita bisa terus
terdengar. Masalah tersembunyi dari ego yang lebih terdengar adalah, ego kita
sangat percaya diri kalau pilihannya adalah sumber kebahagiaan dirinya yang
terbaik. Padahal belum tentu demikian.
Ambil contoh, kita begitu
mendikte untuk diterima bekerja di salah satu perusahaan ternama, kita
menetapkan diri kalau diterima bekerja disini adalah yang terbaik dan itu
adalah sumber kebahagiaan diri.
Akhirnya ego terus mengontrol
intuisi yang masuk kepada kita. Karena bisa jadi, pada masa di mana kita sedang
mendikte semesta ini kemungkinan kita akan dituntun oleh intuisi yang bahkan
senantiasa mengarahkan diri untuk melakukan hal yang kebalikan dari goal
kebahagiaan awal kita.
Bisa itu kita dituntun untuk
membuka usaha, atau mungkin mengasah skill lain. Namun karena kita terlalu
mendikte semesta dengan ego ingin kita. Maka arahan intuisi itu tidak terdengar
dengan jelas.
Padahal, intuisi itu justru
mengarahkan kita pada jati diri yang sebenarnya. Intuisi tahu persis nilai
kebahagiaan diri kita yang terbaik sesuai dengan fungsi dan tujuan kita yang
sebenarnya.
Sahabatku… Kita tidak pernah
ditinggalkan sendirian dalam pilihan-pilihan yang harus kita pilih dalam hidup
ini. Redupkan sebentar saja suara ego yang meraung, maka intuisi akan
mengarahkan dengan manis.
Kadang kita membenci sesuatu
padahal itu baik bagi kita. Kadang juga kita terlalu meng-inginkan sesuatu
padahal itu tidaklah baik bagi kita.
Begitulah adanya, baik dan buruk
tidak bisa diukur oleh ego yang bahkan ego itu tidak bisa kita kendalikan
kenetralannya. Kenetralan itu sendiri bukan berarti kita tidak bisa memilih.
Tetapi kita justru menjadi pemilih yang sebenar-benarnya dalam pilihan-pilihan
yang ada.
Ingatlah selalu kalau hidup
adalah kumpulan pilihan. Ada bagian yang dipilihkan. Ada juga bagian yang kita
diberi kesempatan untuk memilihnya. Jasad, jiwa dan
ruh yang menghasilkan kesadaran bagi manusia berfungsi untuk membentuk manusia
menjadi pemilih yang unggul.
Jadi, bayangkan kalau kita selalu
diarahkan untuk memilih yang terbaik sesuai dengan tugas dan fungsi kita
sebagai khalifah diatas Bumi ini – Bukankah menguntungkan? Ini lah keuntungan
memiliki intuisi.
Kabar baiknya, setiap manusia
memiliki keuntungan ini – karena setiap manusia memiliki sesuatu yang bernama
intuisi. Hanya saja sejauh apa intuisi ini mampu bekerja untuknya, semuanya
tergantung pilihan manusia itu masing-masing.
Seberapa mampu kita mengendalikan
ego agar senantiasa hidup dalam zona netral akan sangat menentukan seberapa
kuat intuisi terbaca oleh kesadaran.
Perlu
digaris bawahi, kalau menjadi sangat intuitif itu bukan berarti kita menjadi peramal
masa depan. Menjadi sangat intuitif itu artinya kita mampu membaca sebab akibat
yang sedang dan akan berlangsung, sehingga kita mampu memilih yang terbaik.
Akhirnya kesadaran senantiasa bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat.
Selamat menguatkan intuisi
sahabatku…
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig
Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta