Terasa atau tidak terasa. Diyakini atau tidak diyakini. Kita hidup dalam lautan frekuensi yang kita buat sendiri. Itulah kenapa disebutkan “AKU tergantung prasangka hambaKU” yang mana artinya manusia sudah sepaket dengan nasib mereka sendiri. Tergantung dari bagaimana TINDAKAN mereka sendiri.
Kesadaran manusia menentukan bagaimana seluruh molekular tubuhnya memancarkan frekuensi. Lalu hasil dari pancaran frekuensinya inilah mereka akan mempengaruhi Bumi.
Dalam kesadaran setiap tindakan bergerak dan membentuk frekuensi. Bagaimanapun frekuensi kesadaran manusia akan selalu mempengaruhi tempat yang harus dipimpinnya, yaitu Bumi.
Tubuh kita adalah mesin molekular. Sementara setiap molekul memiliki frekuensinya masing-masing. Sudah menjadi kodratnya, setiap frekuensi molekular akan senantiasa terpengaruhi oleh kesadaran.
Sebagai energi manusia selalu menarik frekuensi sesuai dengan frekuensi apa yang mereka pancarkan. Sementara elektromagnetik manusia adalah apa yang menjadi dasar geomagnetik bumi.
Apabila molekular tubuh kita menghasilkan gerakan frekuensi tertentu maka Bumi juga akan merasakan efek tertentu. Gerakan molekular adalah keterhubungan yang mempengaruhi. Jejak langkah kita diatas Bumi ini adalah keterhubungan dalam ketersalingan dengan Bumi itu sendiri.
Bumi bukan sekedar tanah bulat berbentuk bulat yang kita sebut planet. Bumi adalah kehidupan dalam kehidupan. Sama seperti kita, manusia juga adalah kehidupan dalam kehidupan. Setiap kehidupan dalam kehidupan akan selalu senantiasa menyatu dalam jalinan yang menyatu. Begitulah semesta dalam wujud yang apa adanya.
Dalam jalinan selalu ada timbal-balik. Maksud dari timbal-balik disini adalah frekuensi yang saling menarik untuk menerima. Kita tidak dapat memiliki pengalaman apapun di planet ini tanpa menariknya melalui frekuensi dan memancarkannya pula melalui frekuensi.
Setiap emosi, termasuk cinta dan benci yang baru kemarin kita bahas masing-masing memiliki frekuensi tertentu. Kesehatan memiliki frekuensi tertentu. Penyakit memiliki frekuensi tertentu. Tiap organ manusia disetel dalam frekuensi tertentu. Kehidupan adalah simfoni frekuensi.
Fakta ini membuat kehidupan kita saling terjalin erat, bukan hanya dengan sesama manusia saja, namun juga terhadap seluruh makhluk bumi lainnya, dan juga termasuk bumi itu sendiri. Jalinan itu terjalin otomatis dari setiap kehidupan kepada kehidupan.
Medan elektromagnetik ada di mana-mana, manusia sendiri adalah penghasil dan pemancar elektromagnetik yang aktif. Setiap gerakan, emosi dan tindakan kita memancarkan gelombang elektromagnetik yang berbeda-beda.
Gelombang elektromagnetik adalah fenomena fisik hasil dari pergerakan molekular yang tadi kita bahas di awal. Masuk kedalam molekul pada tingkat mikroskopik atom, elektron bermuatan partikel terus bergerak di sekitar inti atom, sehingga menciptakan medan magnet.
Itulah kenapa hewan, tumbuhan, bahkan benda yang kita anggap mati seperti batu dan air pun kalau diukur mengeluarkan elektromagnetik dengan berbagai ukuran angka. Jadi ini bukan tentang manusia dan bumi saja, tetapi tentang segalanya. Semesta adalah lautan energi yang dibentuk.
Gelombang elektromagnetik ini sendiri dapat diukur melalui alat tertentu dengan efek yang dapat diamati dengan jelas. Kita bisa membeli alat ini secara umum, dari alat ini kita akan melihat bahwa semuanya benar-benar memiliki medan magnet, termasuk juga Bumi.
Medan magnet bumi, dikenal dengan nama medan geomagnetik, yaitu medan magnet yang memanjang dari iner core bumi ke luar angkasa, tempat bumi bertemu angin matahari, aliran partikel bermuatan yang berasal dari matahari. Tetapi medan magnet matahari tidak sampai situ saja, tetapi meluas jauh ke luar angkasa melampaui Pluto dan seterusnya.
Perpanjangan medan magnet matahari yang jauh ini disebut bidang magnet antarplanet atau Interplanetary Magnetic Field (IMF). Apa yang sedang kita bahas disini, masih jalinan dalam ruang lingkup yang masih sangat sempit. Masih ada ruang lingkup luasnya yang bisa terpelajari.
Jadi kalau kita bertanya; Apakah memang benar kita ini terhubung dengan bumi melalui frekuensi? Jawabannya adalah iya, manusia dan Bumi terhubung. Elektromagnetik manusia dan geomagnetik Bumi saling terhubung dan saling memberi pengaruh.
Lalu bagaimana frekuensi kita membawa pengaruh bagi Bumi? Jawabannya adalah dengan seluruh pergerakan jasad yang dikendarai oleh kesadaran.
Jadi begini sahabatku… Jantung manusia adalah sumber kuat elektromagnetik yang bahkan beberapa meter jauhnya dapat dideteksi oleh instrumen ilmiah modern. Jantung manusia terhubung secara ekslusif dengan otak. Sementara otak terkendalikan oleh kesadaran.
Secara stimulant kita memancarkan medan elektromagnetik non stop. Nah, sebenarnya medan elektromagnetik jantung berisi informasi atau kode tertentu. Informasi dan kode tertentu ini ditransmisikan ke seluruh dan di luar tubuh, kepada seluruh makhluk Bumi, termasuk ke Bumi.
Hasil percobaan menunjukkan, ketika orang menyentuh atau berada dekat dengan sesuatu atau seseorang, terjadi pemindahan energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh jantung. Perpindahan ini bukan hanya terjadi antar sesama manusia, namun sesama makhluk bumi dan bumi.
Kita ambil contoh yang berhubungan dengan beberapa pembahasan kita sebelumnya, yaitu emosi cinta dan benci. Dengan cinta seseorang mampu menarik frekuensi gembira, damai, bahagia, bersyukur. Dan dengan benci seseorang mampu menarik frekuensi marah, cemburu, sedih, bersalah, malu, kepedihan.
Sayangnya rasa cinta atau benci yang kita pancarkan tidak hanya untuk diri kita sendiri, melainkan untuk seluruh makhluk dan planet Bumi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketika kita memancarkan emosi, jantung kita menghasilkan gelombang elektromagnetik yang akan diterima oleh bumi. Lalu frekuensi geomagnetic bumi memancar menuju magnet antar planet.
Ini adalah bukti kuat penelitian yang menunjukan bahwa kita memang satu dengan semesta. Sebuah bukti koneksi raksasa kehidupan. Sains telah membuktikan sendiri bahwa kita semua adalah bagian dari jaringan koneksi raksasa yang tidak hanya mencakup kehidupan di planet ini, tetapi seluruh tata surya kita dan apa yang ada di baliknya.
Semakin banyak orang yang memancarkan emosi yang sama, maka mereka seperti membangun medan energik besar untuk bumi dan makhluk bumi lainnya. Berarti misalkan semakin banyak kebencian maka sedikitnya akan mempengaruhi yang lainnya juga dan dapat berkontribusi pada perubahan global yang sedang berlangsung.
Ini terjadi karena medan magnet bumi adalah pembawa informasi yang relevan secara biologis yang menghubungkan semua sistem kehidupan. Dan sudah kita ketahui bersama kalau sistem kehidupan terdapat hukum sebab-akibat. Jadi apapun frekuensi yang kita lakukan akan membawa kita mendekat kepada sebab-akibat tertentu.
Selama ini mungkin kita mengira bumi tidak merasakan kebahagiaan, kebaikan, ketenangan, kesedihan, kejahatan, yang semua berasal dari kebencian hati kita. Padahal sebenarnya bumi tahu dan merasakannya juga. Bahkan sebenarnya bumi yang lebih tahu terlebih dahulu.
Jadi apa yang bisa kita lakukan kepada Bumi saat ini sahabatku…?
Einstein berkata, “Semuanya adalah energi dan hanya itu yang ada padanya. Cocokkan frekuensi kenyataan yang Anda inginkan dan Anda tidak bisa tidak mendapatkan kenyataan itu. Tidak bisa dengan cara lain. Ini bukan filsafat. Ini fisika.”
Bagaimana kalau kita mulai membentuk kesadaran untuk memancarkan frekuensi terbaik bagi Bumi. Ingatlah… ibarat dua bilik jantung yang berdegup bersamaan. Begitulah kita dan Bumi.
Salam Semesta
Copyright 2022 © www.pesansemesta.com
Follow : https://www.instagram.com/pesansemesta.ig
Subscribe : https://www.youtube.com/c/pesansemesta